BLACKSWEET

Zaki septiyono
Chapter #17

16 ° Papan Mading

BERITA Icha dengan Arga yang berpacaran, telah menyebar luas hingga seluruh penjuru sekolah. Firasat Icha yang mengatakan sejak ia berpacaran dengan Arga akan langsung tersebar, ternyata terjadi secara nyata sekarang.

Seperti saat ini, Icha tengah berjalan santai di koridor sekolah. Pagi ini masih sama dengan pagi sebelumnya, sepi. Pandangannya langsung tertuju pada sekumpulan siswa-siswi yang sedang bergerombol di depan papan pengumuman.

Karena marasa penasaran, langkah Icha membawanya menuju tempat ramai tersebut. Saat ia sudah sampai di papan pengumuman yang ramai dengan murid tersebut, Icha mengurungkan niatnya saat tak ada celah untuk masuk.

Karena malas, Icha mencoba melangkahkan kakinya untuk menjauhi papan pengumuman. Namun, bisikan dari para murid membuat Icha mengurungkan niatnya.

"Ih, menjijikkan banget ya, tuh anak!"

"Udah tau di bioskop, masih sempet aja pelukan."

"Siapa sih nama cewek ganjen itu?"

"Ical gak sih?"

"Bukan! Icha kalau gak salah, pacarnya Arga kan?"

Icha mengeryitkan keningnya bingung, saat namanya menjadi bahan perbincangan semua murid di depan papan pengumuman itu. Icha membalikkan badannya dan mendekati papan pengumuman. Ia berdesakan dengan murid yang bergerombol disana.

Mata Icha terbelalak saking terkejutnya, bagaimana tidak? sebuah pengumuman tertempel dan disertai gambar serta tulisan. Gambar itu adalah gambar dirinya dengan Arga yang sedang berada di bioskop.

Gambar Icha dan Arga yang sedang berpelukan saat Icha takut itu, kini dipajang di papan pengumuman bak sebuah info yang tak boleh dilewati semua murid SMA Andromeda. Dibawah gambar itu, tertera tulisan :

Wah, liat guys, cewek idola kita di sekolah, yang katanya pinter, ternyata bisa ngelakuin sesuatu yang gak wajar di biskop! mana gelap lagi! hati-hati aja guys sama nih cewek. Jaga pacar kalian, bisa kena rebut loh. Hahaha.

-Dari cewek cantik di dunia.

Rahang Icha mengeras, ia mengepalkan tangannya, menutup mata dan mencoba merendam amarahnya saat mengetahui bisikan-bisikan dari para siswa tadi.

"Ih, ini anaknya ya? Icha si cewek ganjen?"

"Lah? cantikan gue dari pada cewek centil ini!"

"Dada rata aja bangga!"

Icha merobek secara paksa kertas tadi. Lalu meremas kertas itu dengan gigi yang bergelemetuk. Ia benci pada orang yang tega membuat berita hoax seperti ini.

Icha membalikkan tubuhnya, siap memarahi siapa saja yang sudah menghinanya.

"Lo semua balik ke kelas! Berita ini gak bener! Jadi jangan percaya sama kabar yang gak jelas pengirimnya! Pergi lo semua! PERGI!!" pekik Icha histeris. Matanya mulai memanas, air matanya siap tumpah sekarang, tapi ia mencoba menahan.

Letta yang melihat dari kejauhan terdapat keramaian, langsung berlari menuju cewek itu. Ia berusaha menenangkan Icha yang sedang menangis di hadapan para siswa.

"Kalian semua pergi. Gue mohon, jangan percaya sama gosip ini. Please, tinggalin kami, dan jangan ada yang percaya sama berita ini," suruh Letta dengan nada lembut tapi terdengar tegas.

Semua murid pun pergi meninggalkan Icha dan Letta yang berdiri di depan papan pengumuman. Semua umpatan tengah dilontarkan dari para murid yang tertuju pada Icha.

Letta mengelus pundak kawannya itu. Mencoba memberi semua tenaganya pada Icha. Ia tau, bahwa terkadang pelukan juga bisa menyalurkan energi postif.

Lihat selengkapnya