Bisikan Mushaf Kuno

Yuli Yastri
Chapter #2

Bab 2

Profesor Adrian Volker sudah tiga malam tidak tidur. Sejak ia menemukan mushaf kuno itu di ruang arsip, hidupnya berubah menjadi teka-teki.

Suara bisikan itu masih terngiang-ngiang jelas di kepalanya, seolah ada makhluk gaib yang sengaja menempelkan rahasia ke telinganya.

Di ruang kerjanya, ia membuka catatan.

“Granada, Andalusia, kebenaran yang disembunyikan.”

Ia menulis kalimat itu berulang-ulang. Tapi apa maksudnya?

Adrian seorang orientalis tulen. Ia menguasai bahasa Arab klasik, sejarah Timur Tengah, hingga peradaban Islam. Namun, saat membaca mushaf itu, ia merasa ada sesuatu yang melampaui logika akademis.

Pria itu akhirnya sadar bahwa ia butuh seseorang yang memahami mushaf, bukan sekadar dari sisi akademis, tetapi dari sisi ruhani.

Beberapa hari kemudian, di sebuah seminar internasional di Berlin tentang “Spiritualitas dalam Manuskrip Islam”, Adrian hadir sebagai pembicara. Ia masih menyembunyikan penemuan mushafnya, tetapi diam-diam ia mengamati para peserta.

Di antara hadirin, matanya tertuju pada seorang pemuda berwajah teduh, berjubah sederhana, dan mengenakan sorban kecil di leher.

Pemuda itu tidak menonjol, duduk di barisan belakang. Akan tetapi, tatapannya penuh perhatian, berbeda dengan para akademisi lain yang sibuk mencatat atau berdebat.

Setelah sesi berakhir, Adrian memberanikan diri mendekati pemuda itu.

“Dari mana asalmu?” tanya Adrian dengan bahasa Inggris yang fasih.

Lihat selengkapnya