Melakukan perayaan, setelah Dharma menyanyikan sebuah lagu persembahan untuk Marcella sekarang waktunya makan secara besar-besaran. Marcella duduk diantara Dharma dan Sarah, dia masih tidak menyangka berada di posisi seperti ini.
"Dimakan atuh La," ucap Sarah sambil menyiapkan makanan dihadapan Marcella.
"Iya kak. Makasih," Marcella berterimakasih lalu menyantap makanan itu.
"La," panggil Randi yang duduk dihadapannya. Dharma tidak mengajaknya berbicara sama sekali karena menikmati hidangan yang rasanya benar-benar nikmat, jadi tidak bisa diganggu gugat sedikitpun.
"Iya kak?" respon Marcella dengan nada bicara khasnya yang begitu lembut.
"Gimana rasanya awalnya cuma jadi fans sekarang jadi pacarnya?" tanya Randi kepada Marcella sambil menggunakan bahasa dagu diarahkan ke Dharma. Dharma yang awalnya terdiam menikmati makanannya, mendengar itu berhenti seketika. Pertanyaan yang dilontarkan Randi sangatlah konyol, membuat dia tersipu dihadapan Marcella.
"Ya.. nggak nyangka aja gitu kak," pipi Marcella langsung memerah.
"Nggak nyangka gimana?" celetuk Sarah. Randi menahan tawanya melihat Dharma daritadi memelototinya.
"Biasanya kan cuma aku lihatin dari layar handphone, dari laptop, dari TV. Pokoknya terhalang sama sebuah layar lah ! Sekarang aku lihatnya secara nyata dan ketemu setiap hari," jawab Marcella sambil melirik kearah Dharma. Dharma tiba-tiba saja tersedak.
"Cieeeee.." ledek Randi.
"Salting tuh pacar kamu," goda Sarah sambil merangkul Marcella.
"Apaan sih Sar!" protes Dharma. "Eh La.." panggil Dharma menghentikan mengunyah makanannya.
"Iya kak?" Marcella mengangkat satu alisnya.
"Tapi beberapa minggu lagi kamu bakalan cuma natap aku lewat layar lagi," Dharma memegang kedua telapak tangan mungil Marcella. Marcella menghela nafas sambil berusaha menatap Dharma dengan senyum manisnya.
" Enggak apa kak. Kakak tahu? aku ngefans kaka dari awal pas editannya atau kualitas gambarnya belum sebagus sekarang, aku udah lihat dari awal. Selama itu aku ngefans sama kakak, soal sebentar lagi harus natap layar lagi nggak masalah kak buat aku. Yang penting aku milik kakak dan kakak juga milik aku," ujar Marcella menenangkan hati Dharma. Dharma hampir saja menitikkan sedikit air matanya, tetapi berusaha dia tahan dihadapan Marcella.
"AAAAAAAA!!" teriak Sarah setelah Marcella mengucapkan itu kepada Dharma. Menutup kedua telinganya.
"Sarahh?!!" Randi beranjak dari kursinya. " Lo kesurupan malam-malam gini?" tanya Randi.
"Hehe.. enggak," Sarah membuka telinganya lalu cengengesan menjawab pertanyaan dari Randi.
"Ih gila lo. Gue panik sumpah, ngagetin!" Randi berdecak kesal lalu kembali duduk ketempatnya semula.
"Gue tuh nggak kuat dengar atau lihat adegan uwu. Bawaannya nih pengen jerit-jerit gitu," ujar Sarah kembali bersikap normal.
Dharma dan Marcella terkekeh geli melihat tingkah Sarah yang sangat nyeleneh. Mereka berdua pun melanjutkan perbicangan mereka kembali. "La.." panggil Dharma lirih.
"Iya kak?" Marcella menoleh kearah Dharma.
"Kita saling percaya ya?jaga komitmen," Dharma mengangkat satu kelingkingnya memberi kode untuk membuat sebuah janji.