Blades of Belthor

Adam Zidane Arafi
Chapter #21

21. Battle of Golem Plain

Kami berkuda tanpa henti mengingat rencana pertama yang mengharuskan kami bergerak lebih dahulu sebelum pasukan Belthor bahkan keluar dari benteng mereka. Memakan waktu yang memang cukup lama, tetapi sesuai rancanganku, pasukan dari divisi spearhead dan falcon sudah dilengkapi dengan kuda-kuda tercepat yang kami miliki jadi ini tidak menjadi kendala.

Karena keterbatasan persediaan zirah besi, hanya divisi 4 backbone dan divisi 6 godpath yang mengenakan itu. Sedang kami hanya mengenakan zirah kulit, dan jubah bertudung sebagai sisi luarnya. Walau demikian, persenjataan kami cukup memenuhi kebutuhan, hingga kavalri pun memilik panah pendek untuk jarak yang tak terlalu jauh.

Beberapa jam berlalu hingga kami mencapai lini hutan yang menandakan dekatnya kami pada Canaria.

Sebelum melanjutkan perjalanan aku berangkat sendiri menuju salah satu menara terluar Canaria yang kuyakini akan diisi banyak pemantau. Dua orang prajurit disisi bawah tak sempat bereaksi ketika aku menebas keduanya dengan katana ku. Aku masuk kedalam mendapati seseorang bersiap melemparkan tombak kearahku, aku menunduk dan melesat untuk menancapkan ujung katana ku pada perut penjaga itu. Kemudian aku menggunakan Ard untuk menerbangkanku menuju tingkat atas menara ini. seorang penjaga hampir saja menerbangkan burung pembawa pesan, namun setelah menumbangkan penjaga itu, aku melemparkan pisau yang seketika menjatuhkan burung itu.

Setelahnya kami memanfaatkan menara itu untuk berhenti sejenak dan memantau Canaria yang tampaknya ingin menggerakan gelombang awal pasukannya.

“Berapa kira-kira jumlah pasukan yang berada disisi luar tembok itu?” Tanyaku pada Paman Lex yang menggunakan teropong.

“Secara mereka membentuk barisan, kurasa mereka mengerahkan 2 legiun besar pasukan, yang masing-masing berjumlah 300an prajurit.” Ucapnya.

“Baiklah darisini aku akan membantu menekan Ard untuk menutupi keberadaan kalian. Paman Lex tolong identifikasi susunan kedua legiun itu.” Perintahku yang langsung ia laksanakan.

“Legiun yang berada disisi kiri didominasi oleh prajurit infantri biasa, sedang legiun yang satunya diisi banyak prajurit berkuda, kemungkinan mereka bisa mengejar kita kalau mereka tidak mengenakan perlengkapan berat itu.” Jelas Paman Lex.

“Apakah itu berarti kita bisa melakukannya?” Tanyaku.

“Ya tentu saja.”

“Baiklah kita akan bergerak, Sekarang!” Ucapku dan 2 divisi tercepat Belthor melesat tanpa henti menuju kearah kedua legiun Canaria itu.

90 pasukan tercepat ini harus bisa menghancurkan enam ratus pasukan itu. Terdengar tidak mungkin, namun, rencana matangku bisa mewujudkan itu.

Kemudian kami menembakkan ledakkan Ard kearah mereka yang kebetulan tidak jauh dari ladang, sehingga menimbulkan kebakaran pada tumpukan gandum dan menimbulkan asap. Suara berisik ledakkan yang dekat dengan barisan mereka menimbulkan kekacauan pada kuda-kuda mereka, kami pun menggunakan kesempatan itu untuk mengacaukan barisan legiun infantri mereka.

Kami membentuk formasi O dan berputar secara bergantian untuk menahan infantri yang berusaha menyerang kami. Cukup efektif, namun aku tak ingin mengambil resiko lebh lama.

“Pertahankan barisan!” Teriak seseorang ditengah barisan pasukan berkuda mereka. Itu menjadi tanda bagiku untuk mengambil langkah selanjutnya.

“Mundur!!!” Teriakku yang seketika membubarkan formasi O pasukan.

Kami bersegera lari menjauh dari kekacauan yang telah kami perbuat. Tak memakan waktu lama hingga mereka mempertahankan kembali formasi mereka dan bergerak untuk mengejar kami. Pasukan berkuda mereka bergerak lebih dahulu mengikuti kami yang berjalan membelah ladang mereka.

Aku berhasil mendapatkan 2 keuntungan dari hal ini, merusak pertanian mereka, dan memancing mereka.

Walaupun kami lebih unggul dari segi kecepatan, namun suara derap kuda mereka dengan jumlah yang tak sebanding dengan kita sangat memberikan ketegangan pada kami, apalagi mereka mulai menembakkan Ard mereka. Sungguh, walaupun, kurasa aku mampu menghancurkan sebagian dari mereka sekaligus, namun, Ard ku tidak bisa kusia-siakan hanya untuk infantri biasa.

“Paman Lex, kau bisa memimpin mereka?” Tanyaku.

“Baiklah, menggiring mereka mendekati hutan bukan?” Tanyanya lagi memastikan.

Aku mengangguk. “Aku akan melesat lebih dahulu.” Sepersekian detik setelahnya aku melaju lebih cepat dengan menyalurkan Ard pada kudaku yang membuatnya melesat sangat cepat. Aku menembus hutan dan menemukan apa yang menjadi kunci pada strategi kali ini.

Sedikit lagi, aku harus menahan ini hingga pasukanku mendekati hutan.

Sedikit lagi…

“Sekarang!” Teriak Paman Lex.

Ketika pasukan berkuda Belthor memasuki hutan, aku melepaskan itu.

Bayangan besar menutupi sekaligus menghentikan pergerakan pasukan kavalri berat Canaria.

Seketika mereka habis terlempar dan terinjak rata dengan tanah. Darah terciprat kemana-mana dan korban berjatuhan ketika mereka secara putus asa mencoba melawan balik.


Itu adalah golem yang kuambil dari reruntuhan saat aku berlatih dengan Master Blanc dulu. Aku menyiapkannya dari jauh hari saat itu ketika aku meminta Alvy untuk melakukan sesuatu.

Sebenarnya rasa iba bertumbuh dalam diriku ketika melihat raut pasukan Canaria yang berputus asa melawan balik golem itu, namun, semua ini antara memenangkan segalanya atau kehilangan semuanya, aku terpaksa melakukan semua ini.

Ini bukan lagi pertempuran berat satu sisi, ini adalah pembantaian. Tiap ada serangan sihir yang sedikit kuat dari mereka hingga menghancurkan bagian tubuhnya, dengan cepat bagian tubuh itu tersambung lagi sebelum kepalanya tertebas.

“Nampaknya rencanamu berhasil, Adam!” Ucap Lydia disampingku.

Lihat selengkapnya