“Baiklah teman-temanku semua, dengan ini, resmi sudah Game of Law akan diadakan dua hari lagi.” Semua orang yang hadir, khusus nya para prajurit bantuan dari desa lain terkejut mendengar pernyataan itu. Aku yakin mereka memperkirakan persiapan beberapa minggu sebelum pertarungan.
“Kalian mungkin terkejut, namun, aku dan penduduk Belthor telah mempersiapkan ini cukup lama, kalian tidak perlu panik, justru ini akan sangat menguntungkan pihak kita karena mereka yang belum mempersiapkan apa-apa.” Setelah mengucapkan itu, mereka semua menghela nafas tentu saja. “Aku ingin berterima kasih pada semua orang yang ada disini, darimana pun dari ras apapun, karena telah memercayakanku dengan rencana membela kehormatan tanah ini, tanah Belthor. Kami akan mengingat jasa kalian”
“Pertarungan yang akan kita hadapi merupakan balas dendam kita atas gugur nya penduduk kita dihari itu. Ayahku, Kak Elisa, dan semua orang yang hari itu menjadi korban kekejaman Troy Canaria.” Aku menengok kearah paman Alvero yang bersikeras hadir walau tak bisa berkata dan berbuat apapun karena kelumpuhannya, tetapi air mata jelas menitik dari wajahnya, begitupun seluruh penduduk Belthor yang menjadi saksi kekejaman hari itu.
“Aku tidak akan membiarkan darah mereka dan darah kalian tumpah dengan sia-sia!” Teriakku.
“Aku sendiri yang akan menjamin kemenangan kita di game of Law ini. Semua harta yang kita dapatkan akan kubagikan secara merata! Dan siapapun yang mati diesok hari, akan kujamin kehidupan keluarga yang ditinggalkan sampai mereka mampu menghidupi diri sendiri atau sampai mereka menyusul keluarga yang sudah pergi dikemudian hari!”
“Angkat pedang kalian dan kita tunjukkan bahwa kita bisa melawan! Hidup Belthor!” Teriakku sambil menghunuskan pedangku disambut meriah semua yang hadir.
Setelah euforia mereda, aku meminta para perempuan, anak-anak, dan semua yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran untuk kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Kemudian aku meminta Eve untuk mempersiapkan hasil perkumpulan dewan perang semalam untuk kubacakan dihadapan semua prajurit Belthor.
“Dengan ini aku akan mengumumkan pembentukan divisi perang.”
Tersisa 2 hari sebelum pertempuran, sekarang kami tengah membagi divisi dan menunjuk pimpinan tiap divisi. Cukup lama membagi ratusan nama menjadi 6 kelompok, bahkan aku harus meminta Alvy untuk bergantian membacakannya.
Setelah semua penduduk dan pendatang kami bagi menjadi beberapa divisi menyesuaikan ras dan keahlian masing-masing, pembagian senjata dilakukan.
“Baiklah kawan-kawan ku semua untuk dewan perang yang akan memimpin Game of Laws kali ini, Aku sendiri, Eve, Paman Mike, & Miya.” Mereka bertiga pun maju kesampingku.
“Komando secara menyeluruh akan berasal dariku, Paman Mike akan mengatur persiapan prajurit, Kak Miya memimpin pengelolaan senjata dan logistik, dan Eve menduduki posisi sebagai kepala desa sementara sekaligus penjagaan Desa.” Jelasku.
“Kemudian kalian seperti yang bisa kalian lihat, terbagi menjadi 6 divisi.” Aku kemudian menunjuk divisi paling sedikit dengan dipenuhi orang yang mahir dalam kedua hal baik bertarung menggunakan senjata ataupun pengendalian Ard. “Kalian yang terpilih akan menjadi ujung tombak pertarungan kali ini. Jumlah kalian yang tak banyak namun memiliki kemampuan yang lebih mumpuni dari teman kalian dalam menggunakan senjata ataupun Ard, akan kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk menguasai pergerakan medan perang.” Ucapku sambil berjalan kedepan barisan mereka.
“Aku yang akan memimpin kalian secara langsung, divisi 1 Spearhead.”
Lalu aku berjalan kesampingnya.
“Secara umum kalian baik dalam pertempuran jarak dekat dan paling lihai dalam berkuda, karenanya aku menempatkan kalian sebagai divisi yang berpusat menjaga sisi terujung barisan, menghalau apapun yang mencoba untuk merusak barisan, kecepatan kalian juga akan dimanfaatkan jika kita memerlukan pergerakan yang cepat.”
Aku kemudian merangkul paman Lex yang berada pada salah satu deretan paling depan selagi membawanya menghadap divisi 2.
“Lex yang akan memimpin pergerakan kalian, salah satu guru ku dalam berkuda selain ayahku, kemampuannya sangat bisa diandalkan. Divisi 2 Falcon itu nama divisi kalian.” Lalu aku berjalan menuju barisan disampingnya. “Pergerakan lincah dengan kemampuan pengendalian Ard yang baik adalah alasanku menyatukan kalian dibawah Alvy.” Ia pun maju dan berdiri disampingku. “Divisi 3 Wolfbane, kalianlah yang akan menjalankan misi paling berbahaya, merusak musuh dari dalam seraya bertahan selama mungkin dibalik tembok Canaria. Nyawa kalian yang mungkin paling terancam, namun apakah kalian bersedia melakukan itu semua demi darah kawan dan keluarga kalian?” Tanyaku.
“Jantung dan Nyawa kami persembahkan untunk Belthor!” Sorak Alvy disambut sorak prajurit lainnya.”
Selanjutnya aku menemui barisan yang diisi dengan orang-orang bertubuh kekar dibanding yang lainnya. Senjata yang mereka pegang pun lebih besar dibanding yang lainnya. “Melihat barisan kalian saja sudah mampu membuatku membayangkan bagaimana pasukan musuh akan bereaksi.”
“Tubuh besar dan stamina kalian yang menjadi topangan, menjadikan kalian sebagai titik tengah tumpuan prajurit kita. Jatuhnya seorang dari kalian akan menjadi jatuhnya kita semua. Kalian lah titik pertahanan barisan yang akan menahan musuh yang jumlah berkali lipat dibandingkan kalian. Divisi 4 Backbone yang dipimpin Piero, kalian adalah tulang punggung pasukan kita.”
Lalu aku menemui pasukan yang isinya terdiri dari para Hybrida yang sekarang menjadi bagian dari desa kami. Belum sempat aku berbicara, Longtail maju diantara barisan seraya berlutut dengan diikuti para Hybrida dibelakangnya. “Apapun tugas kami, kami akan menjalankan walaupun itu berarti kematian kami, selama pada akhirnya kau berhasil menebas Troy sialan itu, kami siap.” Aku memegang pundaknya. “Bangunlah, kita semua sama disini, aku berjanji akan menebas kepala nya sambil meminimalisir korban dari pihak kita sesedikit mungkin.”
Mereka semua berdiri. “Terima kasih Adam.” Ucapnya.
“Ya, baiklah kalian semua akan bertahan di garis terluar medan pertempuran. Pergerakan kalian akan sangat membantu untuk bergerak lincah didalam lebatnya hutan. Dengan itu, aku memohon kerjasama kalian sebagai mata ketiga kita Game of Law kali ini.” Ucapku diikuti sambutan kata siap dari mereka. “Divisi 5 Third eye akan dipimpin oleh Longtail.”
“Lalu kalian.” Ujarku lalu menunjuk Pat yang berdiri didepan bersama dengan Nat. “Patrick, kau akan memimpin divisi yang kuberikan perlengkapan paling lengkap. Kalian memiliki kemampuan menggunakan senjata berat yang sulit dikuasai orang pada umumnya. Aku sediakan kuda untuk membantu pergerakan kalian agar kalian dapat memaksimalkan daya hancur kalian. Dengan kelengkapan itu, kalian akan menjadi divisi penghancur yang meratakan apapun yang menghalangi kita. Divisi 6 Godpath itulah nama kalian!”
Selesai melakukan pembagian divisi, aku mengumpulkan kesemua pimpinan divisi untuk mendiskusikan rancangan strategi yang telah aku dan dewan perang lainnya rancang. Kubagikan tugas pada masing-masing divisi dan meminta mereka melatih gaya bertarung yang paling sesuai untuk tiap divisi mereka.
Pengarahan pun selesai dilakukan, dan mereka pun kembali pada divisi mereka masing-masing.
“Jujur aku tak menyangka hebatnya rencanamu.” Ujar Paman Mike. “Dengan itu semua, kita bisa memutarbalikkan kondisi walau jumlah mereka tak sebanding dengan mereka.”
“Terima kasih paman, tetapi untuk rencana kali ini, masih kukatakan belum sempurna karena kita kekurangan beberapa sumber daya yang sulit untuk kutemui, jadi masih besar kemungkinan korban akan berjatuhan.” Jelasku.
“Adam.” Ujar Eve memegang pundak ku. “Kami sudah siap mengorbankan segalanya. Lihatlah mata mereka semua saat itu, api yang menyala sangat membara, tidak ada penyesalan dimata mereka. Tugasmu memimpin kami semua agar api itu bisa membakar Troy hingga jantungnya.”