SRET
"Ahhhh! Apa yang kau lakukan?" Wendy mengernyit karena rasa perih di tangannya. Darah mulai mengucur dari pergelangan tangannya.
"Apa yang kulakukan? Mencoba membunuhmu mungkin?" Sosok dengan hoodie berwarna hitam dan topeng yang menutupi wajahnya itu, menjawab dengan nada sinis.
"Siapa kau? Jangan macam-macam atau aku akan teriak!" Wendy mulai panik, ia merasa dirinya sedang menjadi tokoh utama di film pembunuhan.
"Lucu sekali! Teriaklah selagi kau bisa manis! Bahkan sampai pita suaramu lepas tak akan ada yang mendengarkanmu." Sosok itu mulai meninggikan suaranya.
'Tunggu dulu! Sepertinya aku mengenal suara ini. Ini seperti suara, ahhhhh sial! Mana mungkin dia!' batinku mencoba menerka siapa orang gila yang ada di depanku ini.
"Cepat buka topengmu!"
"With my pleasure sweety". Dia segera menggerakkan tangan kirinya untuk membuka topeng yang ia kenakan.
"Heol!!! Ini sungguh tidak lucu! Lihat! Tanganku berdarah, kalau kau ingin bermain-main jangan gunakan pisau sungguhan!"
"Apa kau tuli? Sudah kubilang aku ingin membunuhmu Wendy"
"Daebak! Harus kuakui kau benar-benar pandai dalam berakting, wajahmu sangat menakutkan hahaha... Kurasa jika aku bukan temanmu aku akan mengira kau adalah seorang psyco yang mencoba membunuh salah satu mangsamu. Dan lagi, darimana kau dapatkan hoodie hitam dan topeng ini hah? Kau ingin melihatku terkena serangan jantung eoh? Sudahlah.. aku akan mengobati lukaku di UKS. Kau mau ikut? Ah tidak, kau harus ikut! Karena kau yang membuat luka ini jadi kau harus membantuku mengoba-"
JREB
JREB
JREB
"Aniyooo!!!!!"
~~~~~~
Wendy POV
"Wen.. turunlah! Sarapan sudah siap." titah eommaku dengan sedikit berteriak.