Entah bagaimana caranya agar perjalanan ini tidak berhenti di tengah jalan. Kukira, saat awal dulu, aku akan mendapati semua keadaan berlangsung seperti yang kuharapkan. Pasangan yang baik, mertua yang cukup bijak, materi yang cukup, pekerjaan yang menyenangkan, dan anak-anak yang lucu berlarian.
Semuanya seperti fatamorgana. Aku tidak tahu apa yang salah pada diriku sehingga kudapati diri berada dalam kondisi yang tak pernah terbayangkan sama sekali. Pernikahanku indah hanya sampai pada bulan pertama, selebihnya aku seolah kehilangan arah. Aku merasa sudah bersiap, meski ternyata baru kusadari bahwa masih banyak hal yang terlewatkan. Aku tak bertanya lebih dalam kepadanya, tak menggali lebih jauh tentang keluarganya. Aku telanjur terpukau pada kebaikan yang tampak lahir, lupa mengklarifikasinya. Kini, aku berada dalam pernikahan yang sama sekali tidak sesuai dengan mimpi yang kumiliki.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana nasib karier yang sudah kubangun, bagaimana ilmu parenting yang sudah kupelajari, kalau semua itu tak pernah bertemu pendapat dengan orang tuanya.