Black Fox

Adam Maulana Hasan
Chapter #2

Chapter 1

Ini... dimana? Kenapa tempat ini gelap sekali?.

Ah... tidak, ini bukan karena tempatnya yang gelap, melainkan mataku saja yang tertutup saat ini.

Mengetahui hal itu, aku pun mencoba membuka kedua mataku dengan sekuat tenaga, namun entah kenapa itu semua tidak berhasil kulakukan, aku terheran dengan keadaanku yang sekarang dan bertanya-bertanya kenapa aku tidak bisa membuka kedua mataku?.

“ Ini tidak berhasil. ”

Suara seorang perempuan dewasa pun terdengar dari telingaku, meskipun saat ini indra penglihatanku tidak bekerja dengan baik, tapi untungnya aku masih memiliki indra pendengaran yang cukup baik untuk mengetahui keadaan sekitar.

Aku merasa bersyukur akan hal itu. Tak selang beberapa lama suara itu kembali terdengar namun kali ini ada dua orang yang sedang berbicara satu sama lain.

“ Pembuatan manusia baru berjenis kelamin laki-laki sungguh sangat merepotkan, kita sudah menghabiskan seluruh sampel dan juga seluruh sel genetika manusia baru yang ada untuk melakukan percobaan ini.”

“ Ya... itu benar, aku tidak bisa menyangkalnya. ”

“ Tapi sebenarnya apa yang ada dipikiranmu itu? Membuat manusia baru dengan sel genetika manusia lama itu sudah cukup mustahil dilakukan, memang benar pertumbuhan dari bentuk tubuhnya sangat cepat tapi di dalam sel mereka tidak ada vaksin untuk mencegah penyebaran virus Breaver itu, dan yang lebih gilanya lagi kau memasukkan vaksin itu kepada sel genetika anak kecil yang berusia 6-7 tahun? Dan sel itu juga sudah berusia berpuluhan tahun, aku tidak tahu kau bisa dapat darimana sel anak kecil ini. ”

“ Aku hanya kebetulan saja menemukannya, tapi melihat pertumbuhan tubuh anak ini secara singkat, dari mikroba kecil hingga tumbuh menjadi sempurna seperti ini sudah kita anggap sebuah keajaiban, padahal baru seminggu kita melakukan percobaan ini. Dan dari situlah kita semua sangat percaya bahwa percobaan terakhir kita ini, pembuatan manusia berjenis kelamin laki-laki akan berhasil dengan sempurna. ”

“ Aku tidak akan menyangkal hal itu. ”

Mereka berdua sedang membicarakan apa? Aku sama sekali tidak paham. Manusia baru? Percobaan untuk membuat manusia berjenis kelamin laki-laki? Virus Breaver? Sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan?.

Entah kenapa aku mulai merasa ketakutan, aku takut kalau mereka akan melakukan sesuatu kepada diriku saat ini, dan oleh karena itu aku kali ini mencoba untuk menggerakkan kaki dan tanganku agar bisa pergi dari tempat ini.

Meskipun aku saat ini tidak bisa melihat apapun, bagiku itu bukanlah masalah, yang terpenting saat ini aku harus pergi dari sini.

Tapi sayangnya apa yang aku takutkan telah terjadi, aku juga saat ini tidak bisa menggerakkan kedua tangan dan kakiku, bahkan jari-jemariku tidak bisa kugerakkan seperti yang seharusnya.

Apa... apa yang terjadi!? Kenapa aku tidak bisa melakukan apapun saat ini!? Ibu... aku takut... dimana kau ibu.

“ Hei, apa kau waktu itu jadi memasukkan serum itu kepada anak ini?. ”

“ Tentu saja, dengan serum itu dia akan menjadi lebih pintar dan dapat memahami situasi dengan cepat, dan tentunya dia akan mampu berpikir secara rasional meskipun pada saat keadaan genting. Aku ingin dia menjadi anak laki-laki yang pertama melihat dunia baru ini, hora... meskipun sel genetika nya sudah hidup bertahun-tahun tetap saja dia manusia yang berasal dari masa lalu, oleh karena itu aku ingin dia melihat dunia baru kita, dunia yang dipenuhi dengan perempuan saja. ”

“ Ya, kita bisa berspekulasi saja kalau ingatan tentang masa lalunya masih ada di dalam tubuh anak ini. ”

“ Ya, kau benar. Kalau begitu kita akhiri ini semua, lalu kita siapkan pemakamannya, ini sudah yang ke-62 kali kita memakamkan seorang anak laki-laki. Kita jadikan ini yang terakhir kalinya. ”

“ Hei kalian bertiga, bisakah kalian membantu kami untuk mengangkat anak ini? Aku akan menyiapkan peti matinya. ”

Tidak! Tunggu... pemakaman untukku? Aku ini masih hidup belum mati! Ini gawat, aku tidak bisa melakukan apapun untuk memberitahu mereka kalau aku saat ini masih hidup.

Kemudian aku merasakan tangan salah satu dari mereka menyentuh kepalaku, dia mengelus kepalaku dengan perlahan dan diakhiri dengan kecupan di keningku. Aku kembali tenang saat ia telah melakukan hal itu kepadaku.

Dia pun berbicara di depan wajahku.

“ Maafkan aku... kerena aku yang lemah ini belum bisa membuatmu terlahir kembali dan melihat dunia baru ini. ”

Tidak... ini bukan salahnya, seperti yang tadi mereka berdua bicarakan. Dari awal aku tidak bisa dilahirkan kembali, dia bilang bahwa vaksin untuk membuatku bertahan hidup di dunia ini sudah tidak bisa bekerja, karena sel ku berasal dari masa lalu dan kemungkinan virus Breaver yang mereka bicarakan itu sudah menyebar ke seluruh tubuhku saat ini.

Jadi aku tidak akan menyalahkan kalian jika aku tidak bisa hidup di dunia baru ini. Kalau begitu berarti ayah dan ibuku sudah tidak ada lagi ya, ini sungguh menyesalkan... aku ingin menangis karena aku tidak bisa melihat kepergian mereka berdua. Apa aku akan menyusul mereka ke akhirat sana?.

Tidak!.

Aku belum bisa menyusul mereka saat ini! karena saat ini aku masih hidup! Aku masih bernapas meskipun agak lemah, aku bisa mendengar, aku masih bisa merasakan apa yang mereka lakukan kepadaku tadi.

Aku ingin melihat dunia baru ini! tunjukkan kepadaku... dunia baru umat manusia!.

Dan akhirnya sebuah keajaiban pun terjadi, perlahan tapi pasti... saat ini aku berusaha membuka mataku dan dengan begitu cepatnya cahaya yang menyilaukan masuk ke dalam penglihatanku.

Aku saat ini dapat melihat meskipun masih terlihat samar-samar tapi bagiku ini sudah cukup. Dan tak hanya mataku saja, kali ini aku bisa menggerakkan mulutku secara perlahan, dan sedikit demi sedikit aku bisa mengeluarkan suaraku meskipun tidak terdengar dengan jelas.

“ Tolong... jangan... ”

Kutatap seorang perempuan dewasa yang sedang dekat denganku, dia pun terkejut saat melihat mataku terbuka sedikit serta mendengarku meminta tolong.

“ I-ini... tidak mungkin... dia... dia masih hidup! Hei kalian cepat pasang kembali alat pendeteksi detak jantungnya!. ”

“ Baik. ”

Setelah mendengar jawaban dari suara perempuan itu tiba-tiba aku mendengar suara alat pendeteksi detak jantung itu memberitahukan kepada mereka semua, bahwa aku saat ini masih hidup.

Aku bersyukur... aku sangat bersyukur.

“ Kita harus menstabilkan kondisi tubuh anak ini. ”

“ Ini benar-benar mengejutkan, aku sampai takjub melihat ini semua. Manusia lama ini, tidak, maksudku anak laki-laki ini bisa bertahan hidup di dunia yang penuh dengan bahaya di setiap detiknya.”

“ Siapkan ruang perawatan untuk anak ini, aku tidak mau kehilangan dia lagi. ”

“ Baik, akan segera aku persiapkan. Ini benar- benar mengesankan. ”

Aku pun melihat salah satu dari mereka pergi untuk menyiapkan ruang perawatan seperti yang dia katakan tadi. Kali ini aku bisa bernapas lega, aku benar-benar selamat kali ini, aku tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau aku dikubur hidup-hidup di dalam peti mati tadi.

Kemudian salah satu perempuan dewasa itu mendekatiku kembali, dia memiliki suara yang sama seperti orang yang memerintahkan perempuan yang menyiapkan ruang perawatan kepadaku tadi.

Dia pun berbisik kepadaku.

“ Sudah... semuanya sudah aman, kau boleh istirahat kembali. ”

Lalu disaat ucapannya berakhir, air mataku pun tumpah setelah terbendung di pelipis mataku. Meskipun saat ini aku tidak bisa berteriak, meskipun saat ini aku ingin memeluknya agar bisa berterima kasih kepadanya, semua itu belum bisa kulakukan.

Tapi aku masih bisa mengucapkan terima kasihku kepadanya dengan setulus hatiku.

“ Te...rima... kas...sih.”

“ Ya... sama-sama. ”

 Setelah itu aku pun memejamkan mataku kembali dengan maksud tujuan untuk beristirahat setelah apa yang terjadi denganku. Aku benar-benar lelah setelah mendengar apa yang mereka bicarakan tentang dunia baru ini, ya... terutama dengan virus yang bernama Breaver itu.

Sebenarnya apa virus Breaver itu?.

Aku sama sekali tidak ingin mengambil banyak pikiran tentang virus itu, yang jelas saat ini aku ingin beristirahat, karena aku saat ini benar-benar kelelahan. Masalah virus itu... akan aku tanyakan kepadanya nanti...

***

Tahun 2286, atau bisa dikatakan tahun ke-60 kalender baru dunia.

Dunia masih tetap sama, masih ada gejolak diantara lima kubu besar yaitu Axel, Royce, Revol, Monarch dan Newerlise. Kelima kubu itu terbentuk karena negara-negara besar bergabung menjadi satu dengan maksud untuk mencegah peperangan pecah kembali. Tapi kenyataannya Perang masih tetap berlanjut diantara mereka berlima untuk memperebutkan kekuasaan.

Namun yang berbeda dari perang ini adalah, mereka yang maju digaris depan merupakan seorang perempuan yang berumur 16 sampai 20 tahun. Bukan karena terpaksa mereka maju ke garis depan melainkan ini semua karena virus mematikan yang membuat seluruh manusia berjenis kelamin laki-laki yang hidup di dunia ini mati seketika.

Virus itu disebut Virus Breaver, virus itu dibuat oleh seorang ilmuwan yang sudah muak dengan keadaan dunia pada saat perang dunia keempat pecah. Dia yang ingin mengakhiri kekejaman itu berujung menjadi sebuah kegagalan, sebab saat proyek pembuatan bom virus itu dilakukan mereka dengan sengaja meledakkannya karena nyawa mereka pada saat itu sedang terancam.

Alhasil , apa yang telah dilakukannya menjadi sebuah kekacauan diseluruh dunia, jumlah populasi manusia berjenis kelamin laki-laki menurun drastis hingga 80%, dan untuk mencegah penurunan itu lagi ilmuwan yang tersisa akhirnya membuat sebuah vaksin untuk mencegah kepunahan tersebut.

Namun yang terjadi bukanlah yang mereka inginkan setelah membuat vaksin tersebut, sebuah kehidupan baru pun muncul pada saat mereka menyuntikkan vaksin itu kepada wanita yang siap untuk dijadikan bahan percobaan sebagai orang yang akan melahirkan seorang anak.

Seorang bayi mungil perempuan pun terlahir di dunia itu, tapi yang berbeda darinya dia mengeluarkan sebuah aura, dan karena aura itu mereka akhirnya memiliki sebuah kekuatan yang aneh.

Oleh karena itu para ilmuwan pun akhirnya terlena dengan sebuah keajaiban itu, mereka akhirnya memfokuskan pembuatan manusia baru itu dan melupakan tujuan awal mereka.

Manusia baru itu akhirnya tumbuh semakin banyak dan mereka membagikan informasi itu kepada setiap kubu yang ada, tentang bagaimana cara mereka membuat manusia baru tersebut.

Tidak ada laki-laki yang memiliki julukan manusia baru itu, karena semua yang terlahir pada saat itu hanya seorang anak perempuan saja. Tapi meski begitu mereka semua tetap melanjutkan pembuatan manusia baru tersebut dan menghiraukan manusia berjenis kelamin laki-laki punah dengan perlahan.

Lihat selengkapnya