BLACKSWEET

Zaki septiyono
Chapter #12

11 °Sang ketua

JIKA kalian ingin tau sekarang dimana posisi Icha dan Letta, bisa dijawab sedang di dekat pintu kelas si kakak kelas itu. Siapa lagi jika bukan Arga?

       "Cha, lo buruan masuk gih, bosen gue nunggu," suruh Letta. Jam pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Namun, Arga masih mencatat di dalam kelas sendiri.

      "Bentaran deh,Ta. Kan gue mau ngasih nih bekal. Terus lo pulang deh gak pa-pa," rengek Icha. Letta mendengus pasrah melihat tingkah aneh sahabatnya ini.

      Langkah kaki berderap menuju depan pintu kelas Arga. Icha tau, pasti pemilik langkah itu adalah orang yang Icha sedang tunggu. Benar saja, Arga datang sambil membawa tas di bahu kanannya.

    "Hai, Kak," sapa Icha ragu-ragu.

     Arga memasang senyum tampannya. "Hey, Cha. Gimana? siap ikutan Pasbar kan hari ini?" tanya Arga membuat Icha salah tingkah sendiri. Yang ditanyai, hanya mengangguk pasrah seraya menyodorkan kotak yang dibawanya.

     "Oh ya, Kak. Ini, Icha bawa bekal. Isinya enak lho. Coba deh Kak Arga cobain." Arga menatap manik mata Icha. Ada kesungguhan saat Ia memberi kotak makan itu.

     Arga menerimanya dengan seulas senyum. "Gue buka sambil duduk ya?" Arga berjalan untuk duduk di bangku panjanga dekat kelas Arga.

      "Ekhm, enak banget, Cha. Lo berbakat banget," puji Arga sambil terus melahap roti isi dari Icha. Icha yang dipuji, hanya bisa mengulum senyumnya sambil melirik Letta di belakangnya.

     "Ekhm, gue pergi dulu ya, Cha, Kak," pamit Letta meninggalkan mereka berdua karena Letta tak mengikuti ekstra pasbar. Ia hanya ikut ekstra tari.

      "Oh ya,Cha. Gue boleh minta nomor handphone lo gak? kan gue sebagai sektretaris nih, jadi ngurusin data murid baru yang masuk pasbar," ucap Arga panjang lebar.

       Icha mengangguk paham,"Oh gitu ya Kak? boleh deh." Icha merogoh kantong celananya, dan menemukan benda pipih berwarna pink.

     "Nih Kak," Icha menyodorkan ponselnya yang sudah tertera nomor ponselnya. Arga meletakkan bekal yang dibawanya, dan langsung mengambil ponselnya. Tak butuh waktu lama, Ia sudah menyalin nomor ponsel Icha.

     "Makasih ya,Cha."

    "Makasih buat apa Kak?" tanya Icha polos.

     "Buat makanannya, nomor ponselnya."

      Icha hanya bisa tersenyum lalu mengangguk senang bisa berbicara lebih lama dengan Arga.

      "Oh ya,Cha. Lo kalau ada yang ngechat selain gue, jangan dibales ya," perintah Arga tiba-tiba. Raut muka Icha berubah drastis. Lebih tepatnya terkejut.

     "Kalau dari Mama? tetap gak boleh?" tanya Icha masih polos.

    Arga tertawa, susah sekali berbicara dengan Icha, anak polos ini. "Ya boleh lah,Cha. Kalau sama murid lain selain sahabat lo, baru gak boleh!"

      Icha paham sekarang. Ia lantas tertawa dengan sedikit memamerkan deretam giginya yang rapi. "Ayo Kak, kita ke lapangan sekarang."

     "Oh iya, gue sampai lupa,Cha,"seru Arga sambil tertawa. Dan mereka sekarang sedang berjalan menyusuri koridor yang sepi. Tanpa mereka tau, seorang cewek tengah melihat keduanya dengan tatapan benci. Tangannya mengepal kuat, seolah-olah tak suka dengan Icha.

Lihat selengkapnya