BLACKSWEET

Zaki septiyono
Chapter #5

04 °Membeku

SUARA dentuman motor sport merah dengan gaya khas masa kini, memenuhi lapangan SMA Andromeda pagi ini. Seorang cowok dengan tingkah humorisnya turun bersama empat cowok lainnya yang menggunakan motor sport.

       Suara tawa tak henti-hentinya keluar dari mulut Aksa, cowok tinggi—seukuran dengan Arga, berkulit putih, dan cerdas. Hari ini bibir cowok itu terus terangkat ke atas hingga mengeluarkan suara gurauan yang tidak penting.

     "Gila tu si Eneng, pagi-pagi udah ada di depan rumah lo aja, Ian." Aksa terus saja terkekeh di tempatnya berdiri setelah turun dari motor merah sport nya. Baginya, mengerjai Adrian Arshad lebih enak daripada merokok.

     Ya, geng sekumpulan anak SMA Andromeda yang satu ini berbeda dengan kumpulan anak sekolah SMA lain. Jika biasanya di tempat lain, terdapat murid badboy, coolboy, The most wanted, Cowok rusuh, dan sebagainya. Namun berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Arga, Adrian, Aksa, dan Rivan. Mereka malah mendapat gelar terbaik dari guru masing masing.

      "Diem lo Sa, kadang gue jengkel sendiri dah sama lo," tukas Ian memasang wajah cemberutnya. Arga memandang heran ketiga sahabatnya itu, baginya tak ada letak kelucuan dalam masalah percintaan Adrian dengan Si Eneng. Wajar saja bagi Arga.

       "Udahlah bro, kasian si Ian, udah mendung tuh wajahnya." Seketika tawa mereka semua meledak. Namun tak lama, berhentilah suara tawa itu hanya karena sebuah obrolan gosip.

       "Eh lo tau kak Arga gak sih?"

   "Oh kak Arga yang dari kelas XI IPS 5, itu kan?"

    "Nah lo tau gak? gue denger-denger dia naksir cewek. Itu yang jadi gosip anak-anak waktu ganti baju."

      bla...bla...bla.

    Arga dan kawan-kawan tak lagi mendengar berbagai macam gosip itu, karena posisi 'si gosip' sudah jauh dari Arga berdiri.

       Arga mematung di tempat, Ia merasakan ada yang menepuk bahu nya, Ia menoleh," Udahlah Ga, lo buktiin aja kalo lo beneran suka atau enggak sama dia," Rivan menimpali seolah mengerti jalan otak Arga.

      "Kita cabut lah, Van! Gue gak mau jatuh cinta dulu." Arga melangkah kemudian disusul oleh Rivan. sedangkan duo koplak? masih tertawa terbahak-bahak di tempat nya.

     Arga, murid SMA Andromeda, 17 tahun, tengah mencari jati diri nya. Menggali kisah cinta nya yang sedang tertutup oleh hitam nya kelabu masa lalu. Dan kalian akan mengerti kisah Arga.

    ==============

      Hari ini hari kedua seorang Icha Raveena menginjakkan kaki di SMA Andromeda. Kini, Ia berdiri tegap menatap langit yang sedang mendung. Sama seperti hatinya, Icha tengah bimbang dengan jawabannya yang memilih ekskul Paskibra. Entah sejak kapan, Icha lebih suka memanggil nya dengan Paskibra, bukan Pasbar.

       "Ini gue beneran mau ke kelas nya kakak kelas itu? ini kenapa gue jadi gak pede gini?" Icha memegang erat besi pegangan di balkon atas sekolahnya. Pandangan nya lurus. Tak henti hentinya keringat meluncur bebas di wajah.

    "GUE HARUS YAKIN!" Icha mengangkat kepalan tangannya lalu meluncur bebas ke belakang. Seperti gerakan orang optimis. Icha melangkah menuju seseorang. Ia tak mungkin menghampiri kelas kakak kelas itu sendirian.

    

     Gue harus ke Letta.

================

Lihat selengkapnya