"Prang!!!"suara piring pecah itu terdengar lagi. Sudah tiga hari empat malam pertengkaran sengit ini tidak kunjung berhenti.
Dari kejauhan terdengar suara gebrakan ombak dengan angin yang berhembus kencang ditambah derasnya hujan yang menambah keributan di dalam rumah .
Gadis cilik dengan rambut berkepang dua itu juga tidak berhenti menangis dibalik selimutnya. Ia hanya bisa diam dan berharap semuanya berhenti secepat mungkin. Ia benar-benar sangat ketakutan .Mata sebelah kanannya sudah mulai berwana merah dan terlihat kecil dari biasanya.
Sepuluh menit berlalu,dari dalam kamar gadis cilik itu tidak lagi mendengar keributan. Ia sekarang menyingkirkan selimut yang menutupinya. Sampai, terdengar langkah tergesa-gesa dari tangga mengarah ke kamarnya.
Gadis cilik itu perlahan berjalan kearah pintu dengan terisak-isak, berniat membukakan pintu yang belum dibukanya beberapa hari ini. Air matanya masih tidak kunjung berhenti.
"BRUK!!!" Sebelum gadis itu membuka pintunya,pintu itu sudah terbanting dan terbuka lebar. Gadis itu menatap kosong seseorang dengan pisau tajam di tangannya berjalan perlahan kearahnya.
"Akan ku bunuh kau! " Ucapnya sambil berlari kearah gadis itu dan mencekik lehernya.
Saat pisau sudah terangkat dan diayunkan. Terdengarlah suara benda tajam menusuk tubuh. Gadis itu menangis lebih keras.
Orang yang berniat membunuhnya tergeletak disampingnya dengan darah yang mulai bercucuran di lantai. Sedangkan gadis itu memeluknya erat dengan air mata yang lebih banyak dari sebelumnya.
"Maaf..." Ucap gadis cilik itu lirih
.........................................
Wanita dengan piyama putih itu melempar bantal di sampingnya. Nafasnya tidak beraturan dan air matanya mulai mengalir di pipinya. Meskipun di wajahnya terpasang ekspresi bahagia , mimpi itu seperti hal yang nyata.
"Suatu hari nanti akan ku bunuh semua mimpi,kecuali mimpi ini" ucapnya lirih dengan senyuman khasnya. Kali ini ia tidak menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal berwarna hitam seperti hari sebelumnya dimana mimpi lain muncul ,ia menjadikan mimpi itu sebagai neraka paling menyakitkan. Kejadian ini lebih sering muncul dalam mimpinya. Dan menjadi mimpi buruk yang paling menyenangkan baginya .Kematian orang dalam mimpi itu bukanlah hal yang perlu ditangiskan. Ia hanya berpikir,orang itu memang harus mati. Tapi keinginan orang dalam mimpi itu untuk membunuh seorang gadis cilik lah yang menjadikan mimpi itu meneteskan sedikit air mata. gadis dalam mimpi itu selalu ingat apa yang dikatakan ayahnya untuk dirinya.
Rumah ini bagaikan istana seorang raja dan ratu . Letaknya diantara bukit hijau segar dan lautan yang luas. Saat pagi hari kicauan burung di bukit itu akan sangat jelas terdengar dan saat malam tiba akan digantikan dengan gebrakan ombak. Berbeda dengan orang lain yang akan menganggap suasana ini sangat menenangkan hati, bagi gadis dengan piyama putih itu ini adalah hal terkejam yang pernah didengarnya.
Pak Cho hari ini datang lebih awal dari biasanya. Kemarin ia juga sempat datang awal. Karena hari ini adalah hari pertama Bella memasuki universitas,yang seharusnya ia masuki kemarin.Tapi karena ada sesuatu yang mendesak akhirnya pak Cho menghubungi dosen dan berbohong bahwa gadis itu sedang sakit. Lelaki dengan kemeja hitam itu mempersiapkan banyak hal sejak pagi,mulai dari perlengkapan kuliah gadis bernama Bella itu hingga menghidangkan sarapan kesukaannya. Hari ini gadis itu juga akan mengadakan sesi tandatangan di aula universitasnya. Kepopulerannya benar-benar tinggi setelah menerbitkan buku pertamanya yang berjudul "Umbra" dari bahasa latin yang berarti bayangan. Diikuti buku kedua dan ketiga yang berjudul "複数の人格" dari bahasa Jepang yang artinya kepribadian ganda dan "정신병자" dari bahasa Korea yang artinya psikopat. Buku-buku ini terbit sekitar 6 bulan yang lalu tepatnya pada bulan Maret.
ketiga buku ini dijadikan buku horor terbaik tahun 2025. Bella hanya memerlukan 4 tahun untuk menyelesaikan 3 buku sekaligus. Ia menerima banyak penghargaan dan juga di undang di banyak acara para penulis terkenal. Buku nya juga tidak hanya di terbitkan di negara asalnya melainkan diterbitkan di 4 negara sekaligus.
Gadis ini merupakan penulis yang langsung melonjak tinggi mengalahkan para penulis-penulis terbaik di negeri ini bahkan luar negeri. Seharusnya buku " umbra" terbit 2 tahun yang lalu. Tapi gadis ini melarangnya karena sebelum ia menyelesaikan 3 buku maka buku itu belum diperbolehkan terbit dan di terbitkan setelah 2 buku yang lain selesai. Ketiga bukunya juga sedang diproses menjadi sebuah film yang akan ditayangkan 9 bulan lagi.
Dari tadi pak Cho berbolak-balik menuju kamar Bella,memastikan gadis itu sedang bersiap-siap pergi bukan malah menangis di balik selimut seperti hari sebelumnya. Dan itu sangatlah menyeramkan hingga ia benar-benar tidak berani berkata-kata . Karena tatapannya seperti akan membunuh orang-orang yang mengganggunya. Jadi hari ini adalah hari pertamanya masuk universitas. Jam sudah menunjukkan pukul 08.45 dimana ia sudah terlambat 34 menit. Bella menganggap itu bukanlah sesuatu yang harus di khawatirkan. Berbeda dengan pak Cho yang gelisah dari tadi sambil menjawab telepon dari para dosen.
"Apa menu makan pagi ini?" Bella berjalan menuruni tangga dengan sepatu high heelsnya. Seperti biasanya , pakaiannya terlihat seperti seorang putri kerajaan dengan dress berwarna putih selutut dan lengan panjang dihiasi bunga-bunga hitam di bagian bawah nya.
"Menu yang sama..." Pak Cho menjawab dengan membungkukkan tubuhnya seperti seorang pengawal putri kerajaan.
"Bella kita harus cepat...kau terlambat 34 menit..." Lanjutnya.
Pak Cho mengikuti Bella di belakang. Gadis berambut panjang hitam legam itu tetap berjalan tidak peduli.
Daging panggang dengan saus di setiap sisinya ditemani jus cherry adalah menunya setiap makan. Jika bukan menu ini dia tidak peduli perutnya keroncongan seharian. Bahkan makanan terenak di dunia tidak bisa menggantikan selera makan gadis ini.
"Bella..."lelaki dengan kemeja hitam itu memainkan tangannya. Berusaha memandang gadis dihadapannya. Sangatlah sulit untuk berbicara dengannya apalagi menatapnya akan membuat tubuhnya merinding. Hantu saja tidak akan menatap sekejam itu.
"Kau tahu...buku horor mu itu sangat terkenal bahkan sampai luar negeri. Tapi maukah kamu menerbitkan buku dengan genre lain seperti romantis...karena banyak orang yang menantikannya " ujar pak Cho lagi.
Bella berhenti mengiris.menatap pak Cho dengan tatapan kosong. Lelaki di hadapannya berusaha memalingkan wajah.
"Ah...mereka aneh...cerita romantis memang sangat membosankan dan juga menjijikkan. Benar begitu?"
"Kau tahu pak Cho kenapa daging panggang ini sangat enak jika sausnya ada di setiap sisinya?apalagi di temani jus cherry yang merah menyala ini"
Pak Cho menggelengkan kepalanya. Setiap jawaban yang dilontarkan akan sangat mengerikan untuk di dengar.
Bella tertawa pelan. Kembali menikmati sarapan paginya.
"Karena warna merah itu seperti darah..."
...........................................
"Aish berhenti lagi ?"pak Cho mengumpat kesekian kalinya. Jalanan mulai ramai dari kemarin malam. Karena hari ini ada sebuah konser besar-besaran di stadium yang tidak jauh dari jalan ini. Tidak heran jalanan ini dipenuhi oleh orang-orang yang dari tadi mengantri dan berteriak-teriak dengan nada tinggi agar kendaraan di depannya melaju cepat. Mereka ingin mendapat kursi paling depan agar lebih jelas melihat para idola mereka. Sampai-sampai mereka lera tidur di mobil atau vila di dekat stadium itu agar tidak kedahuluan yang lainnya.
Karena jalanan yang macet ini Para pengendara ada yang meninggalkan mobilnya dipinggir jalan, memilih untuk berjalan kaki dan menjadikan jalanan ini tambah macet. Sampai-sampai mobil di jalanan ini berhenti sambil menunggu jatah mereka melaju dengan waktu yang tidak tahu pasti.
Bella duduk belakang sibuk mendengarkan lagu dengan sangat keras melalui headset. Tidak memedulikan keramaian diluar mobil.
"Pak Cho berhenti..." Bella memukul pundak pak Cho keras membuatnya menghentikan mobil secara mendadak. Pengendara dibelakang juga ikut berhenti mendadak dan langsung berteriak marah .
"Hei...mobil depan maju!!!" Ucap salah satu pengendara mewakilkan yang lain.
Pak Cho menatap Bella yang memandang sebuah kedai makanan yang lumayan besar di pinggir jalan. Kedai itu baru saja memulai bisnisnya. Terlihat dari seluruh ruangan, barang-barang dan sudutnya yang masih terlihat baru. Dan sepertinya kedai itu merupakan kedai yang populer di kota ini.