Pagi ini divisi 1 para kavalri ringan bersamaan dengan kavalri berat divisi 6 yang dipimpin Pat bersiap untuk bergerak menuju perbatasan wilayah perang antara Belthor dan Canaria. Kali ini kita akan menggunakan strategi menyerang dan kabur untuk memancing amarah musuh, dan menguntungkan penyerangan kami bila mereka mengeluarkan pasukannya.
“Patrick, apakah pasukan Godpath sudah siap berangkat?” Tanyaku memastikan.
“Ya, tentu saja, kami siap, kita bisa berangkat tepat setelah terompet kerajaan berbunyi.” Jawabnya meyakinkan.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi kami untuk menunggu sebelum suara terompet kerajaan bersahutan. Kami pun bergegas menuju wilayah Canaria, namun tidak secepat sebelumnya karena kami harus mengikuti kecepatan divisi 6 yang memiliki perlengkapan lebih berat dibanding divisi 1 yang kupimpin.
“Daya tempur dan kecepatan ternyata sangat berbanding lurus, kita tidak bisa memiliki keduanya sekaligus.” Keluh Lydia yang sepertinya tidak sabar untuk terjun ke medan pertempuran.
“Haha..tentu saja.” Sahutku. “Oiya Lydia bagaimana keadaan ayahmu semasa perang ini?” Tanyaku.
“Ayah baik-baik saja, ketika mendengar kita yang akan melawan Troy, ayah bergegas meninggalkan kota selagi menemui kawan-kawannya untuk mengajak mereka berbisnis di Canaria baru yang nanti akan jauh lebih adil.” Ucapnya lalu tersenyum.
“Hah? Apakah sungguh demikian?”
“Ya.” Ia mengangguk. “Bahkan dalam suratnya, ia berjanji akan membangun serikat pedagang agar kita bisa meyakinkan pedagang agar banyak berdatangan mengunjungi Canaria yang baru nanti.”
“Waw, aku sangat berterima kasih dengan ayahmu setelah semua ini berakhir.” Ujarku sangat senang.
“Ya Adam, itu hal yang tidak seberapa, yang terpenting kita harus melalui ini terlebih dahulu.” Ucapnya menyemangatiku.
Aku mengiyakannya ketika Pat tiba-tiba datang ke barisanku. “Hey, apa aku ketinggalan sesuatu?” Kami menyanggah pertanyaannya sambil tertawa, yang membuat dia semakin penasaran walau pada akhirnya ia tidak mengetahui apapun.
Ketika matahari mulai menyengat diatas kepala kami, saat itulah kami telah mencapai perbatasan wilayah Canaria. Aku merasakan bekas Ard keberadaan Alvy dan kawanan divisi 3, nampaknya mereka sudah perlahan menyusup mendekati kota Canaria. Mereka pun tidak bisa langsung memasuki kota, karena ada satu law yang mengharuskan kami memberitakan penyerangan, karenanya kami dimaksudkan untuk menjadi pengalih bagi divisi 3 untuk menyusup.
Setelahnya aku menemui seorang perwakilan kerajaan yang tak jauh dari tempat kami dan memintanya untuk mengumumkan penyerangan kami pada Canaria.
Terompet dibunyikan, namun tak ada reaksi dari Canaria, mereka hanya bertahan dan tidak menyerang, ini nampak sangat tidak biasa.
Kami mencoba mendekati tembok dalam jarak yang aman, dan disaat itu aku merasakan banyak kehadiran Ard pada wilayah dekat dengan hutan tempat kami menjebak mereka sebelumnya.
Mereka tengah berperang melawan sesuatu, namun bukan Alvy dan pasukannya.
“Golem, mereka ingin menghancurkan golem itu terlebih dahulu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini!” Ucapku menebak situasi ini. “Divisi 6, pacu dengan kecepatan tercepat, ini merupakan kesempatan besar untuk kita menghabisi mereka, kami akan membantu dengan panah dari jarak aman!” Komandoku.
“Kalian dengar itu!? Menuju medan pertempuran!” Teriak Patrick memimpin prajuritnya.
Kami bergegas menuju sumber Ard yang aku rasakan dan benar saja, kami menemukan beberapa legiun prajurit Canaria yang tengah sibuk berusaha menjatuhkan golem besar itu.
“Divisi 6 habisi mereka! Manfaatkan bilah dan Ard kalian! kami akan berputar dan menghujani panah dari sisi lainnya!”
Setelahnya kami berputar menuju sisi yang berlawanan dari tempat Patrick dan prajuritnya menyerang, guna menggempur musah dari dua arah sekaligus. Namun, seseorang diantara musuh, mengomandoi agar mereka membentuk dua sisi, dimana sisi terdalam menyerang golem, dan sisi kedua menyerang siapapun yang berusaha menyerang dari belakang.
“Siapapun yang memimpin, ia cukup cerdas, kita harus waspada!” Ujarku pada anggota ku di divisi 1 yang tengah berkuda memutari lingkaran Canaria.
Aku melihat divisi 6 sudah berhasil mencapai garis luar pertahanan Canaria, walau serangan mereka mampu ditahan dengan baik.
Kami pun mencapai titik yang pas untuk menghujani legiun Canaria dengan panah yang kami lapisi dengan sedikit Ard untuk menciptakan daya tembak yang lebih kuat.
“Arahkan…Tarik….Lepas!” Komando Lydia pada para prajurit.
Dalam hitungan detik, desingan anak panah berlalu dan menjatuhkan cukup banyak legiun Canaria yang tak sempat menghindar atau melapisi tubuhnya dengan dinding perlindungan Ard. “Tarik….Lepas!!” Dan lagi prajurit musuh berjatuhan tanpa perlawanan pada kami yang menjaga jarak cukup aman.
Walau demikian, belum sempat kami menembakkan panah untuk ketiga kalinya, seseorang dari tengah barisan musuh terlihat keluar dari lingkaran penyerbuan golem, dan bergegas menuju arah kami.
Barulah saat itu, aku menyadari, Jamon Forde sendiri lah yang memimpin mereka.
“Ingatlah hukum ketujuh, dewan perang hanya boleh menyerang sesama dewan perang!” Ujarku pada Lydia.
“Itu berarti..”