Ruangan bercat cokelat krem, berukuran 15x15m ini menjadi tempatku sekarang. Di deretan bangku paling depan, diapit dua bujang. Suasananya tenang. Namun, entahlah. Hatiku selalu merasa tidak nyaman berlama-lama duduk di sini.
Waktu seakan melambat, hatiku seperti terhimpit. Adaptasi. Lagi-lagi aku harus bergelut melawan diriku sendiri. Merasa sepi di tengah keramaian, merasa asing padahal tak diasingkan. Sungguh, aku tak betah. Orang-orang di sekelilingku terlalu ramah untuk diri ini yang terlalu aneh.
Jam di dinding menunjukkan pukul 06.45 WIB. Awal yang bagus untuk memulai karier, pikirku. Semoga saja rezekiku tak dipatok ayam hari ini.
Setelah kupikir-pikir justru kusesali. Kenapa terlalu awal? Kan gerogimu makin bertambah banyak. Sambil menenangkan jiwa ini, juga menunggu bel masuk tentunya kucoba menyibukkan diri. Mengotak-atik laptop di depan mataku, padahal tak ada pekerjaan yang terlalu perlu. Tak apalah, untuk mengisi kegabutanku.
Menonton film menjadi opsi satu-satunya. Tak mungkin, kan aku bermain game online saat bekerja?
"Oiy, serius amat. Pagi-pagi gini udah nge-drakor aja, Bu" Ibu-ibu yang baru kusadari kehadirannya itu mengagetkanku, saking seriusnya.
Perempuan setengah baya berkulit sawo matang, berbadan agak berisi menatapku sambil tertawa. Apanya yang lucu, pikirku.
"Daripada gabut, Bu" kujawab sekenanya, gerogi ini mulai menghampiriku. Oh, no!
"Gimana hari pertama , Bu betah, 'kan?" tanyanya mencairkan suasana.
"In syaa Allah, Bu. Lingkungannya nyaman, teman-teman juga enakan"
"Tentu dong, Bu. Betah nggak betah harus betah, dong. Tuntutan hidup, 'kan" tambahnya sambil tertawa lagi. Entah apa yang lucu, aku turut tertawa ringan untuk menghormatinya.
Sepertinya beliau orang yang humoris. Syukur deh, teman-temanku nggak spaneng-spaneng amat, pikirku.
Wanita berbatik bunga-bunga itu meninggalkanku, menghampiri bangkunya. Dua baris di belakangku tepatnya.
"Bu Fira" panggilnya tiba-tiba.
"Eh, iya, Bu" hampir terlonjak aku dibuatnya.