BLIND SIDE

Nurhidayati
Chapter #16

Bab 15_Alasan bersamamu

“Detri?” Tanya Aurora sedangkan Detri menghentikan suapan bakso terakhir.

“Makan dulu napa! Alay banget pake ada slow motion segala!” Ucapan Rayi membuat semuanya melihat Detri sekarang.

Kali ini Aurora sengaja mengajak Tsani dan Mila untuk makan bersama di kantin bersama teman-teman Detri. Termasuk Rayi, Harun dan Kafka. Mereka sengaja menempati bangku yang lebih panjang. 

“Mau ngomong apa?” tanya Detri yang menyimpan bakso terakhir.

“Gue setuju sama Rayi. Itu bakso makan dulu napa!” Timpal Harun greget.

“Heum!” Kafka hanya berdeham melihat tingkah Detri.

“Kalian comment mulu! Kalau mau bilang aja!” Detri menusuk bakso tersebut dan menunjuk nunjukan pada Rayi, Harun dan Kafka.

“Mau dong bang, suapin adek!” Jawab Harun manja membuat Mila yang duduk di samping Harun tertawa.

“Mila! Jangan ketawa kenapa!” Harun sedikit menyentak membuat Mila diam.

“Masalah emang?” Tanya Tsani membela Mila.

“Gue kan jadi suka sama Mila...” Sontak semua orang tertawa geli.

“Anjay! Nggak kuku bang!!” Rayi meledek Harun yang malah terkekeh sedangkan Mila hanya tersenyum malu.

“Masih mending gue yang godain! Nah Tsani, lo tahu banget Kafka nggak ahli begituan. Hahahaa...” Tsani berdecak pelan.

“Kalian yah malah bikin teman-teman gue diem gini!” Seruan Aurora membuat Detri mendelik ketiga teman-temannya.

“Jangan ganggu Tsani.” Tiga kata yang keluar dari mulut Kafka membuat Tsani tersenyum senang. 

Alih-alih membiarkan percakapan mengalir dengan sendirinya. Detri pun langsung kembali ke topik bahasan.

“Ara, mau nanya apa?” Tanya Detri lagi.

“Kok baksonya hilang?” Tanya Aurora yang menatap mangkuk bakso Detri yang kosong.

“Udah dimakan dari tadi!” Rayi yang menjawab membuat Aurora heran.

“Udah Detri makan, Aurora Kross!” Entah kenapa panggilan itu membuat Rayi, Harun dan Kafka menoleh secara bersamaan. Tsani dan Mila hanya bisa saling melirik. Mereka menunggu jawaban dari Aurora dan Detri.

“D! Lo selalu gitu, apaan sih. Aurora Harsyad!” Ujar Aurora yang terlihat santai.

“Emang nama gue nggak bagus?” Tanya Detri lagi.

“Bagus. Tapi kan kalo lo manggil gitu ke gue. Orang lain berpikiran gue-“

“Kebanyakan mikir! Udah ah, nanti sakit!” Potong Detri yang mengambil bakso milik Aurora dan menyuapkannya kepada Aurora.

“Tepat pukul 10 siang. Kantin dan pelaku yang berinisial DK dan AH melakukan flirting di depan jomblo berinisial RG.” Rayi membuat semua orang tertawa mendengar gaya bicara Rayi yang seperti pembaca berita di Televisi.

“Oh iya, lo tahu Barra?” Detri yang tengah tertawa sontak berhenti dan menatap Aurora tak percaya. Rayi, Harun dan Kafka juga melakukan hal yang sama. 

“Memangnya siapa Barra?” Bisik Tsani kepada Mila.

“Gue rasa mereka yang lebih tahu jawabannya.” Mila mengedikan dagu kepada Detri dan kawan-kawan.

“Kenapa Ara bisa tahu yang namanya Barra? Dia ngancam Ara? Dia marahin Ara? Dia mukul Ara?” Aurora sekarang mengerti dengan jawaban Detri sekarang. Pantas saja aura Barra kali itu nampak menyeramkan.

“Jawab pertanyaan aku!” Detri sudah berubah serius sekarang.

“Nggak, gue hanya penasaran aja. Sempet dengar aja.” Detri menatap Aurora curiga.

Lihat selengkapnya