Bizarre Story of Ours

Vita Pertiwi
Chapter #1

Prolog

“Sayang, barang-barangnya udah disiapin semua?” teriak wanita paruh baya dari lantai satu kepada anak perempuannya yang sedari tadi belum keluar kamar. “Masih proses ma!” jawab anak perempuan itu sambil berteriak dari kamarnya di lantai dua. Meskipun ia memiliki beberapa hari sebelum hari H, tetapi ia masih belum selesai mengepak barang-barangnya. “Theo udah dateng nih!” ucap ibunya sekali lagi. Perempuan itu menghela napas dan melihat sekeliling kamarnya yang masih berantakan. “Suruh naik aja! Aku belum selesai!”

Theo naik ke atas dan berjalan menuju kamar temannya. Ia mengetuk tiga kali dan membuka pintu yang penuh foto penyanyi favorit dari penghuni kamar. Begitu pintu kamar itu terbuka, terlihat koper-koper terbuka, pakaian yang berserakan dan temannya yang duduk di tengah ruangan. “Astaga,” ucap Theo. “Berantakan banget, kamu ga sengaja mainin jumanji ya?” ucap Theo dengan nada sarkastiknya. “Ha ha, lucu banget Te,” jawab perempuan itu. Theo menyunggingkan sudut bibirnya dan duduk di depan temannya. “Aku ga tau harus bawa apa aja. Terlalu banyak yang ingin ku bawa,” keluh temannya. “Semua barang di kamar ini punya sejarahnya masing-masing. Apa aku ga bisa bawa semua?” tanya perempuan itu dengan ekpresi memohon andalannya. “Apartemen kita ga sebesar itu Joy,” jawab Theo tenang. Perempuan bernama Joy itu pun memasang muka sedih dan berharap strategi kali ini bisa berhasil. Theo selalu menuruti permintaannya apabila ia memasang ekspresi itu. “Nice try, tapi sekarang ga akan mempan,” ledek Theo. Ia bangkit dan mulai mengeluarkan beberapa baju dari koper Joy, “ini ga perlu ... ini juga.” Joy mengamati sahabat baiknya yang tengah sibuk mensortir barang-barangnya. Ia pun mengakui kemampuan Theo dalam mensortir barang-barangnya, sahabatnya itu memang sudah sangat memahami dirinya. “Nah, sekarang koper-kopernya bisa ditutup deh,” ucap Theo sambil tersenyum. Joy ikut tersenyum, “Sebetulnya aku takut banget buat tinggal jauh dari orang tua, tapi kayaknya aku ga perlu khawatir.” Theo berjalan mendekati Joy dan mengacak rambut temannya dengan lembut, “Of couse silly, ada aku di sana jadi ga usah khawatir. Kita akan melakukan banyak hal menyenangkan bersama.”

Lihat selengkapnya