Kami bercengkrama dan memakan masakan Patrick. Melakukan banyak hal yang sepertinya kawan-kawan ku usahakan untuk menghiburku, kecuali Alvy yang pergi untuk membantu ayahnya bersiap melakukan perjalanan jauh ke kota seorang diri.
"Adam" Panggil Eve.
"Jangan pernah anggap dirimu sendirian, aku akan selalu bersamamu sampai kapanpun itu." Ucapnya sambil memegang pundakku, sebelum tiba-tiba ia merasa malu sendiri ketika Natalie menepuk-nepuk pundaknya. "Bukan begitu! Maksudnya aku akan menemani kalian semua juga bersama-sama." Teriaknya dengan wajah memerah kemudian disambut tawa semuanya, termasuk aku, hiburan terbaik sejauh ini haha.
Setelahnya kami pun kembali kerumah masing-masing. Aku berjalan sendirian keluar gerbang desa sambil menatap sekitaran kebun dan langit desa pada sore hari sambil menyapa para pekerja peternakan yang mulai menggiring hewan-hewan masuk kembali kedalam kandang. Sesampainya didepan rumah aku mengecek kandang kuda, ternyata Jack sudah diantar ke kandang. Sebelum masuk rumah, seseorang terlihat mendatangi ku dari kejauhan.
"Hai Adam!" Ujar seorang paruh baya yang menghampiriku.
"Hai Paman Lex, bagaimana kondisi peternakan hari ini?" tanyaku pada pimpinan peternakan yang sudah berambut putih itu.
"Semuanya berjalan lancar hari ini, dan kebetulan aku mendengar kondisi tidak enak yang terjadi kemarin" Ucap Paman lex perlahan sambil menundukkan kepala
"Iya paman, itu semua terjadi begitu saja" jawabku
Paman Lex memegang pundakku "Ingatlah Adam, apapun yang terjadi, aku dan semua pegawai Ayah menaruh kesetiaan hanya pada Ayahmu dan dirimu, jadi apapun yang terjadi, kami akan melindungi mu dan jangan pernah sungkan meminta bantuan kami"
Entah apa yang pernah dilakukan Ayahku hinngga mereka, para pekerja Ayah, sangat baik kepada kami.
"Baiklah paman, tenang saja, aku akan mengandalkan kalian kapanpun aku membutuhkan" jawabku sambil menyungging senyuman.
Setelah berpamitan, ia pun meninggalkan ku. Paman Lex, selain pekerja setia ayah, ia juga sahabat Ayah sedari dulu. Keberadaan lelaki paruh baya itu sangat menenangkanku, selain ia memiliki perawakan tubuh tegap yang tidak jauh beda dengan ayah, ia selalu membawa parang setiap meninggalkan rumahnya.
Aku memasuki rumah cukup besar yang sepi ini.
Aku beranjak ke kamarku dilantai atas.
Kubuka lemari kayu yang berada disamping kasurku.
Aku mengambil kotak kayu kecil dibawah tumpukan baju ku, kubuka kotak itu dan kukenakan zirah kulit berwarna hitam itu, zirah yang tidak terlalu kuat, namun zirah ini merupakan jahitan ibu dulu semasa ku kecil, ia berkata ini akan berguna untukku suatu saat nanti.
Dibawahnya ada kalung batu delima merah milik adikku yang aku kenakan setiap meninggalkan desa, atau melakukan perburuan besar. Kuikat kalung itu dileherku.
Kemudian aku mengencangkan sabuk dan meletakkan belati pada tempat disabukku. Kukenakan sepatu bot kulit yang dirancang tahan untuk berjalan di segala kondisi. Kuletakkan satu pisau lempar di celah bot, dan satu pisau kecil dibalik lengan panjang tunikku. Ilmu tambahan yang kudapat dari Alvy, ketika aku berlatih pedang dengannya suatu malam, aku berhasil mengalahkannya dari segi kekuatan hingga belati nya terlempar, namun, liciknya ia menyimpan pisau cadangan di sepatunya dan langsung mengunci gerakanku, dari situ aku selalu menyimpann pisau cadangan. Kupasang pelindung lengan kulit, mengencangkannya, namun kubiarkan gagang pisau agak sedikit mencuat agar memudahkanku menariknya.
Dengan ini aku siap. Kuisi tas ku dengan beberapa kantung gandum dan kacang-kacangan, serta kepingan koin emas, yakni 15 koin emas, jumlah yang terlalu banyak untuk kubawa, namun kurasa perjalanan ini akan jauh, jadi kugunakan tabungan kepingan koin emas yang kudapat sebagai bayaran dari ayah karena membantunya. Kubawa juga beberapa dedaunan herbal yang kuikat dengan seutas tali. Kupanggul tas ku dan kubawa juga 2 gulungan kulit yang akan kupakai berkemah ditengah perjalanan, karena perjalanan yang memakan waktu 6 jam ini akan cukup melelahkan, apalagi aku akan melakukan perjalanan secepatnya sejak terbenam matahari untuk menghindari kemungkinan siapapun yang menyadari kepergianku dan kemudian menyusulku.
Kurasa semua persiapan sudah selesai, tinggal kupasang pelana khusus pada Jack, dan mengikat gulungan kulit ini.
Kutinggalkan rumah dan kuikat semua barang selepas memasang pelanaku.
Tinggal menunggu malam didalam rumah dan aku akan.. sial
Kukira semua akan berjalan lancar sampai sesaat orang yang selalu menebak rencanaku datang. Alvy.