Kini seminggu itu telah berlalu. Hari-hari berikutnya kujalani dengan biasa-biasa saja. Tak ada hal yang berbeda, tak ada hal yang berarti. Hari-hariku hanyalah sebatas untaian perintah ibuku. Pernah, suatu saat ketika aku sedang mengikuti pembelajaran daring, tiba-tiba saja ibuku--selanjutnya akan kusebut saja dengan Emak--memerintahkanku untuk mematikan ponselku dan membantunya mencuci kentang.
"Emak lagi ada pesenan banyak nih, daripada hape-hapean terus mendingan lo bantu Emak nyuci kentang tuh," kata Emak waktu itu. Emak bukannya tidak paham tentang pembejalaran daring--bahwa karena adanya pandemi, maka sekolah dialihkan menjadi daring--namun ia hanya tidak peduli. Baginya orderan kentang mustofanya jauh lebih penting daripada pelajaran-pelajaran sekolahku.
Aku yang enggan beranjak karena khawatir tertinggal dalam hal pelajaran, dengan berat hati mengesampingkan perintah Emak. Hingga tiba-tiba Emak merampas ponselku.