BLIND SIDE

Nurhidayati
Chapter #17

Bab 16_Mencoba membantu

“Gue tahu, lo pasti aneh kan kenapa sekarang Nara jadi pembangkang!” Suara gadis yang membuat Barra tertarik mendatangi gudang lama di belakang wc.

“Apa maksud lo?” tanya Barra tak sabar.

“Gadis yang bernama Aurora Harsyad yang mempengaruhi Nara supaya dia selalu sembunyi dan lo sadar sendiri kenapa Nara selalu lari dari lo.” Rahang Barra mengeras seketika. Mata Barra menatap gadis di depannnya tak percaya.

“Kalau lo terus diam, Aurora akan terus membuat Nara semakin mudah lari dan sembunyi. Terserah mau percaya atau nggak, lo bisa lakukan pencegahan sendiri.” Gadis itu berbalik meninggalkan Barra dengan perasaan penuh amarah.

Tanpa menunggu lama Barra menelpon Coki dan mendapatkan informasi mengenai Aurora Harsyad.

Kini tatatapan Barra penuh kebencian. Barra melihat gadis yang menatap jendela yang mengarah ke lapangan bola di ruang perpustakaan. Tak salah lagi gadis itu bernama Aurora. Barra melihat tatapan mata gadis itu menguci seseorang. Barra tersenyum kecil melihat siapa objek yang di tatap gadis itu. Barra sudah ada di samping Aurora namun Aurora sepertinya tak menyadari keberadaan Barra.

“Melihat sesuatu yang menyenangkan?” Aurora kaget dengan suara bazz seseorang. Aurora makin kaget ketika melihat seringaian Barra. Yah, lelaki inilah yang bernama Barra.

“Eh, ada apa yah?” tanya Aurora yang mundur perlahan.

“Lo tahu Aurora Harsyad, gue orang yang paling nggak suka di usik dan sangat defensif dengan apa yang udah gue punya.” Aurora kini merasakan bulu kuduknya meremang. Barra tersenyum kemudian menampakan gigi rapih yang di hiasi taring di kedua sisi.

“Nararya Gytha, jangan sabotase pemikiran dia dengan gadis rapuh seperti lo.” Barra kini maju selangkah membuat Aurora makin merasa terancam.

“A-ku...”

“Ini perintah bukan peringatan!” Barra mendesis dan dengan satu tangan Barra menarik tangan kanan Aurora kemudian mencekal tangan Aurora dengan tekanan yang membuat Aurora meringis kesakitan.

“Jauhi Nara! Kalau lo masih mau aman!” Aurora masih berusaha melepaskan diri namun tatapan mata Barra membuatnya serasa ada dalam jeruji besi.

Lihat selengkapnya