ARGA berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai ramai, karena semua murid mulai berhamburan keluar kelas. Arga berjalan dengan Rivan disebelahnya. Cowok itu sedari tadi diam tak berbicara pada Rivan.
"Lo ngapain mau ikut gue, Van? lo mau ketemu siapa di kelasnya Icha? lo kan jomblo, Van!" gurau Arga sambil tertawa kecil.
Rivan menabok lengan sahabatnya itu dengan pukulan keras. "Enak aja, lo Ga. Emang bener lo jadian sama Icha?" tanya Rivan mulai kepo.
Jawaban Rivan terjawab dengan anggukan kepala dari Arga. Kedua cowok itu berhenti didepan kelas X Biologi 2. Kelas pacarnya itu.
Di dalam kelas, hanya terdapat Icha seorang. Karena semua murid sudah pulang menuju rumah masing-masing. Arga mengetuk pintu kelas, dan membuat Icha menoleh.
Icha yang melihat siapa pelaku yang mengetuk pintu itu, ia langsung tersenyum saat melihat Arga berada di ambang pintu. Icha pun membereskan buku-bukunya yang sedang ia catat tadi.
Icha berjalan menuju Arga dan disambut sapaan dari cowok itu. "Hai, Cha. Lo lagi ngapain tadi?" goda Arga kembali.
"Ih, Kak Arga mah bisanya godain cewek," Icha cemberut ditempat dengan tangan disilangkan di depan dada.
Arga tertawa. "Kan godain pacar sendiri, masa gak boleh?" tanya Arga bermaksud bercanda. Icha yang mendengar langsung mencubit perut Arga pelan. Hingga mereka tertawa.
Icha yang melihat melalui sudut matanya, menangkap sosok Rivan, langsung bertanya kepada Arga dengan berbisik," Kak, itu Kak Rivan ngapain disini? mau ketemu siapa? kelas udah sepi loh," omel Icha penasaran.
Rivan yang melihat Icha sudah selesai berbincang dengan Arga langsung menghampiri Icha. "Cha, gue boleh tanya bentar gak? disitu aja," mohon Rivan.
Icha yang mendapat penawaran itu pun, langsung melirik ke arah Arga untuk meminta persetujuan. Namun, cowok itu hanya memberi anggukan kepala tanya menyetujui. Icha dan Rivan pun berjalan menjauhi Arga.
Arga paham sekarang, mengapa Rivan mengikutinya untuk ikut menuju ke kelas Icha. Ia ingin bertemu dengan Icha. Arga mengepalkan tangannya, hingga urat-uratnya pun nampak menonjol. Entahlah, sepertinya ia cemburu.
"Kak Rivan, mau bicara apa?" tanya Icha to the point.
"Gini, Cha. Lo punya nomor ponselnya Letta gak? gue minta dong," jawab Rivan langsung ke inti pembicaraan.
Icha menutup mulutnya, terkejut dengan permintaan Rivan. Apa tujuan cowok ini minta nomor ponsel sahabatnya?
"Kak Rivan suka sama Letta ya?"
"Udah buruan cepetan. Tuh cowok lo marah. Gue udah paham sifat dia. Walaupun humoris, dia masih punya sisi cemburu."
Icha langsung menoleh ke arah Arga dibelakangnya, namun cowok itu langsung mengalihkan tatapannya dari Icha.
"Kak Arga bisa cemburu?" tanya Icha pada Rivan tak percaya.
"Bisa lah, Cha. Dia kan manusia. Pasti masih bisa cemburu kalau ceweknya deket sama cowok. Itupun kalau gue, sahabatnya."
"Iya, deh. Ini nomornya Letta," Icha mengambil ponsel dari sakunya, dan menyerahkan pada Rivan yang sudah tertera nomor ponsel Letta. Setelah selesai mencatat, Rivan pun mengucapkan terimakasih.
Arga yang melihat sudah tak bisa menahan amarahnya, apalagi saat melihat Icha memberikan nomor ponselnya pada Rivan. Ia berjalan menuju Rivan dan Icha. Arga pun menarik pergelangan tangan Icha dengan keras.