Seribu tahun yang lalu, Dunia Gaia diciptakan oleh kekuatan Dewa Getla dan Dewi Ilo. Mereka juga menciptakan dua orang manusia untuk tinggal di dalam Gaia. Kedua manusia itu diberikan julukan Eleanor yang berarti terang. Manusia itu kemudian mulai membentuk kerajaannya untuk menjaga Gaia beserta isinya. Setelah bertahun-tahun lamanya, manusia mulai berkembang dan Gaia pun dipenuhi oleh keturunan-keturunannya. Wilayah-wilayah di Gaia mulai diisi dengan berbagai jenis manusia yang berevolusi sesuai dengan iklim serta tradisi mereka masing-masing. Namun berkat petunjuk-petunjuk dari manusia pertama, Eleanor, wilayah-wilayah di Gaia tidak pernah kesulitan. Itulah yang menjadikan Eleanor dihormati oleh wilayah-wilayah ini sehingga mereka tetap tunduk pada satu kerajaan, Kerajaan Eleanor.
Wilayah Neville adalah salah satunya. Neville adalah wilayah dengan pesisir pantai terindah di Gaia. Paviliun terbesar Neville ditinggali oleh ketua wilayah mereka, Marquiss Geordo Nevile. Paviliun besar itu memiliki tiga tingkat yang terbentuk dari kayu jati pilihan terbaik dengan pondasi batu terkuat. Dalam paviliun itu terdapat tiga taman besar dan satu aula utama. Salah satu taman yang dimiliki adalah taman Chestnut yang berada paling jauh dari pintu utama. Di taman itulah berdiri Pohon Chestnut besar dan rimbun.
Tangan kecil Anna yang memegang kuat pada ranting pohon Chestnut nampaknya sudah tak kuasa menahan berat tubuhnya yang mungil. Air mata mulai membasahi pipinya sebab tangannya terasa sangat perih dan keletihan. Sudah satu jam lamanya ia bergelantungan di atas pohon itu. Niatnya hanya untuk mengambil sepucuk bunga chestnut yang sedang bermekaran di taman tersembunyi paviliun keluarganya. Bunga putih dengan aksen merah di pusat bunganya terlihat sangat manis di mata Anna. Namun tak disangka niatnya yang sangat polos itu sekarang membahayakan hidupnya. Tangannya yang mungil perlahan mulai kehilangan tenaganya dan sedikit demi sedikit mulai terlepas dari batang coklat pohon Chestnut.
”AAAH—!” teriak Anna bercampur tangisan. Genggamannya terlepas dan tubuh mungilnya melesat jatuh ke tanah. Anna memejamkan matanya bersiap untuk rasa sakit yang akan diterima saat tubuhnya membentur tanah, namun rasa sakit itu tak kunjung datang. Sebaliknya, Anna merasakan tubuhnya mendarat pada sesuatu yang empuk dan hangat bak didekap dua guling. Perlahan Anna membuka mata coklat tuanya. Ia menemukan sepasang mata indah senada dengan gelas emas. Sorot matanya lembut dan tenang, hanya dengan melihat kedua mata itu hati manapun akan merasa hangat.
“Apakah anda baik-baik saja?” suara yang terlontar dari pemilik mata emas itu terdengar sangat lembut. Menenangkan sekali suara tersebut pikir Anna. Rasa resah yang daritadi dirasakan Anna rasanya sirna berganti dengan kedamaian. Senyumnya sangat hangat melebihi kehangatan musim Zefiros, musim semi di dunia Gaia. Merasa sudah terbuai terlalu lama dengan kebaikan pemuda itu, Anna berusaha menyadarkan dirinya dan melihat sekelilingnya kembali. Pemuda tampan yang kurang lebih berbeda usia 4 tahun lebih tua darinya itu baru saja menangkap marchioness berusia 8 tahun tersebut. Perlahan sang pemuda meletakkan kedua kaki mungil Anna kembali berpijak ke tanah. Pemuda yang berbadan lebih tinggi dari sang marchioness berlutut di hadapannya berusaha mensejajarkan matanya dengan mata sang putri. “Apakah ada yang terluka?” dengan suaranya yang lembut, ia melihat dalam-dalam mata sang marchioness. Wajahnya mulai terlihat cemas karena tak kunjung mendapat jawaban dari lawan bicaranya.
Air mata tiba-tiba membasahi wajah Anna. Tangisan yang dari tadi ditahannya tiba-tiba pecah. Ia menangis sekencang-kencangnya mengeluarkan segala ketakutannya yang telah ia tahan satu jam lamanya. Pemuda di hadapannya tersenyum ramah dan membelai lembut rambut hitam Anna,“Sekarang sudah baik-baik saja.” ujarnya.
“ Anna! Astaga!” dari belakang pemuda tersebut datang seorang wanita kira-kira berumur 30 tahun, ia mengenakan gaun indah khas bangsawan dan di atas kepalanya terdapat tiara cantik lengkap dengan crystal biru muda seindah kristal es. Ia berlari dan memeluk Anna dengan erat. “Syukurlah nak kamu baik-baik saja. Apakah ada yang sakit? Katakan pada ibu sekarang juga.” suaranya yang panik membuat tangisan Anna semakin kencang. Tak lama kemudian, para pelayan dan penjaga paviliun Neville pun berdatangan. Taman paviliun Neville tempat dimana satu-satunya pohon Chestnut tumbuh memang jarang sekali dilalui orang. Biasanya taman itu hanya ramai ketika musim Euros atau musim gugur pada saat buah-buah chestnut mulai berjatuhan. Karena itulah tidak ada seorang pun yang lewat ketika putri keluarga Neville kesulitan. Ketika tangis nona kecil itu pecah, barulah semua orang menyadari keberadaannya. Memang saat itu semua pelayan dan pengawal sedang mencari Anna yang tiba-tiba hilang. Kebetulan sekali Marchioness Iris, ibu dari Anna berada di dekat sana. Marchioness Iris, istri dari Marquiss Neville Geordo langsung menggendong putrinya dan berpaling pada pemuda yang baru saja menyelamatkan putrinya.
“Terima kasih, Tuan Urie. Jika saya boleh tahu apa yang baru saja terjadi pada Anna?” sambil membungkukkan badannya pada pemuda di hadapannya. Pria di hadapan Marchioness Iris merupakan Shohei Urie yang adalah anak satu-satunya keluarga Shohei, keluarga terpandang di Kerajaan Tertinggi Eleanor. Ia adalah calon Jendral utama kerajaan Eleanor yang memimpin seluruh dunia Gaia.
“Nona Anna baru saja terjatuh sepertinya dia sangat syok karena terjatuh. Saya hanya menenangkannya.” balas Urie berusaha menutupi kejadian yang baru dilihatnya. Ia khawatir bila Anna akan diomeli habis-habisan bila ketahuan memanjat pohon.
“Astaga Anna kau seharusnya berhati-hati. Ibu sudah berusaha mencarimu kemana-mana. Lihat tanganmu sekarang terluka seperti ini.” ujar sang Ibu khawatir. “Saya pamit undur diri ,Duke Urie. Terima kasih telah membantu Marchioness Anna. Para pengawal di paviliun kami akan mengantarkan anda ke aula pertemuan dimana Ayah anda berada.” sambil membungkuk kembali kemudian menunjuk seorang pengawal untuk mengawal pemuda terpandang itu ke aula utama pavilliun mereka.
Sesuai hukum yang berlaku, Kedudukan Ayah Urie lebih tinggi daripada kedudukan Marchioness. Marchioness adalah kedudukan yang diterima untuk seorang bangsawan yang mengatur wilayah dalam kerajaan besar Eleanor, sedangkan Duke adalah gelar yang diberikan untuk pejabat tertinggi di dalam kerajaan utama Eleanor atau keluarga kerajaan sendiri. Kerajaan Eleanor adalah satu-satunya Kerajaan yang memerintah di seluruh pelosok Dunia Gaia. Para Marquiss dan Marchioness yang membantu keluarga Kerajaan Eleanor dalam mengelola seluruh Gaia,dunia yang mereka tempati. Sedangkan para Duke membantu kerajaan utama dalam segi kesejahteraan Gaia bila terjadi perang antar Marquess dan juga strategi untuk memakmurkan rakyat.
Shohei Urie adalah anak dari Jendral utama Eleanor, Duke Shohei Isao. Sepasang mata berwarna emas milik Urie merupakan ciri khas yang hanya dimiliki garis keturunan keluarga Shohei, hal ini pula yang merebut perhatian Anna semenjak pertama mereka bertemu. Ketika Anna yang masih dalam pelukan sang ibu, ia melihat ke kedua mata indah Urie untuk kedua kalinya. Salah satu mata emasnya mengedip pada Anna seakan berkata padanya rahasiamu aman bersamaku. Anna tersenyum dan menganggukkan kepalanya untuk berterima kasih pada Duke yang berada di depannya. Mereka pun kemudian berpisah jalan. Urie harus menemui Sang Ayah, Duke Isao, untuk mengikuti rapat bersama Marquiss Geordo Neville, Ayah Anna. Sedangkan Marchioness Iris membawa Anna kembali ke kamarnya untuk mengobati luka-luka pada tangan Anna.
----
Wajah Anna berseri-seri, kedua tangannya menyangga kepala mungil itu dan kakinya sambil mengoyang-goyangkan kakinya dengan girang. Matanya menatap keindahan bulan purnama di melalui jendela kamarnya, Anna terus membayangkan Duke Urie. Tanpa beliau, mungkin sekarang dirinya sudah berada di alam yang lain. Wajahnya memerah setiap kali mengingat suara Urie yang sangat lembut dan bentuk matanya yang indah. Berkali-kali Anna membayangkan mata emas berkilau yang seperti perhiasan berkualitas tinggi. Rasanya sangat mengagumkan orang seperti Tuan Urie bisa berada di hadapannya tadi siang. Rambut hitam panjang Anna berkibar tertiup angin malam. Lamunan Anna tiba-tiba terpecah ketika seseorang mengetuk pintu jendela kayu pada kamarnya yang terletak di lantai dasar. Ketika ia melihat sosok yang mengetuk itu, betapa kagetnya Anna. Rasanya ingin menutup mukanya yang memerah. Itu Tuan Urie! Beliau ada di hadapanku! Teriaknya dalam hati. Kebahagiaan bercampur rasa kaget membuat jantungnya berdegup sangat kencang.
Melihat wajah sang nona muda terlihat panik, Urie mencoba memulai pembicaraan. “Maaf sudah menghampiri tiba-tiba begini, Nona Anna. Saya pasti membuat anda sangat kaget."
Urie terlihat sedikit canggung, pandangannya ia alihkan pada taman di luar kamar Anna. Anna yang tak kalah canggungnya juga berusaha mengalihkan pandangannya ke dalam kamarnya. Pikiran Anna sedikit kacau. Baru saja ia membayangkan Tuan Muda Urie dan tiba-tiba saja ia datang di depannya di tengah malam seperti ini.
Urie pun berusaha memecah kecanggungan itu, “Mungkin saya akan kembali lain waktu” ujarnya ragu dan berusaha sesegera mungkin pergi dari tempat itu. Anna yang kaget, tak menginginkan pemuda itu beranjak, sontak menggelengkan kepalanya. “Ti-...tidak..!tidak apa-apa!” teriak Anna yang panik melihat Tuan Muda Urie yang diidolakannya hampir pergi begitu saja. Suara Anna yang terlontar cukup keras, membuat kaget pemuda di hadapannya dan juga dirinya sendiri, spontan keduanya khawatir akan ketahuan sebab mendatangi kamar seorang wanita tengah malam tidak termasuk dalam aturan sopan santun Kerajaan Eleanor. Keduanya berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun dan mendengarkan dengan seksama, kalau-kalau ada langkah kaki yang terdengar mendekati kamar itu. Namun dewi keberuntungan mungkin sedang berpihak pada mereka. Suara Anna tidak terdengar pengawal yang berjaga dekat kamarnya. Keduanya bernafas lega setelah yakin kalau tidak ada yang berjalan menghampiri kamar itu.
“Maaf jika saya sudah melewati, tapi saya hanya ingin memberikan ini.” Urie menyodorkan sepucuk bunga putih indah yang terdapat rona warna merah pada bagian tengah bunganya. “Sepertinya tadi siang anda sangat tertarik dengan bunga ini.” ujar Urie kembali. Cahaya bulan yang indah membuat mahkota putih bunga yang berada di tangan Urie terlihat lebih bersinar lagi. Keindahan bunga itu seperti bukan berasal dari Gaia, bunga itu seperti berasal dari Surga Elysium. Tangan mungil Anna berusaha menggapai kuntum bunga indah tersebut, “Ini bunga Chestnut?” tanyanya dengan mata yang berbinar.
Urie tersenyum melihat wajah polos Anna, ia menggapai tangan sang Marchioness dan meletakan bunga itu di telapak tangan Anna. “Bunga Chestnut atau Kastanye hanya berbunga di iklim sedang seperti daerah Neville ini. Ia akan mekar di Musim Zefiros dan akan berbuah di Musim Euros. Buah segar dari bunga ini beracun, namun bila Nona menunggu sedikit ia akan menjadi buah Chestnut yang sangat lezat.” ujarnya sambil melihat bunga chestnut di genggaman Anna. ”Apakah anda tahu bila pohon Kastanya bisa hidup lebih dari 500 tahun? Jadi Marchioness tidak perlu takut bila bunga ini layu di kemudian hari. Dia akan tetap tumbuh untuk ratusan tahun dan anda dapat menyaksikan keindahannya kembali di tahun depan.” lanjutnya sambil menatap dalam-dalam, lekat pada mata coklat gelap Marchioness itu.
Anna tercengang dengan pengetahuan luas sang Duke. Karisma Urie terpancar lebih dan lebih lagi setiap saat Anna bertemu dengannya. Degup jantung gadis muda berambut hitam panjang itu bertambah kencang, rasanya tidak beraturan. Perasaannya seperti meleleh, ah tidak, rasanya seperti terbang ke langit. Astaga perasaan apakah ini pikir Anna dalam hatinya. Wajahnya terasa memanas dan mungkin juga memerah. Ia khawatir Urie dapat melihat wajahnya yang memerah spontan, ia menarik tangannya dan menutupi wajahnya dengan bunga Chestnut. Ia berusaha bersembunyi di belakang bunga Chestnut yang bahkan tidak dapat menutupi telapak tangannya.
Melihat reaksi lucu dari Nona Anna, Urie tertawa kecil. Manis sekali putri kecil ini pikirnya. “Kalau begitu saya undur diri dulu.” ujar Urie sambil membungkuk. Ia langsung berbalik dan menghilang ke dalam kegelapan malam itu. Anna terus melihat punggungnya yang menjauh. Ia tak dapat melepaskan matanya dari Urie sedetikpun. Setelah sang idola menghilang di kegelapan malam itu, Anna menjatuhkan diri ke ranjangnya yang empuk lalu memandangi bunga chestnut indah yang baru ia dapat. Wajahnya berseri-seri memandangi bunga itu. Kemudian dia menggenggam bunga tersebut di dadanya lalu membiarkan dirinya tenggelam dalam dunia mimpi yang indah.
---
Musim Zefiros memang musim yang berkelimpahan. Wilayah Neville yang terkenal dengan hasil lautnya sedang mengadakan pesta Deity Jala. Jala adalah salah satu dari enam dewa dan dewi yang menjadi panutan Gaia. Sebagian besar wilayah Neville adalah air yang merupakan kekuatan dari dewi Jala. Mereka percaya dengan menyembah dan membuat pesta untuk dewi Jala, sang dewi akan memberikan kelimpahan berkat untuk mereka sepanjang tahun.
Selain Jala, ada lima dewa dewi lain seperti Ilo,Getla, Agni, Bhumi dan Pavan. Mereka semua disebut Deity Gaia atau Gods of Gaia. Masing-masing dari wilayah Kerajaan Eleanor memiliki dewa dewi kepercayaan mereka sendiri.
Festival unik Neville setiap tahunnya mengundang banyak sekali pendatang dari wilayah lain. Apalagi setelah perang antar dewa yang baru saja terjadi, wilayah Selkie yang berada tidak jauh dari Neville saat ini dijadikan sebagai kerajaan kecil yang berada di bawah pengawasan Kerajaan Eleanor. Hal ini dilakukan kerajaan Eleanor setelah empat Duke kerajaan Eleanor berhasil memenangkan perang.Raja Agung Eleanor memberikan keempat Duke itu kedudukan sebagai Raja kecil di masing-masing wilayah asalnya yaitu Kerajaan Selkei, Kerajaan Shohei, Kerajaan Vayu, dan Kerajaan Gora. Selkie yang saat ini menjadi kerajaan kecil tentunya membutuhkan lebih banyak pekerja di dalam paviliun yang saat ini menjadi istana. Hal ini berdampak pada festival dalam wilayah Neville. Banyaknya pelancong dan pekerja yang berada di Selkie tertarik dengan festival ini.