Albina sudah terlihat sempurna dengan memakai dress merah menyala disertai dengan heels merah menyala juga, yang diperkirakan tinggi heels tersebut mencapai 7cm. Saat ini tinggal wajahnya dirias oleh MUA pria yang manja bernama 'Ufi'.
Disamping meja riasnya, seorang cowok tampan sedang didandani dengan seorang Ibu. Ibu itu memakaikan lingkar dasi dileher cowok itu. Tak lupa juga rambut cowok tersebut dibentuk rapih agar terlihat cool, namun dalam penglihatan Albina ia terlihat sangat pecicilan.
Seorang fotografer masuk kedalam ruangan rias tersebut."Gimana Ufi, Albina sudah siap untuk pemotretan?"
"Sudah siap Mr. Raihan," sahut Ufi.
"Bu Dianty, bagaimana dengan Arya?" tanya Raihan pada Dianty.
"Sudah siap Pak,"
"Jadi pemotretan hari ini Albina akan berpasangan dengan Arya. Mengerti Albi?"
"Iya, Pak."
"Oke, sekarang kita ke ruang pemotretan."
Semua berjalan mengikuti instruksi Raihan, sedangkan Albina dan Ufi masih berada diruang itu sebentar. Mereka berjalan ke ruangan khusus layaknya seperti kamar istirahat, disana terdapat anak laki-laki yang masih terlelap tidur, kiranya ia berumur empat tahun.
"Kak Ufi, titip Radiva lagi ya? Tenang entar dikasih bonus lagi," ucap Albina sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Oke Sis.. tenang aja, Radiva ganteng selalu aman kalo sama Ufi."
"Yaudah, aku ke ruang pemotretan dulu ya Kak,"
"Oke Sis, bye.." ucap Ufi sembari melambaikan tangannya.
Albina akhirnya berjalan menuju ruang pemotretan. Di ruang pemotretan Arya sudah siap untuk berpose, tanpa canggung ia menarik lengan Albina.
"Lo dari mana aja? Lama banget," tanya Arya.
"Sok kenal," jawab simpel Albina sambil memasang wajah jutek.
Raihan sudah siap untuk memotret mereka berdua."Oke siap! Kalian pose lat-liatan ya, Arya pegang pinggang Albina, sedangkan Albina pegang bahu Arya,"
"Satu... dua... tiga!"
Cekrekk
"Oke, ganti pose lagi. Se-romantis mungkin, saya akan terus memotretnya."
Arya menatap wajah Albina dengan tatapan mata tajamnya. Sedangkan Albina merasa risih dengan tatapannya itu.
"Bisa gak sih, liatnya jangan kayak gitu banget?" Lirih Albina sembari tetap berpose.
"Instruksi fotografer kayak gitu, mau lo dipecat?"
"Iya, lagi... satu... dua..." ucap Raihan yang terus saja memotret mereka.
Setelah beberapa gambar ditangkap oleh Raihan, saatnya kini para model selesai dan bergegas untuk pulang.
Albina menuju ke kamar istirahat untuk membereskan barang-barangnya serta berganti pakaian biasa agar ia bisa siap untuk pulang dan istirahat dirumah hari ini. Terlebih dahulu ia membangunkan Radiva yang masih tertidur pulas, sedangkan Ufi sudah izin pulang karena ada urusan mendadak.
Albina secara pelan menggoyangkan tubuh Radiva agar ia terbangun."Radiva, bangun sayang."
Radiva masih mengucek mata dengan tangan mungilnya. Albina mengerti bahwa Radiva masih mengantuk, maka dari itu ia langsung menggendongnya.
Brukk!!!
Sumber suara keras itu datang dari luar kamar istirahat Albina, yaitu ruang rias. Albina segera menghampiri suara itu sambil membawa Radiva dan tas miliknya.
"Ada apa?" tanya Albina dengan setengah khawatir pada sosok cowok didepan matanya.
"Hehe, ini mau ambil tas nyokap yang ketinggalan. Eh gue-nya kejedot meja," jawab Arya dengan sedikit rasa malu. Albina sedikit tertawa.
"Lo mau pulang?" Tanya Arya.
"Iya, mau apa lagi setelah kerja?" Ucap Albina.
"Ya mainlah, nikmati masa muda," sahut Arya, Albina hanya tersenyum dan sedikit menggelengkan kepalanya.
"Gue jauh dari kata main," lirih Albina.
Arya memerhatikan anak laki-laki yang sedang digendong oleh Albina."Ngomong-ngomong itu siapa, Adik? Kenapa dibawa pemotretan? Ganteng amat perasaan tu anak," tanya Arya.
Albina tersenyum simpul."Anak gue."
"Hahh?" Arya merasa tidak percaya."Bentar... bentar, umur lo berapa tahun?"
Pantas saja Arya kaget, Albina terlihat seperti seusianya, masih terlihat muda dan sangat cantik. Rata-rata kulit orang Indonesia meski memiliki kulit putih itupun agak kuning langsat, Albina memiliki kulit sangat putih nan mulus ta bernoda. Hanya saja dibagian keningnya seperti ada sedikit jahitan bekas luka, namun tidak begitu nampak karena tertutup oleh makeup.
"Lo kepo banget sih."
Albina tidak mempedulikan pertanyaan Arya, dan segera bergegas pergi. Namun langkahnya dihentikan kembali oleh Arya.
"Albina!" panggil Arya, Albina menoleh kehadapan Arya.
Arya langsung mendekati Albina."Kita kenalan, boleh kan?"
"Gak perlu kenalan, lo udah tau kan nama gue barusan? Gue juga udah tau nama lo," sahut Albina.
"Ya, gak cuma nama doang. Kita jalan kek, demi membangun chemistry model antar sesama model."
"Gue gak ada waktu."
"Harus ada dong, gue suka banget sama anak lo. Gue pengen main sama dia,"
"Maksa banget,"
"Boleh dong, please.."