Black Rose

aksara_g.rain
Chapter #3

Bab 3 : Ancaman

Tu-Tuan?" Ayah terbata setelah melihat sosok di ambang pintu. Wajahnya pucat pasi, begitu pun dengan pria gondrong yang di sebut-sebut Ayah sebagai Om Alex. 

Ayah berdiri, berusaha menghalangi tubuhku dengan tubuh tegapnya. Ia memberi isyarat dengan tangannya agar aku diam.

"Selamat datang, Tuan," Om Alex membungkuk, sebagai bentuk penghormatan. Ayah pun melakukan hal yang sama, tapi dengan merendahkan badan seperlunya.  

Sesekali aku mengintip, tubuh gempal dengan gemerlap perhiasan di tangan dan lehernya itu berjalan mengitari ruangan. Melihat anak-anak yang mengigil ketakutan. 

"Bagus, anak buah kita menangkap mangsa yang sehat." Suaranya bergema, diikuti tawa nyaring. 

Pria itu lantas mendekati Ayah, aku memertahankan posisi tetap di belakang tubuh Ayah. Sesekali aku bergerak ke samping, mencari titik buta mata mereka. 

"Kau, bekerjalah seperti biasanya. Aku tak ingin melihat kegagalan." 

"Ba-baik!" 

"Tenanglah, mukamu kenapa tegang sekali? Kau telah bekerja dengan baik selama ini!" Pria itu menepuk pundak Ayah, lantas ketukan sepatunya terdengar menjauh. Aku bernapas lega. 

Suara pintu belum terdengar dibuka, itu artinya belum waktuku untuk keluar dari persembunyian. 

Aku mengintip, sedikit menyembulkan kepala, ternyata pria gempal itu masih bercakap-cakap dengan pria berjaket kulit. Entah apa yang mereka bicarakan. 

"Bekerjalah dengan baik!" Bos besar itu berbalik, melambaikan tangannya. Aku segera menarik kepalaku yang sedari tadi menatapnya. 

Namun, karena terlalu takut, aku terlalu terburu-buru sampai tubuhku limbung. Kakiku juga tak sengaja menginjak kaki anak lain di sampingku. Tentu saja itu membuat kegaduhan di ruangan. 

Lihat selengkapnya