"INI Icha kemana sih? dari tadi udah keluar tapi belum balik ke kelas lagi, mana jam pelajaran udah selesai lagi," omel Letta. Sudah beberapa jam sahabatnya itu tak kembali ke kelas. Jadi lah seperti sekarang : Letta mengomel tak jelas.
Letta sudah mulai memasukkan beberapa buku ke dalam tas, Ia melirik ke arah meja Icha dimana buku-bukunya dalam keadaan berantakan. "Tuh anak jadi pulang bareng gue gak sih?"
Letta membuka benda pipih dari dalam laci, dan mulai mengetikkan pesan kepada seseorang. Jarinya mulai lincah menari-nari. Ditambah ekspresi muka yang berubah-ubah.
Letta Jovanka : Lo ikut gue gak pulangnya?
Letta Jovanka : dari tadi gak masuk kelas lo. Cabut kan lo?
Letta Jovanka : jawab woii!!
Jangan ditanya bagaimana ekspresi Letta sekarang. Darahnya sudah benar-benar panas. Lelah sekali menghadapi si anak manja yang satu ini. Letta masih menunggu agar cewek itu menjawab. Hingga keadaan kelas hampir sepi.
Icha Raveena
√ • Lo pulang dulu aja Ta.
√ •Gue ada pendaftaran sama kak Arga. Di Warung steak deket sekolah.
√ • Oh ya, tolong bawain tas gue ya? makasih :)
Letta menutup ponsel nya. Ia benar-benar kesal sekarang. Untung si Ich masih sahabatnya. Kalau tidak, sudah dipastikan Ia tak sudi membawa tasnya. Letta mengambil tas Icha dan membereskan buku-buku Icha.
Saat tengah berjalan di lorong, Ia berpas-pasan dengan kakak kelas nya. "Eh Letta, lo temennya si Icha kan ?"
"Eh iya kak, nih tas nya Icha," ujar Letta menundukkan kepalanya. Bisa dikira, ini adalah sahabat Arga.
"Lo tau Icha dimana? pasti dia lagi jalan sama Arga tuh."
"Iya kak, tadi katanya di warung steak deket sekolahan," Letta mendongakkan kepala nya. Ia melihat badge name kakak kelas nya itu. Dan tertera tulisan 'Rivandra'.
"Gak usah panggil 'kak' juga kali. Gue gak suka sama panggilan terhormat," ucap Rivan berhati-hati agar cewek dihadapan nya ini tak merasa tersakiti.
"Gue Rivandra. Panggil aja Rivan." Letta menjabat tangan kakak kelas nya itu. Ia pikir tak ada salahnya Ia berkenalan dengan Rivan.
"Aku, Letta." Rivan menatap badge name cewek itu dan terdapat tulisan 'Letta Jovanka'. Sungguh menggemaskan. Rambut terurai, postur pendek, imut, ditambah lagi wajah tanpa make-up. Tetap cantik di mata Rivan.
"Gue mau ke Arga sama Icha. Lo mau ikut, Ta?"
Letta mengangguk.
"Boleh kak. Beneran gak ngerepotin?" Rivan terseyum. Tentu saja baginya tidak. "Gak sama sekali."
Mereka berjalan beriringan sambil terus berbincang-bincang dengan asyik. Meninggalkan sekolah yang sudah mulai surut muridnya.
==============
"Arga, kenapa Icha digendong? Icha masih bisa jalan sendiri kok."