Paman Alvero melintas dan tanpa pikir panjang menerjang Sir Quevera. Kecepatan tangannya tak tertandingi dalam mencabik-cabik musuhnya, namun kekuatan penyembuh milik The Darkest Light terlalu hebat. Setiap bekas tusukkan secara otomatis terisi cahaya dan semuanya kembali seperti tidak ada yang terjadi. Sir Quevera terlihat diam sebelum dengan satu tonjokkan menyerang dada Paman Alvero.
“Arghh..” Paman Alvero terbatuk darah karena pukulan yang sangat telak itu.
Tak mau menyerah, Paman Alvero memainkan teknik pisau nya yang cukup terkenal. Ia melempar banyak sekali bilah keudara yang bahkan aku tak tau dimana Ia menyimpan sebanyak itu. Kemudian ia melancarkan banyak sekali tinju, walau banyak yang mampu dihindari, tetap saja itu membuat Sir Quevera kewalahan. Kukira awalnya itu hanyalah sebuah tinju untuk mendistraksi, namun aku baru menyadari bekas hitam pada tiap tempat Sir Quevera menerima pukulan.
Paman Alvero memberi tendangan terakhir yang mendorong lawannya beberapa meter sebelum hujan pisau menghujamnya pada tiap tanda hitam ditubuhnya. Sir Quevera terluka cukup parah walau sebagian lukanya berhasil ia sembuhkan.
Sir Quevera diam sebentar setelah menerima serangan sebelum kembali menuju Paman Alvero. “Serangan seperti itu tidak akan pernah membunuhku Alvero!” Teriaknya selagi melesat. “Infinite Light Bomb” Sir Quevera kemudian meninju dengan tangan terbuka, namun tinju yang ia lancarkan jauh lebih cepat dibanding tinju yang sebelumnya dilancarkan Paman Alvero. Ia kewalahan dan banyak menerima tinju sebelum tiap bekas tinju tapak nya meledak dan melukai Paman Alvero.
“Alvero, sepertinya gerakanmu melambat, The Shadow Bearer” Ucap Sir Quevera dengan nada menggema. Nampaknya Sir Quevera mengenal Paman Alvero sejak ia masih menjadi golden fingers.
“Sungguh? Aku malah tidak menyangka seseorang yang biasa menyulitkan kelompok diangkat menjadi jenderal kerajaan.” “Tutup mulutmu bedebah!” Teriak Sir Quevera murka, “Light Speed!” Ia menerjang kearah Paman Alvero tanpa pikir panjang.
“Yup!” Ucap paman Alvero melihat ribuan bayangan tangan menyergap Sir Quevera. “Black Absorber!” Teriak Paman Alvero. Nampaknya paman Alvero memasang perangkap selama menyerang tadi.
“Aarrghh!” Teriak Sir Quevera yang nampak kesakitan “Nikmatilah sensasi menari didalam neraka Quevera!” Ujar Paman Alvero sambil menyeringai.
Semua adegan pertarungan ini sangat jelas terlihat apalagi Lydia dan Eve sangat kepayahan membawaku. Tak lama, Sir Quevera melepaskan diri dari perangkap paman Alvero.
Tubuhnya dipenuhi luka, dan zirahnya hancur, entah kenapa kali ini ia tak menyembuhkan dengan sihir cahayanya. “Kau tidak bisa menyembuhkan luka tanpa adanya cahaya, dan kau mampu menyembuhkan luka baru yang tak lebih dari 5 detik, bukan begitu?” Ujar Paman Alvero.
“Kau mungkin benar tentang itu, namun, aku jauh lebih kuat dari yang kau kenal dulu!”
Sir Quevera mengeluarkan aura cahaya yang tekanannya terasa sangat menakutkan. Saking kuatnya, semua orang yang dekat darinya merasakan ketakutan yang amat sangat, termasuk kami bertiga. Kami berhenti bergerak, dan semua mulai meringkuk karena tekanan mengerikan ini.
“REQUIEM!”
Tidak ada satu pun yang mampu bergerak, bahkan untuk bernafas pun terasa sangat sesak, hanya Paman Alvero yang mampu bertahan walau terlihat sangat kepayahan.
Sir Quevera maju dan memegang wajah paman Alvero. “Kau meremehkanku bukan?” Ujarnya dengan senyum sumringah penuh kebencian. Sir Quevera mengangkat paman Alvero tinggi-tinggi kemudian membantingnya ke tanah tanpa ragu. “Aarghh” Teriak paman Alvero yang sangat kesakitan. Kulihat dibelakang Sir Quevera Alvy berusaha sangat keras mengumpulkan tenaga. Jangan Alvy, jangan berbuat ceroboh.
Alvy menggenggam bilah dan sepenuh tenaga melemparkannya kearah Sir Quevera. “SIALLL!!!!” Umpatnya penuh dengan luapan emosi seorang anak melihat ayahnya disiksa.
Sir Quevera menengok dan menghancurkan bilah yang dilempar hanya dengan luapan energinya. “Ohh nampaknya dia adalah anakmu bukan, tuan Shadow Bearer?” Ucapnya. Kepala bagian belakang Paman Alvero dipenuhi pendarahan yang parah, hingga ia hanya mampu berbicara terpatah-patah. “Ja..ngan.. kau.. gangg..gu..dia..”
“Aku tidak mendengar katamuuu!!!” Teriaknya kemudian membanting lagi kepala Paman Alvero. Tidak..tidakk, ini semua terlalu gila. Darah itu, bagian belakang kepala paman Alvero yang nyaris tak berbentuk.
Sir Quevera menjatuhkan paman Alvero yang sudah tak berdaya. “Sambil menunggu Alvero tersadar dari pingsan dan Aiden keluar dari persembunyiannya, aku akan bermain denganmu Bocah!” Ujar lelaki biadab itu dengan nada berat suaranya.
Seseorang harus menolongnya, aku menengok kesana-kesini mencari keberadaan siapapun yang lebih kuat dariku. Aku melihat Lydia, namun, kondisinya sama dengan kami. Aku mencari-cari dan masih tidak ada yang datang. Ayah.. aku tidak melihatnya, mengenalnya, pasti ia merencanakan sesuatu. Tak ada yang bisa kuharapkan, tak a da yang bisa kutunggu. Kukumpulkan segenap kekuatan melawan rasa takut yang menusuk setiap inci tubuhku.
Aku menghunus katanaku. “Night-Slayer, aku mohon, bantulah aku setidaknya, kali ini saja bantu aku untuk menahan orang biadab itu!”
Untuk sesaat kurasakan gelitikan energi dari night-slayer, Kemudian semua rasa takut itu terangkat secara perlahan. “Terima kasih Night-Slayer dan siapapun orang misterius waktu itu yang memberikanmu padaku.”
Aku berlari denggan sekuat tenaga. Semua kemarahan yang terendap melihat penyiksaan dan kehancuran ini, aku luapkan dengan sepenuh tenaga. Entah sejak kapan tubuhku terasa ringan dan katana ku mengeluarkan aura hitam pekat dengan energi tipis namun terasa seimbang dengan ledakan energi Sir Quevera.
Sir Quevera yang menyadari itu, beralih dari Alvy kearahku, namun, untuk kali ini, ia yang terlambat. Aku menghujamnya pada sisi kiri perutnya. “AHHH!” Aku memutar katanaku kesamping sebelum mencabutnya. Tanpa menunggu, aku langsung mengibaskan katana pada wajahnya. Sir Quevera terpukul mundur, namun ini memberi kesempatan baginya untuk lekas menarik gagang pedang tanpa bilah pada panggulnya. Tunggu dulu, tanpa bilah, ya benar, itu hanya gagang pedang.
Namun ia mengangkat pedangnya dan partikel cahaya berkumpul membentuk sebilah pedang bermata dua. Ia maju dan mulai menebasku secara acak. Serangannya mudah dihindari, tetapi energi dan kekuatannya sangat gila. Setiap dentuman serangannya, mendorongku beberapa meter.