.........................................
"Lalu setelah itu aku mengajaknya jalan-jalan sambil bertanya-tanya tentang dirinya. Begitu pula Yoora ia juga menanyakan hal yang sama. Saat detik terakhir... aku mengungkapkan perasaanku...dan sejak saat itu Yoora menjadi pacarku" Lucas berhenti bicara sejenak. Menghela nafas panjang untuk melanjutkan ceritanya "Tapi suatu hari terjadi permasalahan diantara kami dan aku lah orang yang pertama mengatakan kata perpisahan untuknya. Lebih tepatnya ia mengkhianati cinta ku.Sejak saat itu aku tidak pernah berniat bertemu dengannya. Ia juga tidak pernah terlihat lagi. Sudah selesai...YEY!!!" Lucas mengakhiri ceritanya. Bertepuk tangan meriah. Berdiri dan membungkukkan badannya kepada Viola yang masih terlihat membayangkan kejadian yang diceritakan Lucas.
" Kau menyingkatnya?curang!!!aku tidak paham" Viola berseru kesal. Lucas hanya melirik tidak peduli.
"Terimakasih sudah mendengarkannya dengan suka hati...saya sebagai pendongeng mengakhiri cerita yang tidak akan dibahas lagi dalam hidupku..." Lelaki itu bertepuk tangan untuk yang kedua kalinya.
Viola terdiam di kursi menatap Lucas. Mencerna setiap kata yang diucapkan lelaki itu.
"Tunggu! kau menyembunyikan banyak adegan di sini... Benarkan?"tanya Viola. Menyadari cerita Lucas yang tidak saling berhubungan satu sama lain dengan apa yang Lucas dan Yoora bahas di lorong tadi. Bahkan jika di singkat. Gadis itu mulai menyambungkan setiap kejadian tadi, kalimat yang dilontarkan mereka berdua dan juga cerita Lucas yang terdengar membingungkan.
Meskipun selama ini dia tidak pernah ragu terhadapnya. Tapi Ia ingat Lucas tadi mengatakan bahwa gadis bernama Yoora itu memang terlihat baik. Tapi ia juga berkata bahwa itu tidak seperti yang terlihat.
Dilihat dari ekspresi mereka...Yoora lah yang paling jujur. Sedangkan Lucas tampak seperti mengganti beberapa adegan dengan versinya sendiri.
Dan tadi saat di lorong Yoora juga berkata tentang Lucas yang merupakan seorang playboy. Dan pintar dalam menarik perhatian orang-orang. Nama Viola juga dibawanya dalam pertengkaran mereka.
"Kenapa kamu hanya cerita awal pertemuan kalian dan alasan kalian berpisah? ceritakan kronologi perpisahan kalian dan juga hari-hari kebersamaan kalian." Viola sedikit mendesak.
"Ahh aku malas mengingat kebersamaan kami dan kejadian itu... Ia juga jarang sekali bertemu denganku... aku hanya ingin kamu tahu kenapa aku mengakhiri hubungan itu. Itu karena Yoora saat itu ternyata sedang menyukai orang lain dan aku melihat dengan mata kepala sendiri ia sedang bergandengan tangan dengan lelaki. Ia benar-benar bermuka dua" jawab Lucas pelan.
Viola berdiri menyamai Lucas. Ia mendongak menatap lelaki yang tingginya 10 cm darinya. Memperhatikannya lamat-lamat tanpa berkedip sedikitpun.
Lucas yang merasa canggung mendorong wajah Viola jauh-jauh darinya. Jarak mereka saat itu sangat dekat.
"Kau berbohong..." Ucap gadis itu pendek.
Lucas langsung menatap Viola, terkejut.
"Kenapa kau menyimpulkan itu sesukamu... Apakah kamu psikolog? kamu ltu memang tidak mengetahui ekspresi orang... Tidak tahu ia sedang marah,sedih ataupun sen..."
"Ya!tapi jika ciri-ciri orang yang sedang berbohong ... Aku sudah mengenal nya sejak aku kecil!Jadi aku akan tahu siapa orang yang sedang berbohong kepadaku. KAU PAHAM?!" Viola memotong cepat kalimat Lucas. Gadis itu sedikit berteriak.
Membuat pria dihadapannya terkejut.
Viola tahu Dari kecil dirinya selalu dibohongi oleh banyak orang yang ia sayangi. Ia juga kadang merasa di manfaatkan orang-orang tersebut.
Viola mengalami kejadian yang tidak seharusnya ia rasakan saat ia masih berusia 8 tahun. Dan itu membuat dirinya membenci orang yang suka berbohong dan juga membuat gadis itu tidak mudah menyukai atau mencintai seseorang. Ia juga tidak mudah mempercayai orang-orang disekitarnya.
Di hidupnya ia hanya mempunyai Mr. George dan seorang laki-laki yang ia anggap selalu menghiburnya dan menyayangi dirinya. Dan ia akan selalu dan hanya percaya kepada mereka. Padahal Viola terkenal dengan kepribadiannya yang mudah bergaul.
"Kau belum merasakan apa itu cinta. Kau hanya menginginkan Yoora...kamu seperti yang lain hanya terobsesi atau kagum dengannya"
Viola bergegas pergi menuju ruangannya, meninggalkan Lucas yang menatapnya datar dengan pikiran kosong.
Menyisakan keheningan di lorong itu.
Prok,prok,prok.
Mata semua orang menatap gadis yang terlihat sedang sebal itu menghentakkan kakinya saat berjalan. Wajahnya juga terlihat sudah memerah. Kemarahannya di ibaratkan sudah mengeluarkan tanduknya yang ke tujuh. Perasaannya saat itu sedang campur aduk.
Mr. George saja tidak mengenali gadis itu saat berpapasan dengannya. Padahal ia juga menatapnya heran sama seperti yang lain. Sehingga ia berbalik arah lagi mengejar Viola yang sedang dicarinya dari tadi.
Viola memasuki ruangan berwarna putih yang di dalamnya terdapat pendingin ruangan dengan kualitas tinggi. Hanya tempat inilah yang memiliki pendingin ruangan. Mungkin dengan memasuki ruangan itu perasaannya menjadi lebih tenang. Saat hawa panas ataupun dirinya merasa bahwa ia sedang mendidih karena marah. Gadis itu akan langsung pergi keruang ini -Ruang Mr. George
Tempat ini adalah ruangan yang disewa Mr George saat menemani anak agensinya konser disini. Benda-benda di ruangan ini juga tidak kalah bagus dengan pendingin ruangan. Sofa hijau diruangan ini adalah sofa paling empuk yang merupakan produk luar negeri. Lebih tepatnya di produksi di kota Tokyo, Jepang.
Negara itu memang menjadi negara tercanggih di dunia bersama dengan Korea Selatan dan China. Mungkin barang-barang ini sudah ada di negara tersebut 10 tahun yang lalu. Dan kini pasti mereka akan menciptakan banyak barang lagi yang menakjubkan .
Negara ini juga sudah mulai terlihat maju dari sebelumnya. Dan tak kalah canggih dengan negara tetangga. Meskipun masih kalah jauh dengan Jepang, Korea, dan China.
Meja disini juga dapat menghasilkan layar seperti komputer. Mr. George pasti membelinya dengan harga sangat mahal.
Ia merupakan CEO paling berpengaruh di negara ini. Mr. George mempunyai banyak perusahaan di banyak kota dan luar negeri. Ia merupakan sosok yang pekerja keras dan selalu berpikir positif .Ia pasti mendapat banyak penghasilan dan penghargaan atas kerja kerasnya.
Tembok di ruang ini juga tidak kalah canggih. Tembok itu dapat membuka dan akan terlihatlah ruangan lagi yang berupa kamar tidur.
Jaman memang sudah berubah. Semuanya akan terlihat mudah. Tapi itu hanya bagi orang-orang yang mempunyai banyak uang. Sampai-sampai mereka semua akan melakukan apapun agar dapat menghasilkan banyak uang. Meskipun menggunakan cara yang salah pun yang mereka pikirkan hanya uang,uang,uang. Itulah yang mengakibatkan banyak koruptor tertangkap 5 tahun terakhir ini.
Saat mati nanti mereka baru akan sadar uang yang mereka banggakan itu tidak akan bersamanya lagi. Apakah mereka akan menangis?
Tapi di pandangan Viola Mr. George berbeda dari yang lain. Meskipun punya banyak uang ia masih saja dermawan yang membuat Bella semakin menyayangi lelaki itu bagaikan seorang ayah.
BRUK!!!
Bella membanting pintu dengan keras. Jika pintu itu bukan dari bahan yang bagus. Pasti sudah lepas dari gagangnya.
Gadis itu segera melempar serta melepaskan sepatunya ke segala arah dan langsung berbaring di sofa hijau empuk itu.
"Dasar cowok nyebelin!!! Bikin pingin mukul aja!"
"Siapa yang menyebalkan? Saya?"
Mr. George tiba-tiba masuk. Segera memeriksa pintu yang dibanting Viola dengan sangat keras hingga terdengar sampai ujung lorong. Ia langsung duduk di samping Viola yang masih berbaring sambil menatapnya.
Dari tadi ia sibuk mencari Viola. Karena sangat khawatir ia tidak segan - segannya memasuki ruangan yang bukan ruangannya dan dipenuhi banyak orang. Yang tentunya pandangan orang-orang itu langsung tertuju pada lelaki itu.
Viola bangkit dari tempat ia berbaring. Duduk di lantai ruangan sambil memeluk kaki lelaki di hadapannya.
Matanya mulai berkaca-kaca. Dan akhirnya mengalir di pipinya satu persatu.
"Ada apa...?tuan putri kecil yang man..."
"Aku sudah dewasa Mr...aku bukan lagi putri dongeng..." Ucap Viola yang melepaskan pelukannya dan menendang-nendang sofa hijau di ruangan itu.
Viola seperti gadis yang sedang memasuki fase dewasa. Dimana semua perasaan tercampur - campur dan perasaan ingin marah pada siapa saja. Meski tidak tahu apa penyebabnya.
Mr. George tertawa pelan. Menghapus air mata Viola yang semakin lama bertambah banyak. Ia tahu apa yang di alami oleh gadis itu.
Ia melihat kejadian gadis itu dan Lucas di lorong. Ia mendengarkan setiap kalimat yang dilontarkan kedua anak itu.
Sesekali ia tertawa karena di pertengahan cerita mereka bertingkah lagi bagai kucing dan tikus. Lelaki itu juga tersenyum saat dirinya dipuji terlihat masih muda hingga ia juga sesekali memukul tembok di sampingnya saat Lucas mengata-ngatai dirinya tukang tidur. membayangkan tembok itu adalah wajah Lucas yang selalu saja membuat dirinya naik darah.
Tapi ia lebih banyak merasa kecewa dengan apa yang diceritakan Lucas pada Viola. Jika gadis ini tahu yang sebenarnya pasti ia akan menangis lebih keras dan mengunci pintu ruangan yang ia masuki. Atau akan pingsan didalamnya tanpa pengetahuan siapapun. Siapa yang tahu?
Viola gadis yang sangat ceria dan jarang menangis. Ia hanya akan menangis saat merasa dikhianati oleh orang yang dekat dengannya dan orang yang paling ia percaya.
Viola pernah menangis histeris saat Mr. George berbohong tentang kondisi ibu kandungnya yang ada di rumah sakit jiwa. Saat itu ibunya kabur dari rumah sakit tersebut.Viola langsung mengetahui bahwa Mr. George berbohong hanya dengan tatapan pertamanya. Membuat Gadis itu tidak keluar kamar dan tidak makan empat hari berturut-turut.
Karena merasa khawatir terpaksa Mr. George menuju kamar Viola dengan melewati tralis apartemen dan hampir saja terjatuh ke bawah. Para tetangga dan orang-orang yang melihatnya berteriak kencang mengira Mr. George berniat bunuh diri.Kalau ia terjatuh maka entah apa yang terjadi dengan lelaki itu. Mungkin akan di jemput malaikat maut atau akan mengalami masa kritis. Punggungnya saja sudah mulai sakit- sakitan.
Untungnya Viola langsung menangkap dan memegang tangan lelaki itu sambil tertawa terbahak bahak. Sambil berkata,"ada-ada saja"
Mr. George juga ikut tertawa. Ia bisa bernapas denga lega karena Ia melihat senyum gadis itu seperti seorang bidadari yang diturunkan dari langit.
Dan tebakan Viola memang selalu benar tentang ekspresi wajah orang yang sedang berbohong.
Saat kecil ibunya pernah berkata,
"Ayahmu pasti akan kembali" awalnya Viola percaya. Ia terus menunggu kehadiran ayahnya yang tidak pernah ia temui seumur hidupnya selama 5 tahun lamanya . Tapi ayahnya tidak kunjung datang.
Akhirnya gadis itu tahu bahwa ibunya berbohong. Dirinya selalu menangis saat malam hari. Betapa sakitnya perasaannya saat satu- satunya orang yang ia percayai dan cintai berbohong padanya.
Dan saat ia menginjak
Kejadian-kejadian di masa lalu memang sangat membuatnya terpukul tapi ada beberapa manfaat untuknya. Dengan ini ia mempunyai pengalaman dalam menghadapi orang-orang yang berbohong. Ia juga tidak akan mudah dimanfaatkan. Viola menjadi gadis mandiri , pekerja keras, dan seorang gadis yang kuat sampai ia beranjak dewasa.
Kecuali dibodohi. Gadis manis ini terlalu polos untuk remaja usia 18 tahun. Viola memang sangat mudah untuk dibodohi.
Viola menyeka air matanya. Masih terisak dengan tangisnya tapi berusaha mengatakan kalimat meskipun dengan patah-patah.