Berawal dari pertemuan di seminar menjelang Film Competition, selama di Indonesia Dharma sering menghubungi Marcella. Di waktu luangnya, terkadang Dharma mengajaknya keluar bersama, hanya berdua. Entah itu makan disuatu restoran ataupun berjalan-jalan menikmati pemandangan indah pemberian Tuhan. Sudah seminggu Dharma melakukan pendekatan atau yang biasa disingkat PDKT, dengan Marcella. Tampaknya, sejauh ini Marcella nyaman dengan Dharma. Bahkan dia menunjukkan beraneka ragam ekspresi yang menggemaskan ketika berada disisi Dharma.
Dharma termenung di kamar kesayangannya, memandang langit-langit kamar sambil memikirkan Marcella lagi, lagi, dan lagi. Muncul begitu saja dari otaknya, tiba-tiba dia ingin segera menyatakan perasaannya kepada Marcella. Masalah diterima atau ditolak, itu urusan belakang. Yang paling penting sekarang sebelum Dharma kembali lagi ke London, Marcella harus tahu akan perasaan Dharma yang tidak tertahankan ini.
"Gue buru-buru banget nggak sih?" awalnya Dharma berfikiran seperti itu. Tetapi mengingat-ingat sebentar lagi dia akan kembali ke London, Dharma langsung menghilangkan pikirannya itu lalu segera beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap-siap mencari tempat yang indah untuk menyatakan perasaannya kepada Marcella sekarang juga.
Dharma bersiap-siap secepat kilat, dia turun tangga dengan tergesa-gesa. Melihat itu, Veni jadi keheranan. Tidak biasanya Dharma bersemangat di hari libur, pasti dia akan bangun siang. Tetapi sekarang nyatanya tidak.
"Mau kemana nak?pagi-pagi tumben udah rapi. Nggak sarapan dulu?" tanya Veni.
"Nanti aja ya ma?aku ada urusan penting soalnya," jawab Dharma sambil mengenakan sepatu berwarna putih.
"Kerjaan?"
"Enggak," Dharma menggelengkan kepalanya.
"Terus urusan apa?"
Dharma memposisikan dirinya berdiri tegap setelah mengenakan sepatu. "Nembak cewek," ucap Dharma sambil tersenyum malu-malu. Lalu dia mencium punggung tangan Veni.
"Ya ampun.... udah mulai cinta-cintaan nih bapak youtuber dari Bali," goda Veni sambil tertawa lepas. Dia senang anak kesayangan satu-satunya itu sudah mulai dewasa dan mulai mengenal apa itu percintaan.
Dharma adalah orang yang gampang menentukan pilihan dengan cepat, dia memiliki teman yang mempunyai restoran megah. Dharma pun menyewa tempat itu, lebih tepatnya pada bagian rooftoop saja supaya pelanggan-pelanggan dari temannya tidak terganggu dengan acara yang Dharma buat. Tetapi selain hal itu, kenapa Dharma memilih rooftoop?karena Marcella suka dengan rooftoop. Baginya melihat pemandangan dari rooftoop adalah hal yang paling nikmat untuk dilakukan.
Dharma sibuk sekali mengatur posisi meja-meja di rooftoop bersama para karyawan, sehingga dia tidak sempat untuk membeli properti seperti bunga, boneka atau hal lainnya yang berbau dengan romantis. Dia pun memutuskan untuk meminta bantuan Sarah dan Randi, kebetulan hari ini mereka tidak memiliki jadwal pekerjaan. Jadi mereka berdua siap membantu Dharma menyiapkan segala hal.
********
"Gimana pak bos?puas dengan properti yang kita beli?" tanya Sarah ketika sudah sampai di restoran yang Dharma sewa. Sarah dan Randi membeli sebuah boneka teddy bear yang cukup besar, kotak kado berisikan berbagai macam alat tulis, karena Dharma pernah cerita kalau Marcella adalah anak yang rajin sekali belajar. Selain itu, juga ada buket bunga mawar merah jumbo, beraneka ragam jenis coklat dan lain-lainnya.
"Emm.. puas sekali bu manager. Makasih sudah meluangkan waktunya kameramen saya dan manager saya," jawab Dharma. Randi mendengus kesal, kelakukan Dharma dan Sarah random sekali sok-sokan berbicara menggunakan bahasa yang sangat formal.
"Udah selesai nih?" tanya Randi melihat dekorasi ruangan yang sudah diatur Dharma.
"Udah kok," Dharma mengangguk.