“ Hm? apa kau benar-benar yakin kalau dia sudah sampai kemari?. ”
“ Ya, sudah dipastikan Komandan Azelf Cromwell sudah datang kemari dan sedang menuju ke mansion ini. ”
Terlihat seorang laki-laki berambut putih itu melihat ke arah luar jendela, dan dengan seringainya itu dia pun melihat seorang pemuda sedang berjalan santai di halaman mansionnya. Benar-benar tak disangka dia akan datang kemari, itulah yang ia pikirkan saat ini.
Dia sama sekali tidak panik ataupun ketakutan saat melihat pemuda itu, malah dia semakin bersemangat untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan dengan semangat yang penuh ingin tahu itu dia pun menyuruh salah satu Rayersnya itu untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan untuk menikmati kedatangan pemuda tersebut.
“ Sieg... kau bilang dia ingin menghancurkan kita bukan?. ”
“ Ya, itu benar Silver-sama. ”
“ Kalau begitu mari kita lihat siapa yang akan dihancurkan terlebih dahulu, dan juga dia sangat suka bercanda ya... tidak membawa satu pun Rayersnya disaat seperti ini, benar-benar komandan yang menarik. Silver... hadapi dia, aku ingin membawa tamu VIP kita ke balkon lantai tiga. ”
“ Baik Silver-sama. ”
Rayers yang bernama Sieg itu pun pergi dan meninggalkan si Silver seorang diri, tidak... dia di tempat ini tidak seorang diri. Terlihat dua pemuda berambut biru kehitaman serta pirang itu sedang menatap Silver dengan rasa permusuhan yang dalam.
Silver sama sekali tidak menanggapi hal itu, karena saat ini dia harus menjalankan janjinya kepada kedua orang tersebut.
“ Baiklah, mari kita pergi ke lantai atas tamu ku sekalian. Tenang saja... aku akan menyuguhkan pertarungan yang terbaik untuk kalian. ”
Ucap Silver dengan membukakan pintu yang berada di dekatnya dan mempersilahkan mereka berdua untuk berjalan terlebih dahulu. Pemuda yang memilik rambut berwarna biru kehitaman serta memakai kacamata itu berdiri dan berkata.
“ Ini benar-benar pertarungan berat sebelah komandan Silver, jika aku tahu kalau rekan kami akan bertarung dengannya maka dari awal kami tidak akan setuju dengan pertarungan ini.”
“ Tenang saja komandan Chris, Sieg tidak berbahaya kok. Aku sudah memberitahunya agar menahan dirinya untuk memberikan komandan Azelf keringanan. Tapi ya... pada akhirnya keputusan berada di tangan Sieg sendiri, bukankah begitu?. ”
“ Kau benar-benar yang terburuk Silver... ”
“ Benar sekali... dan kalian akan melihat keburukan itu komandan dari Newerlise sekalian. ”
Ucap Silver dengan senyuman yang tak berperasaan itu. Baginya ini semua hanya sebuah permainan yang telah ia nantikan, dan juga baginya komandan Azelf itu hanya sekedar boneka yang sedang menari di telapak tangannya. Karena semua ini sudah sesuai dengan apa yang ia inginkan sejak awal.
Pertandingan ulang yang sungguh menyenangkan, ucap Silver dalam hatinya.
Berganti dari tempat Silver menuju ke seorang komandan laki-laki yang mana pada saat ini ia sedang berdiri dan menatap mansion yang megah dihadapannya itu dengan diam. Dan tak luput dengan beberapa Rayers yang sedang berdiri di depan pintu mansion tersebut untuk berjaga agar dia tidak masuk lebih dalam lagi, dan tentunya dari beberapa Rayers tersebut dia melihat sosok yang ia kenali.
Rayers yang bisa menciptakan beberapa bilah pedang yang dapat dilesatkan sesuai yang diinginkannya serta seorang Rayers yang membuatnya datang kemari dengan perasaan yang penuh dengan permusuhannya saat ini.
Sieg dan Slyve, itulah nama yang dimiliki dari kedua sosok Rayers tersebut.
Komandan yang bernama Azelf ini pun angkat bicara setelah mengamati sekelompok Rayers yang sedang menjaga pintu masuk dari mansion yang besar itu.
“ Aku ingin bertemu Silver! Tolong beri jalan untukku. ”
“ Sudah cukup komandan Azelf, kau tidak bisa melangkah lebih jauh dari ini. ”
“ Sieg... jangan ikut campur urusanku dengan Silver sialan itu. ”
Ucap Azelf dengan mengambil pistol dari sarung pistol yang ia kaitkan di sabuk belakangnya. Melihat hal itu Sieg pun mengeluarkan pistol yang berada di balik jaket yang sedang kenakan saat ini dan berjalan mendekati Azelf.
Dan dalam jarak 10 meter darinya, Sieg pun berhenti melangkah dan memegang topeng yang saat ini ia kenakan dengan tangan kirinya dan meninggalkan pistolnya yang sedang ia genggam di tangan kanannya itu.
“ Kali in aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu komandan Azelf, karena Silver-sama sudah menyuruhku untuk bermain dengan mu, ya meskipun di berikan batasan saat melawanmu. ”
Azelf pun melihat ke arah balkon yang berada di lantai tiga mansion di depannya itu, dia sama sekali tidak terkejut saat melihat kedua komandan dari kubu Newerlise itu masih hidup disana yang saat ini sedang duduk bersama dengan seorang laki-laki berambut putih itu.
“ Begitu ya... dia masih menganggap ini semua masih dalam permainan yang ia buat rupanya, sampai-sampai mengundang komandan dari kubu lain untuk menonton permainan ini, benar-benar sifat tuan kalian ya. ”
“ Kalau begitu mari kita mulai permainannya komandan Azelf. ”
“ Terserah kalian mau sebut pertarungan ini apa, tapi yang jelas jangan menahan diri saat melawanku Sieg. Aku tidak ingin kau menyesal karena tidak menggunakan kekuatan penuhmu itu saat melawanku. ”
“ Kau sangat percaya diri sekali ya komandan Azelf. ”
Mereka berdua pun langsung menodongkan pistol mereka masing-masing dan menembak tanpa ragu sedikitpun. Terlihat rambut Azelf tertepa angin akibat dari tabrakan peluru yang mereka tembakan tadi, Azelf saat ini tidak menunjukkan ekpresi apapun karena dia tahu apa yang akan terjadi jika mereka saling menembak.
Tapi tidak untuk Sieg. Terdengar suara kagumnya saat in setelah melihat apa yang barusan terjadi tadi, pasalnya tembakan yang dia tujukan kepada Azelf seketika meleset dari arah tujuannya.
“ Apa aku mengejutkanmu?. ” Ucap Azelf dengan masih menodongkan pistolnya kepada Sieg.
“ Ya, aku benar-benar terkejut... bagaimana bisa komandan seperti mu... bisa memiliki kekuatan seperi kami para Rayers? Sebenarnya siapa kau ini komandan Azelf. ”
Alasan mengapa Sieg mengatakan hal itu adalah karena dia saat ini melihat sebuah keanehan yang seharusnya tidak terjadi pada seseorang yang bergelar komandan. Ya... itu adalah mata milik komandan Azelf bercahaya biru terang seperti warna matanya, itu merupakan salah satu tanda seorang Rayers yang sedang mengaktifkan kekuatan auranya. Dan seharusnya hal itu tidak dimiliki oleh seorang komandan dimanapun di dunia ini.
“ Tenang saja, aku hanya mengubah arah lajunya saja. ”
“ Mengubah arah lajunya?. ”
“ Saat melihat peluru mu yang menghantam peluru Mana waktu itu aku jadi bisa berspekulasi, jika memang tembakanmu tidak bisa diberhentikan oleh perluru biasa apa mungkin aku bisa mengubah arah lajunya? Dan apa yang aku perkirakan tadi memang benar... daripada menggunakannya satu lawan satu lebih baik aku gunakan peluru itu untuk menghindari peluru unik mu itu. ”
“ Jadi apa kau ingin menghabiskan seluruh pelurumu yang tersisa untuk mengubah arah laju peluruku agar tidak mengenaimu begitu?. ”
“ Ya, sekarang peluruku hanya tersisa dua magazine saja, dan kau?. ”
“ Kebetulan sekali, aku hanya membawa dua magazine saja saat ini. Tapi rasa percaya dirimu sangat tinggi ya komandan Azelf, apa kau pikir kau bisa menghindari seluruh tembakanku? Kau tahu kan bagaimana kekuatanku--”
“ Ya... aku tahu, tapi tenang saja... aku tidak akan mudah dikalahkan. Yang tadi itu hanya karena aku lengah saja jadinya aku tidak bisa ikut bertarung dengan Rayersku. ”
“ Begitu ya, kalau begitu tunjukkan kepadaku Azelf Cromwell!!. ”
Dan kemudian Sieg pun menembaki Azelf dengan semua peluru yang ada di pistolnya dan seperti yang Azelf katakan tadi, semua peluru yang melesat ke arahnya itu satu persatu di belokkan dengan mudah olehnya.
Tak ingin menghabiskan pelurunya dengan sia-sia, Sieg pun berlari mendekat ke Azelf dan melancarkan tendangannya yang ditujukan ke kepala Azelf. Azelf dengan sigapnya menahan serangannya tersebut menggunakan tangannya dan kemudian dia melancarkan pukulannya setelah menangkis kaki Sieg.
Sieg pun menghindari pukulannya dan mengarahkan pistolnya ke arah perut Azelf disaat dia mendekat ke arahnya, melihat hal itu Azelf pun tidak gentar sedikitpun dan menyerang kembali Sieg dengan tendangan berputarnya itu.
Dan akibatnya Sieg pun dibuatnya terpental karena kuatnya tendangan milik Azelf itu.
“ Hahaha... benar-benar masalah jika aku tidak menggunakan seluruh kemampuanku sekarang. Dan terlebih lagi... mata itu... ”
“ Ada apa? Apa kau ketakutan setelah mengetahui aku sekuat ini?. ”
“ Jangan membuatku tertawa komandan Azelf. Aku takut kepada mu? Tentu saja tidak. ”
“ Kalau begitu kemarilah dan serang aku dengan seluruh kekuatanmu Sieg. ”
Kata Azelf dengan mengisi kembali peluru pistolnya itu, dan tak ketinggalan dengan Sieg, dia pun mengisi peluru pistolnya dan bersiap untuk menyerang Azelf kembali.
“ Jangan menyesal komandan Azelf. ”
Ucap Sieg dengan mengeluarkan kilatan merah di sekitar tubuhnya. Azelf yang melihat perubahan Sieg itu hanya memandangnya diam dan tak menunjukkan rasa takutnya sama sekali.
Dan dengan cepat Sieg pun sampai di depan Azelf dalam waktu yang singkat, namun dia dikejutkan oleh sesuatu saat dia menyerang Azelf dengan lutut kaki kanannya itu. Kedua lengan Azelf dijadikan tameng untuk menahan serangan yang kelewat kuat itu, Azelf pun memekik kesakitan meskipun setelah menerima serangan tersebut.
Melihat kesempatan itu Sieg pun memutar tubuhnya dan menyerang kembali Azelf dengan tendangan kaki kirinya, dan bom! Azelf pun dibuatnya terhempas hingga ke bebatuan yang ada di halaman mansion.
Terdapat garis tanah yang hancur saat Azelf terhempas karena serangan Sieg tadi. Namun dia terheran saat ini, karena topeng yang ia kenakan hancur berkeping-keping dan memperlihatkan wajahnya.
“ Komandan Azelf... siapa kau sebenarnya?. ”
Terlihat Azelf yang berdiri dari kepulan asap yang saat ini sedang membersihkan kemeja putihnya itu meskipun dia tahu kemejanya itu tidak akan mudah dibersihkan dengan hanya mengunakan tangannya saja.
“ Kau benar-benar kuat ya Sieg... tanganku bisa dibuat mati rasa hanya dengan serangan itu. Tapi ya... usahaku rupanya tidak sia-sia. ”
“ Kau sebegitu ingin tahunya bagaimana wajahku ini ya, bercanda itu ada batasnya lo komandan Azelf. ”
Terlihat wajah seorang laki-laki tampan dengan rambut pendek berwarna merah sama dengan mata yang dimilikinya itu yang ternyata adalah Sieg.
“ Begitu ya, seorang laki-laki yang memiliki kekuatan aura rupanya. Para ilmuwan zaman sekrang benar-benar mengerikan ya, bisa membuat manusia seperti kalian itu sudah dikatakan menentang kuasa tuhan. ”
“ Aku tidak tahu apa maksudmu komandan Azelf, tapi yang ingin kuketahui saat ini adalah bagaimana kau bisa membaca seranganku tadi?. ”
“ Sepertinya aku tidak perlu menyembunyikannya darimu. ” Liriknya ke arah Silver dan kedua komandan Newerlise saat ini berada. Azelf seperti tidak ingin pembicaraan ini didengarkan oleh mereka bertiga yang berada di balkon lantai tiga mansion besar di depannya itu.
“ Dengan mataku ini, aku bisa memprediksi 10 detik yang akan datang. Setiap gerakan demi gerakan, setiap serangan demi serangan, aku bisa melihat semuanya. ”
“ Begitu ya, benar-benar kekuatan yang sangat mengagumkan, jadi apa hubungan dengan melihat wajahku ini?. ”
“ Oh soal itu, sebenarnya aku ingin memastikannya saja kalau kau itu seorang laki-laki atau bukan. Dan ternyata kau seorang laki-laki seperti yang kuduga. ”
“ Kau tidak terkejut saat melihatnya?. ”
“ Terkejut? Untuk apa aku terkejut?. ”
“ Aku adalah seorang Rayers laki-laki pertama di dunia ini, dan kau sama sekali tidak terkejut akan kebenaran itu?. ”
“ Tidak, aku sama sekali tidak terkejut, malahan aku sangat senang. ”
“ Apa?. ”
“ Karena kau seorang laki-laki maka aku... tidak akan menahan diriku lagi untuk membunuhmu Sieg. ”
“ Kau benar-benar sangat menjengkelkan komandan Azelf, kita lihat siapa yang akan terbunuh terlebih dahulu. ”
“ Aku terima tantanganmu. ”
Sieg pun berlari menuju Azelf dengan cepat, terlihat juga kilatan merah yang mengiringinya dan kemudian dia pun melempar pistolnya ke arah Azelf berada, melihat hal itu Azelf yang belum sempat bereaksi akan serangan dadakannya itu terkena lemparan pistol tersebut tepat di kepalanya dan membuat pertahananya melemah.
Melihat serangannya itu berhasil, Sieg pun melancarkan pukulannya tepat diwajah Azelf dan membuatnya terhuyung karenanya, tak ingin memberikan kesempatan untuk menyerang balik Sieg pun mengambil kerah kemeja Azelf dan memukulnya kembali dari wajah hingga ke perutnya.
Azelf yang bisa memprediksi serangan berikutnya Sieg akhirnya menangkap pukulannya dan melemparnya sejauh yang ia bisa, dan tak hanya itu Azelf pun menyerang kembali Sieg dengan beberapa tendangan serta pukulannya, dan saat melihat kesempatan untuk menembak, Azelf pun menodongkan pistolnya ke arah kepala Sieg.
Sieg yang mengetahui hal itu, langsung menggenggam pergelangan tangan Azelf yang saat ini sedang memegang pistol itu dan Azelf pun dibanting ke tanah olehnya hingga membuat tanah itu retak seketika karena serangan yang kelewat kuat tersebut.
Azelf pun mengeluarkan darah dari mulutnya dan saat dia melepaskan pengawasannya dari Sieg hanya sebentar saja, dia melihat Sieg saat ini sudah menggenggam pistol miliknya yang tadi dibuang paksa oleh Sieg.
Saat Sieg akan menarik pelatuknya, dengan cepat Azelf meraih tangan Sieg dan mengeluarkan magazine dari pistol tersebut. Setelah mengetahui apa yang telah Azelf lakukan kepada pistolnya Sieg pun menendang Azelf hingga terpental jauh.
Tak ingin membuat jarak dengan Sieg terlalu jauh, dengan usahanya, Azelf pun memberhentikan momentum terpentalnya hingga bisa membuatnya berdiri dengan sempurna meskipun dia sedikit terengah-terengah setelah menerima dampak dari serangan yang Sieg berikan.
Bagi Azelf pertarungan ini sangat menyulitkannya, mengingat dia tidak memiliki stamina serta kekuatan yang besar seperti Sieg, dia pun mulai berpikir keras bagaimana caranya agar mengalahkan Rayers laki-laki itu.
“ Tidak akan aku biarkan kau berpikir komandan Azelf!. ”
Seperti yang Sieg teriakkan, dia dengan cepat memangkas jarak dan membanting tubuh Azelf hingga membuat tanah remuk seketika. Dan tak hanya itu saja, Sieg pun mulai mencekik Azelf dengan kuatnya hingga membuat Azelf merontak dengan menahan sakit dari cengkraman di lehernya itu.
“ Bagaimana rasanya komandan Azelf!? Merasakan seperti apa yang dirasakan para Rayersmu! Sakit bukan? Iya kan!?. ”
“ Si...eg... ”
“ Jangan khawatir komandan Azelf, setelah aku selesai berususan denganmu maka akan aku cari Rayers yang ingin kau lindungi itu, akan aku bunuh mereka satu persatu tepat di depan matamu! Jadi tenang saja... Silver-sama yang memintaku untuk melakukan hal itu, aku tidak akan menggunakan kekuatanku untuk menyiksa mereka, melainkan Silver-sama lah yang akan melakukannya. ”
“ Ja...ngan... ka...u sentuh... me...reka!. ”
Azelf pun melempar pasir yang dia kumpulkan di tangannya saat Sieg lengah dan kemudian pasir tersebut mengenai matanya dan membuat Sieg mundur dari Azelf karena takut akan serangan baliknya. Sieg saat ini tidak meremehkan Azelf lagi karena mata yang bisa memprediksi itu bisa saja membantunya untuk menyerangnya balik mengingat dia sudah melepas cengkramannya dari leher Azelf.
Azelf pun terbatuk saat dia mencoba untuk menghirup oksigen kembali, sesaat dia mengingat keadaan yang dialami oleh Rayersnya yang bernama Ram saat dia juga di cekik seperti tadi oleh Sieg. Dia merasa kesal bahwa dia tidak bisa melindungi mereka disaat seperti itu tadi, terutama untuk Ronie yang terluka para karena melindunginya dari Slyve dan Sieg.