“ Mereka cukup mengesankan. ”
Itulah kata yang terucap dari mulut milik seorang wanita yang berumur sekisar 25 keatas itu. Pasalnya dia saat ini sedang melihat layar monitor yang menayangkan langsung simulasi perang virtual para calon komandan baru.
Dia tidak sendirian di ruangan megah ini, dengan kedua temannya mereka sedang menyaksikan bagaimana simulasi perang itu sedang berlangsung.
“ Dalam waktu beberapa dekat ini mungkin kita akan berhasil merebut kembali wilayah yang telah diambil paksa oleh kubu Axel dan Monarch. Apa kalian setuju?. ”
Salah satu diantara wanita itu pun angkat bicara setelah mendengarkan ucapan dari wanita yang memiliki rambut pirang tersebut. Wanita itu memakai kacamata dengan rambutnya yang panjang sebahu berwarna biru kehitaman.
“ Alex Rockwell dan Chris Rowwell ya, mereka berdua manusia ciptaan keluarga Well yang terkenal itu bukan? Kalau memang benar mereka dari keluarga Well yang terkenal itu, maka apa yang kau katakan tadi itu bukan isapan jempol belaka. ”
“ Kalau soal itu aku yakin mereka berdua bisa merebut kembali wilayah kita, lihat saja cara mereka memerintahkan pasukan mereka dengan baik dan juga rapi itu, siapapun bisa melihat kehebatan dari mereka. ”
“ Ya, seperti Alex Rockwell... dia menyerang markas musuh dengan membagi dua kelompok yang terdiri dari satu guardian dan satu slayer, dan sniper miliknya ia tempatkan dia atas bukit dekat markas tersebut. Memang strategi penyergapan dua arah itu terlihat beresiko, tapi jika dilihat lagi dia mungkin telah memperkirakan bahwa strateginya itu akan berujung pada kesuksesan. Kenapa aku bisa berbicara seperti itu?. ” Tanya dari wanita yang memakai kacamata.
Wanita berambut pirang itu memasang raut wajah berpikirnya, dan dengan perlahan ia mengatakan apa yang telah ia pikirkan setelah mendengar penjelasan dari wanita berkacamata itu.
“ Dia melakukan strategi penyergapan itu karena dia tahu akan ada pasukan Rayers yang akan membantunya, mengingat simulasi perang ini diadakan bersama dengan komandan yang lain. ”
“ Benar, dia sepertinya bertaruh akan hal itu. ”
“ Lalu bagaimana menurutmu tentang strategi yang dilakukan Chris Rowwell itu?. ” Tanya wanita pirang kepada wanita berkacamata.
“ Tentunya dia memakai cara yang aman untuk menyelesaikan misi tersebut, dia tidak mau kehilangan pasukannya dengan mengambil tindakan yang beresiko, dia lebih memilih menang tanpa ada korban yang berjatuhan, ya meskipun apa yang dia lakukan juga sangat beresiko untuk pasukannya itu. ”
“ Begitu ya, tidak kusangka mengajakmu untuk menonton simulasi ini akan sangat membantu, nona pengatur strategi. ” Ucap wanita pirang.
“ Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka para calon komandan baru itu, dan juga... bisakah kau menikmati tontonan ini? Celine-san. ” Lirik wanita berkacamata ke arah wanita yang sedang memejamkan matanya saat ini.
Dia memiliki rambut panjang berwarna putih dengan topi admiral yang sedang ia pakai di kepalanya, dia seperti tidak tertarik dengan simulasi perang itu sama sekali bahkan dari awal calon komandan itu datang ke markas ini, dia sama sekali tidak tertarik.
Namun keberadaannya disini untuk mengawasi jalannya simulasi itu sangatlah penting, karena dia merupakan Rayers terkuat di Newerlise ini. Celine, itulah nama panggilan dari wanita tersebut.
“ Pastinya akan sama saja bukan? Sama seperti lima tahun yang lalu, aku sama sekali tidak tertarik dengan mereka semua. ” Ucapnya dingin kepada kedua wanita itu.
Mereka berdua pun menghela napas setelah Celine mengatakan hal itu kepada mereka berdua. Mereka berdua mungkin sudah tidak sanggup lagi membuat si Rayers terkuat di Newerlise itu untuk tertarik dengan calon komandan baru yang sedang menjalani simulasi perang saat ini.
Apapun yang dari tadi mereka bicarakan itu untuk menarik minat Celine agar dia mau melirik calon komandan baru yang akan menjadi bagian kekuatan dari Kubu Newerlise.
Namun bisa dilihat, apa yang mereka berdua lakukan itu sia-sia, Celine sama sekali tidak tertarik sedikitpun.
Lalu suara dari pengeras suara yang terletak di meja mereka bertiga pun berbunyi. Terdengar suara seorang perempuan dari pengeras suara tersebut.
“ Maaf kalau aku mengganggu penilaian kalian terhadap calon komandan baru sekarang, terutama untuk Celine-san yang sedang duduk disana dan menikmati tontonannya. ” Sindir dari perempuan yang sedang lewat pengeras suara tersebut.
“ Mou... Friska-chan jahat... kenapa bukan Friska-chan yang duduk disini, padahal Amagi-sama yang memerintahkan ku untuk memimpin jalannya simulasi disana bukannya kau, dan juga apa-apaan kemarin itu? Bisa-bisanya Friska-chan mengurungku di dalam kamar dan menggantikan posisiku sebagai pengawas mereka kemarin?. ” Ucap Wanita pirang itu.
“ Bukankah aku sudah membelikanmu kue edisi terbatas itu sebagai permintaan maafku?. ”
“ Satu kue saja belum cukup untukku, lain kali traktir aku makanan lainnya. ”
“ Baik-baik, akan aku lakukan nanti. ”
“ Sudah cukup kalian berdua, disini bukan untuk membahas masalah pribadi kalian dan juga kapan-kapan traktir aku juga Friska. Jadi? ada apa Friska? Kenapa kau menghubungi kami?. ” Tanya Wanita berkacamata itu.
“ Kalian berdua sama saja, dasar merepotkan. Kembali ke pembahasan kita tadi, apa kalian bertiga melihatnya? Salah satu calon komandan yang bernama Azelf Cromwell sedang melakukan hal yang sangat menarik, ini pertama kalinya aku melihat komandan yang melakukan hal semenarik itu. ”
“ Azelf Cromwell? Apa dia termasuk manusia ciptaan Keluarga Well itu?. ” Tanya wanita berkacamata yang terheran dengan nama yang menurutnya asing baginya.
“ Aku tidak pernah mendengar nama keluarga Cromwell di keluarga besar Well, mungkin ada seorang ilmuwan yang memakai nama Well yang sama dengan mereka. ” Jelas Friska.
“ Begitu ya, tolong kau tampilkan kamera yang merekam aksi Azelf Cromwell ini. ” Pinta wanita berkacamata.
Wanita berambut pirang pun menekan sebuah keyboard yang ada di samping tempat duduknya itu dan tak perlu menunggu lama, monitor yang tadi menayangkan aksi Alex dan juga Chris berganti menjadi anak laki-laki yang bernama Azelf.
Saat melihat tayangan tersebut mereka terkejut bukan main, karena mereka melihat suatu keanehan disana, lebih tepatnya anak laki-laki yang bernama Azelf lah yang telah melakukan keanehan tersebut. Pasalnya saat ini kelima Rayers miliknya sedang bersiaga di markas dan membuat garis pertahanan di depan pintu markas.
Rayers kelas snipernya ia tempatkan di balik pepohonan yang tinggi dan memiliki jarak 500 meter dari markas. Mereka berdua pun bertanya-tanya... apa yang sebenarnya Azelf ingin lakukan? Bukannya ikut menyerbu markas musuh ia malah diam di markas sendiri dan tidak melakukan pergerakan sama sekali.
“ Kenapa dengan anak ini? Apa dia bodoh atau dia hanya ingin bermain-main saja?. ”
“ Ya, padahal masa depannya untuk menjadi seorang komandan dipertaruhkan disini. ”
“ Aku dengar kalian menayangkan simulasi perang ini kepada Rayers yang siap bertempur, kalau tidak salah mereka hanya berjumlah 25 bukan?. ” Tanya Friska disaat mereka berdua masih terkejut.
“ Ya, itu benar. Kami menyerahkan kepada Rayers untuk memilih siapa yang mereka sukai diantara keenam komandan yang ada, tentunya mereka harus benar-benar bisa memilih dengan baik, pasalnya nyawa mereka akan dipertaruhkan oleh komandan pilihan mereka masing-masing. Jika nyawa mereka melayang dengan cepat maka itu bukanlah salah komandan mereka, tapi itu salah mereka sendiri karena mereka yang tidak becus memilih komandan. ”
“ Tapi jika mereka memilih anak laki-laki yang bernama Azelf ini maka para Rayers itu jauh lebih sayang kepada nyawa mereka sendiri daripada kewajiban mereka untuk selalu siap berkorban untuk Newerlise. Bisa dibilang Rayers yang memilih Azelf itu hanya sebuah kegagalan saja.” Ucap wanita pirang itu dengan kesalnya.
“ Kau terlalu berlebihan Silvia... jika para Rayers itu sebuah kegagalan maka secara tidak langsung kau bilang bahwa Newerlise juga tidak becus mendidik para Rayers dengan baik bukan?. ” Ucap Friska yang sedikit kesal dengan perkataan dari wanita berambut pirang yang ternyata memiliki nama Silvia itu.
“ Habisnya... ” Rengek Silvia.
“ Jika kalian mengatakan bahwa anak laki-laki itu melakukan hal yang aneh, maka kalian bertiga itu sangat bodoh. ”
Silvia dan juga wanita berkacamata itu terkejut saat mendengar ucapan dari Celine yang dari tadi hanya terdiam tanpa berkata sedikitpun. Tapi saat mereka melihat kamera yang menayangkan aksi Azelf, Celine yang tadinya tidak tertarik akhirnya tertarik juga dengan salah satu calon komandan baru Newerlise itu.
Mereka berpikir bahwa apa yang mereka lihat dan dengar saat ini adalah sebuah keajaiban, ini merupakan momen-momen yang mereka tunggu dari tadi, tidak... dari lima tahun yang lalu.
“ Apa maksudmu Celine-san ?. ” Tanya wanita berkacamata agar obrolan ini tidak berhenti begitu saja.
“ Akan aku perjelas kembali apa yang aku katakan tadi. Jika kalian menganggap apa yang dilakukan anak laki-laki itu aneh maka pengalaman kalian selama di medan perang 15 tahun yang lalu hanya sebuah pengalaman yang tak berarti, tidak ada nilainya sama sekali. ”
Mereka berdua terdiam dan mencerna maksud dari apa yang dikatakan oleh Celine. Memang benar, apa yang dikatan mereka berdua tentang tindakan Azelf di simulasi saat ini sangatlah aneh, padahal dari awal Friska sudah memberitahu misi apa yang harus mereka lakukan di simulasi perang tersebut.
Jadi dalam sudut pandang mereka adalah Azelf bertindak di luar perintah dari misi yang harus ia lakukan sebagai seorang komandan.
Namun pada sudut pandang Celine, apa yang dilakukan oleh Azelf itu merupakan tindakan yang benar saat ini.
Tapi kenapa? Itulah pertanyaan yang sedang mereka pikirkan saat ini.
Celine yang melihat raut wajah rumit mereka berdua akhirnya memberitahukan alasan dibalik dia berkata seperti itu kepada mereka berdua.
“ Misi yang diberikan oleh mereka di simulasi perang ini adalah penyergapan markas musuh, dan tentunya secara tak langsung yang terpikirkan di benak kalian hanyalah menyerang markas musuh dan menuntaskan misi itu dengan cepat, apa aku benar Silvia?. ” Tanya Celine.
“ Eh? Ya... siapa saja akan berpikiran seperti itu bukan?. ”