BLIND SIDE

Nurhidayati
Chapter #22

Bab 21_Momen apapun

Detri punya hati dan Detri tahu bahwa pemilik hati yang tengah menatap Detri kini juga sedang terluka. Detri tak masalah jika hanya Detri yang terluka namun Detri tak bisa membiarkan Aurora di hadapannya terluka.

Masih di tempat yang sama. Ruangan UKS nampak sepi karena perawat mengambil beberapa obat yang baru datang. Meskipun tak banyak siswa dan siswi yang berlalu lalang. Ini sudah hampir sore dan tak ada yang mau beranjak. Detri dan Ara hanya saling menatap. Ara dengan posisi yang duduk sembari merebahkan punggungnya ke tembok dan Detri yang duduk di kursi. 

Detri kembali mengusap tangan Aurora. Detri mungkin ingin mengungkapkan apa yang selama ini mengganjal di hati namun Detri tak ingin membebani Aurora. Terlebih jika Aurora menjauh, Detri akan semakin menderita.

“Ara, harus jaga kesehatan...” Aurora membalas perlakuan Detri dengan satu sentuhan kecil yang sering di lakukan Aurora.

Aurora tersenyum manis lalu merapihkan lintingan baju di lengan Detri. Kebiasaan Detri memang sulit di rubah namun kenapa Aurora selalu melakukan hal ini terus menerus. 

“Rasanya, Ara senang bisa melihat Detri khawatir, Ara juga senang karena cuma Ara yang merapihkan lengan baju Detri.” Aurora menatap Detri lembut.

“Detri sudah banyak kehilangan momen bersama teman-teman Detri, momen bersama hobi Detri, momen bersama orang-orang yang Detri anggap spesial.” Aurora menundukan kepalanya. Sekarang Aurora mungkin sudah berpikir yang tidak-tidak hingga akhirnya Detri pun tak tahan dan menengadahkan wajah Aurora sehingga tatapan mereka bertemu.

“Detri nggak peduli dengan semua momen itu, yang Detri pedulikan hanya semua momen yang Detri selalu ada Ara di dalamnya.” Detri melihat mata Aurora membulat sempurna mempelihatkan rasa kagetnya.

“Momen apapun?” tanya Aurora memastikan.

“Apapun yang orang lain katakan mengenai Ara, Detri nggak akan peduli, karena mereka nggak mengenal Ara seperti Detri mengenal Ara dengan baik. Detri akan selalu ada di samping Ara begitupun dengan Ara.” Aurora mencerna perkataan Detri dan rasa haru pun menjalar begitu kuat dalam hati Aurora.

“Detri, kalau Ara minta Detri menjauh, apa Detri akan melakukan itu?” Pertanyaan Aurora kali ini membuat Detri sedih. 

Detri berpikir apa karena Detri lah Aurora menjadi seperti ini?

Apa Detri juga yang membuat Aurora menatap Detri penuh kegalauan?

“Memangnya Ara sudah tak butuh Detri lagi? Ara sudah punya Superman dalam hidup Ara?” Aurora ingin sekali berteriak dan mengatakan bahwa apa yang Detri katakan tidak benar.

Detri tersenyum tipis melihat Aurora yang terdiam sejenak. 

“Ara hanya merepotkan Detri, Ara selalu sakit dan Detri selalu jadi penolong Ara, Ara nggak mau Detri menghabiskan masa muda Detri hanya untuk melindungi Ara. D! You deserve better life without me...”

Aurora mengatakannya dengan serius dan Detri berusaha mencerna kalimat Aurora barusan. Ada kata ‘you’, ‘without’ juga ‘me’. 

Detri menggeleng cepat dan kembali menggenggam tangan Aurora lebih erat. Detri mengerti bahwa Aurora mungkin merasa tak enak dengannya tetapi Detri tak akan bisa jika harus menghilang dan tak memperdulikan Aurora. 

Singkat saja, Detri tak bisa hidup tanpa Aurora.

“Ara, aku nggak bisa meninggalkan Ara. Sekalipun Ara mau menutup mata dan menganggap Detri nggak ada. Tapi, Detri nggak bisa melakukan itu. Detri nggak bisa pura-pura nggak tahu kalau Ara terluka. Detri akan ada meskipun Ara tak butuh Detri lagi.”

“Detri, sekali lagi maafin Ara yah...” Detri hanya bisa tersenyum karena mau berapa kalipun Aurora meminta maaf dan menyuruh Detri pergi. Detri tak akan melakukan itu.

“Jangan meminta hal bodoh kayak gitu lagi, mau apapun yang kamu lakukan, aku akan tetap di sampingmu...”

Aurora tahu bahwa keinginan Aurora begitu besar untuk selalu ada di samping Detri. Hanya saja Aurora tak cukup berani untuk mendekat.

“Kenapa sekarang, panggilannya gonta ganti, kadang Detri pakai ‘aku-kamu’ dan ‘Ara-Detri’. Ini bikin pusing tahu!” Protes Aurora sedangkan Detri hanya mengangguk mengingat apa yang di katakan Aurora benar adanya.

“Habis aku...”

“Pakai Detri-Ara saja, gimana?” Tawaran Aurora membuat Detri kembali mengangguk.

“Kenapa nggak coba pakai aku-kamu?” Aurora malah tersenyum kecil tak menjawab pertanyaan Detri.

“Maaf, mungkin Detri memaksa Ara, tapi kita gunakan Ara-Detri saja.”

“D? Ara bukannya tak mau mengikuti kemauan Detri, tapi Ara rasa kalau Detri panggil Ara mungkin akan lebih mudah. Lagian, Detri banyak fans Detri yang selalu ada di manapun. Jadi, Ara cari posisi aman daripada kena amukan masa. Hehehe....”

Detri tahu betul, itu bukan alasan yang sebenarnya. Sudah berapa kali Aurora melakukan hal ini hingga Detri sangat hapal dengan cara yang Aurora lakukan untuk menghindar serta tak memahami apa maksud hati Detri.

Lihat selengkapnya