Karena acara berakhir sampai sore, Dharma beserta crew lainnya dipersilakan pemilik Hotel Ashton untuk tinggal di hotel. Mereka telah menyiapkan kamar untuk Dharma beserta crewnya, dan mereka tidak mengenai biaya. Dengan tujuan agar Dharma mempromosikan hotel ini di Youtube atau Instagram. Tentu saja Dharma menyetujuinya, dia menempati kamar yang cukup megah baginya.
"Ya ampun megah banget," gumam Dharma melihat seisi kamar hotel yang ditempatinya.
"Bukannya lo udah pernah lihat hotel ya?kan lo orang kaya," celetuk Randi lalu menghempaskan tubuhnya di kasur yang begitu luas. Dia satu kamar dengan Dharma, karena mubazir jika kasur seluas ini tidak digunakan.
"Nggak pernah Ran, sekalipun pernah ya cuma di hotel kecil. Dirumah terus gue, belajar, belajar, dan belajar. Gue ikut ekstra theater nih ya!kelas 11 langsung disuruh keluar," Dharma menceritakan masa lalunya. Dia sedikit bangga, sekarang dia bisa bebas karena telah mencapai cita-citanya.
"Ohhh," Randi ber-oh ria. "Gue ikut bangga Dharma!lo hebat udah mencapai semua ini," sambung Randi.
"Haha.. thankyou bro," Dharma berterimakasih. Dia lalu ikut menghempaskan tubuhnya ke kasur, untuk meregangkan punggungnya.
Baru saja Dharma memejamkan matanya, tiba-tiba handphonenya berdering. Muncul notifikasi whatsapp terlihat dari layar.
"Siapa sih whatsapp malam-malam," gerutu Dharma lalu mengambil handphonenya yang berada diatas meja dekat tempat tidur.
Membuka pesan itu mata Dharma berbinar, ternyata pesan itu berasal dari Marcella.Si perempuan manis.
+628xxxxxxxxx
"Hai kak, aku Marcella. Di halaman belakang buku aku kakak nulis nomor whatsapp kakak, jadi aku coba hubungi kakak. Emm.. kakak waktu film competition 2 hari kedepan,bakalan datang apa enggak?aku harap kakak datang :)
- Marcella -
"Hah? Ini beneran Marcella?" Dharma tidak percaya, Marcella akan menghubunginya secepat ini. Dia senyum-senyum sendiri membaca pesan dari Marcella, begitu menggemaskan.
"Kenapa bro?" tanya Randi melihat wajah Dharma benar-benar memerah layaknya tomat. Bahkan mungkin lebih merah dari tomat, Randi jadi takut Dharma kenapa-napa.
"Marcellaa," gumam Dharma pelan.
"Cella?siapa?" Randi kebingungan.
Dharma melempar handphonenya begitu saja ke kasur, lalu menggerak-gerakkan tubuh Randi.
"Ran, pokoknya kalau film competition kita harus kesana. Okey?" Dharma menatap mata Randi dengan tajam.