Black White" last seven days"

Najwa Aisyah ramadhani
Chapter #1

Waktu Yang Sama

-Bella-

Gelap...gelap...gelap ... seperti biasanya hanya ada aku dan kegelapan. Bahkan suara berfrekuensi tinggi juga tidak bisa terdengar oleh telingaku yang sangat peka di setiap waktu

Waktu yang tepat,dimana semua itu terjadi dan selalu menghantuiku.Tempat kejadian yang menggambarkan setiap inti dari momen itu.

Aku memang tidak pernah melupakan momen-momen itu.Benda-benda di ruangan ini juga masih sama dan terletak di tempatnya. Bercak-bercak merah yang hampir hilang di lantai pun tidak ku biarkan hilang sedikit pun, meskipun bercak itu bukan dari sesuatu yang sama.

Kecuali satu hal. Tubuh orang itu tidak lagi tergeletak dilantai yang berwarna merah.

Rumah ini telah berubah,tapi aku tidak mengubah ruangan ini sedikit pun.

3... 2... 1...

Aku mengambil pisau yang tergeletak di lantai . Sama persis seperti pisau yang ku gunakan 10 tahun yang lalu,masih terdapat bercak-bercak tapi sudah hampir hilang dari pandangan. Masih tercium bau amis di setiap sisinya seperti dulu.

"Bella!"Lelaki dengan kemeja hitam itu menatapku di pintu dengan keringat yang bercucuran. Aku memang selalu menyuruhnya untuk berlari di tangga. Aku tersenyum kecil...berjalan perlahan ke arahnya dengan membawa pisau yang kumainkan.

"Kau diterima..." Katanya sambil menjauhi pisau di tanganku.

-Alfa-

"Kan bibi sudah bilang,jangan melamun jam seginian" Bibi tiba-tiba saja masuk tanpa mengetuk pintunya. Bukankah itu kebiasaan?

"Dimasuki Wewe gombel baru kapok koe..." Ujarnya lagi. Aku tersenyum geli. Memandang matahari yang hampir terbenam adalah tradisi bagiku. Lihat,betapa indahnya matahari yang bersinar itu tiba-tiba lenyap dibalik samudra yang luas.

Waktu ini seperti sangatlah berharga bagiku. Setiap detiknya membuatku merasakan momentum masa lalu yang tidak terpasang dimemori ku.

Bibi masih menatapku .Tatapannya Berubah menjadi tatapan heran.

"Ngguyu - ngguyu dewe jal... Sue-sue koe tak gowo neng RSJ yo..." Aku kali ini tertawa. Kebiasaan bibi yang mencampurkan dua bahasa memang terdengar aneh. Wanita itu sangat tidak cocok dalam menggunakan dua bahasa sekaligus.

3... 2... 1...

Yah benar-benar terbenam.

"Ayah masih belum pulang?"

-Lucas-

Lihat selengkapnya