Blurb
Inun akhirnya pulang ke rumah ibunya. Setelah menolak perjodohan dengan laki-laki kampung beberapa tahun yang lalu, gadis itu ingin kembali dipinang. Ia ingin menjadi istri kedua bagi Rais yang dalam waktu bersamaan juga pulang dari perantauan.
Keinginan Inun disampaikan kepada keluarga Rais. Rais tak masalah beristri dua. Laki-laki itu sama sekali tak punya impian muluk-muluk terhadap keinginannya. Rais yang baru pulang dari perantauan kini adalah laki-laki yang berbeda.
Di kampung, Rais hanya bermenung di rumah ibunya. Ia sama sekali tak melakukan apa-apa. Menggantungkan hidup kepada sang ibu dan saudara perempuannya. Rais adalah laki-laki kalah yang pulang dari perantauan sebagai beban.
Di rumah ibunya, Rais menunjukan laku yang aneh. Ia berburu babi, lalu memakan dagingnya mentah-mentah. Ia pun melakukan bermacam ritual di lubuk yang berada di pekarangan belakang rumah ibunya. Perilaku aneh Rais malah dianggap sebagai kesaktian oleh orang-orang kampung.
Orang-orang kemudian berbondong-bondong meminta pertolongan kepada Rais. Mulai dari yang meminta kemenangan dalam pemilihan kepala daerah, meminta penglaris, hingga meminta guna-guna. Semua permintaan itu dikabulkan Rais karena kesakatiannya.
Tapi, kesaktian itu tak cuma-cuma. Ada tumbal yang harus diberikan. Rais mengambil tumbal dari nyawa seorang dukun, mengambil tumbal iparnya sendiri, bahkan mengambil tumbak saudara perempuan dan ibunya sendiri. Rais melakukan pembantaian yang sadis karena suara-suara yang berbisik di telinganya. Suara-suara itu berasal dari sang ayah yang telah lama mati.