Blood Moon

Maghfira Izani
Chapter #3

Valleldafa

20 tahun kemudian...

"Kakak! Aku menyukainya!"

Seorang laki-laki dengan t-shirt putih polos dan jeans army berwarna hitam berteriak kencang, menyaingi deburan ombak yang menghantam karang di depannya. Sementara itu, seorang laki-laki yang berdiri di ujung tebing, dengan posisi berdiri menghadap laut dan tangan dimasukkan ke dalam saku celana, membisu. Dibiarkannya udara melarikan teriakan yang dirasanya tak penting itu.

"Kakak! Berikan dia padaku!" laki-laki ber-t-shirt putih itu kembali berteriak, namun kali ini lebih pelan dan jarak yang cukup dekat. Wajahnya memelas, sedikit sedih.

Laki-laki di ujung tebing itu akhirnya balik badan. Raut wajah tegasnya berkilau karena ditimpa cahaya mentari yang tepat berasa di puncak langit. Memantulkan kembali cahaya yang jatuh di wajah seputih porselen itu. Mengeras dan tegas. "Memberikannya padamu?" ujarnya pelan sambil menarik sudut kiri bibirnya membentuk seringaian.

Dave -laki-laki itu- menatap Yesung -laki-laki ber-t-shirt putih- tajam. Ia mendekati adiknya itu lalu berbisik di telinganya, "Dia bukan barang. Dia milikku, selamanya. Lycan dan werewolf manapun tahu, dia reigga-ku. Takkan kuserahkan pada siapapun, termasuk kau!"

Yesung menegang. Desisan itu ancaman. Dan ia tahu, Dave tak pernah main-main dengan segala hal yang diucapkannya. Tapi ia tak boleh menyerah. Ia sudah terlanjur jatuh cinta dalam pesona gadis yang sedang mereka perbincangkan. Ia tahu sebenarnya ia tak boleh melirik gadis itu karena kakaknya sudah menetapkan gadis itu adalah reigganya. Tapi... sebagai laki-laki, salahkah bila ia jatuh cinta pada wanita yang memikat hatinya?

"Aku takkan menyerah, kak! Kalau kau tak memberikannya, aku akan merebutnya!" balas Yesung dengan desisan yang tak kalah mengancam. Dave meletakkan tangan kanannya di bahu kiri Yesung. Wajahnya tampak cerah dengan senyuman yang menghias.

"Aku dengan senang hati meladeni tantanganmu, adikku."

Dave langsung pergi. Yesung berbalik, hendak membalas kata-kata kakaknya, tapi sosok yang beberapa detik lalu di sampingnya itu sudah lenyap. Menghilang di balik kegelapan hutan besar yang menganga di belakangnya.

"Ini takkan mudah," desahnya sambil mendongak menatap matahari, "Rye... aku akan merebutmu. I promise."

*****

Valleldafa, The Dark Blackwood.

Kisah ini berawal dari sebuah kerajaan manusia serigala yang bernama Valleldafa terletak di jantung hutan kegelapan terbesar di Asia bernama The Dark Blackwood. Hutan ini tak terlihat dengan mata telanjang, tentu saja. Hutan kegelapan ini juga memiliki pintu masuk khusus. Pintu masuknya ada di ruang bawah tanah sebuah kafe yang bernama d'Laplareu. Elixi adalah peri hutan yang memiliki kecantikan yang memikat namun mematikan hanya dengan menyentuh rambutnya. Tapi, karena Derra McLaplareu adalah manusia setengah elixi, maka di dunia manusia, ia tak berbahaya.

Dalam hutan Blackwood, hidup berbagai macam jenis makhluk. Mulai dari yang memiliki wujud lembut hingga raksasa kejam. Penyihir, vampir, dan manusia serigala juga memiliki wilayahnya masing-masing. Selama 300 tahun terakhir, semuanya hidup damai meski beberapa kali memang terjadi pertikaian-pertikaian kecil. Wilayah hutan kegelapan ini membentang dari New Delhi dan seluruh wilayah Asia Tenggara kecuali Indonesia, seluruh wilayah Asia Timur hingga separuh dari Rusia.

Tapi, yang menjadi pusat penceritaan dalam kisah ini adalah Valleldafa, kerajaan para manusia serigala. Manusia serigala di sini dibagi menjadi tiga berdasarkan kelahirannya. Manusia serigala yang berasal dari keturunan manusia serigala murni disebut lycan. Manusia serigala yang tercipta karena hasil digigit oleh manusia serigala di sebut werewolf. Sedangkan manusia serigala yang tercipta karena menggunakan ilmu hitam atau sihir disebut shapesifter.

Dalam wilayah kerajaan Valleldafa, yang domiman adalah lycan sementara werewolf dapat dihitung dengan jari karena kehadiran mereka dikatakan 'istimewa'. Sedangkan shapesifter hanya tersisa satu klan dan lebih memilih bersembunyi di gua-gua kaki gunung yang susah dicapai.

Valleldafa dipimpin oleh seorang Raja yaitu Marcelaus Wolfbared. Ia adalah manusia tertua dalam klan Wolfbared. Klan Wolfbared bukanlah klan asli Valleldafa tapi pendatang baru dari hutan kegelapan Eropa. Namun, setelah menikahi seorang putri dari klan asli, dan jug karena Marcelaus memiliki kekuatan besar, maka diangkatlah ia menjadi raja. Selama 50 tahun, Marcelaus menjadi pemimpin yang disegani. Dia memiliki dua putra asli -lycan- dan seorang putra yang berasal dari kelahiran bulan darah atau werewolf. Putra-putra itu adalah Davichi Wolfbared atau yang sering panggil Dave, Nathan Wolfbared atau yang sering dipanggil Nathan, dan Jeremy Wolfbared atau Yesung.

Ye Sung adalah putra kelahiran bulan darah. Ia menjadi manusia serigala karena digigit langsung oleh Marcelaus pada saat periode akhir bulan dalan yang terjadi tiap 13 tahun sekali, tepat 20 tahun yang lalu.

Dave -putra pertama- berusia 32 tahun. Sosoknya tinggi tegap dengan garis muka yang tegas. Kulitnya sangat putih sehingga nyaris menyerupai kulit vampir. Dia adalah lycan atau manusia serigala keturunan asli terkuat kedua dalam klan Valleldafa. Dave memiliki reigga atau istilah bagi wanita pilihan seumur hidup dari klan Braune, Veynicca Elixie Braune atau yang dikenal dengan nama Kim Ryeon Woo.

Putra kedua adalah Nathan, berusia 30 tahun. Berbeda dengan kakaknya, Nathan memilik postur yang agak berisi dan besar. Wajahnya mengambil garis sang ayah, tegas dan kejam. Nathan memang tak sekuat kakaknya, tapi kebrutalannya sangat terkenal.

Putra yang ketiga adalah Yesung, berusia 6 tahun ketika dirubah. Kini usianya sudah beranjak 28 tahun. Dibandingkan dua putra asli, Yesung memiliki postur yang lebih pendek dan kurus. Kepalanya sedikit besar Dan jari-jarinya mungil. Mata tajam dengan wajah yang terkesan manis. Yesung adalah kelahiran bulan darah atau biasa disebut blood moon werewolf, jadi ia tak sekuat lycan saat hari-hari biasa.

Tapi, ketika bulan darah tiba Yesung menjadi satu-satunya werewolf yang paling berkuasa atas Valleldafa. Dalam periode bulan darah, kekuatan Yesung akan melebihi kekuatan sang raja.

Ketiga putra manusia serigala itu hidup dengan damai dan layaknya saudara dalam keluarga besar, mereka terkadang bertikai kecil selama beberapa saat, namun tak lama mereka akur kembali. Terkadang mereka berkeliaran dengan santai di dunia manusia, menggoda gadis-gadis manusia namun tak sampai menyakiti. Bahkan Dave dan Nathan saat ini kuliah di sebuah perguruan tinggi di Seoul. Yesung sendiri sudah berhenti dari kegiatan belajar yanh dia ngga punya membosankan. Ia lebih sering berkeliaran untuk bernyanyi. Ya, Yesung memiliki suara yang mampu memikat siapapun yang mendengarnya.

Tapi... ketika Dave sudah cukup umur untuk menentukan seorang reigga -pendamping hidup sampai mati- perselisihan terpendam antara Yesung dan Dave pun mencuat.

Ryeon Woo.

Gadis lycan yang ditunjuk langsung oleh Dave sebagai reigga-nya adalah gadis yang selama ini disukai oleh Yesung. Yesung tak terima, tentu saja. Ryeon Woo yang berasal dari klan Braune adalah gadis lycan atau manusia serigala keturunan murni, bukan werewolf atau manusia serigala akibat gigitan lycan. Sosoknya mungil dengan kulit putih dan rambut panjang yang berwarna pirang. Usianya dua tahun lebih muda dari Yesung. Sejak pertama kali Yesung memasuki dunia barunya itu, gadis itulah yang menemaninya setiap hari.

*****

"YEEESSSUUUUNGGG-aaaaaaaaaaa!!! Heiii!!! Di sini!!!" seorang gadis melambai-lambaikan tangannya dari arah sungai yang memecah hutan kegelapan, pembatas negeri Valleldafa dengan Rollenciuz, negeri para penyihir. Yesung yang kebetulan saat ini memang memiliki janji untuk berburu bersama Ryeon Woo -gadis itu- langsung tersenyum dan melesat turun ke tepian sungai. Loncat begitu saja dari tebing.

"Rye! Sudah lama?" tanya Yesung sambil merapikan pakaiannya. Ryeon Woo tersenyum lalu menjulurkan tanganya ke arah kepala Yesung. "Daun yang cantik."

Ryeon Woo menunjukkan daun berbentuk hati yang tadi melekat di kepala Yesung. Berwarna merah keunguan.

"Aku sudah lama. Kemana saja kau?" ujar Ryeon Woo merajuk.

"Menemui tunanganmu!" seloroh Yesung.

Ryeon Woo menoleh, menatapnya. Mata bulat berwarna biru safir berkilat. "Dave? Kau tak berkelahi lagi 'kan?"

Yesung menggeleng. Rasanya kalimat yang dilontarkan oleh gadis itu sangat janggal. Berkelahi? Rasanya ia tak pernah berkelahi dengan Dave. Ia melirik gadis disebelahnya. Jantungnya mulai berdetak abnormal lagi.

Gadis ini terlalu mempesona. Selama bertahun-tahun ia selalu bersamanya, berbagi suka dan duka. Rasa sayang yang semula sebatas teman pun akhirnya mulai berubah menjadi cinta. Lebih daripada sahabat, Yesung kini sudah memandang Ryeon Woo sebagai wanita yang pantas ia cintai.

Yang ia sayangkan adalah Ryeon Woo adalah kekasih kakaknya, Dave. Sebagai anak bungsu, apalagi anak angkat, Yesung memiliki naluri untuk mengalah. Awalnya ia sangat marah ketika Marcelaus dengan seenaknya membuat dirinya menjadi manusia serigala, namun semakin lama ia semakin ia rasakan, hidup sebagai werewolf pun tak masalah. Toh, pada kenyataannya, di dunia manusia, Yesung juga tak memiliki orang tua yang memeliharanya. Ketika ia menghadapi kesakitannya saat bertranformasi menjadi manusi serigala, para Wolfbared, terutama Dave, sangat senang hati membantunya untuk bertahan hidup. Dave adalah sosok kakak yang tenang dan penyayang. Ia selalu membimbing Yesung dengan baik. Kalaupun ia sedang marah, senyumnya tetap terpasang di wajahnya.

Yesung menyayangi Dave. Ia selalu ingin keluarganya bahagia. Oleh karena itulah ia mengalah -walaupun sakit hati- ketika Dave menyatakan bahwa ia memilih Ryeon Woo sebagai calon pendampimganya.

"Hei? Kau kenapa?" tarikan lembut di bahu Yesung membuyarkan lamunannya.

Yesung kemudian kembali menatap Ryeon Woo lembut.

"Ah, maaf. Let's go. Aku sudah sangat lapar. Rasanya daging rusa akan terasa enak malam ini." Yesung melesat, seiring dengan berubanya wujud manusia itu menjadi seekor serigala berwarna hitan pekat. Ryeon Woo merenggut lalu ikut melesat, berubah menjadi sosok serigala berwarna putih bersih.

*****

Di tempat lain...

Dave duduk diatas batang pohon besar yang jatuh melintang di tengah hutan, tepat di depan istana. Wajahnya tanpak sendu dengan gurat-gurat penuh kekesalan. Bagaimana tidak... baru saja matanya melihat sang reigga-nya bersama adiknya. Dave tahu... reigga-nya sudah sangat lama tumbuh besar bersama Yesung. Mereka sudah bertahun-tahun hidup sebagai sahabat, ke manapun selalu bersama. Dan persahabatan antara laki-laki dan perempuan tak ada yang murni, 'kan?

Yah... meskipun Yesung memang sudah menyatakan bahwa ia mencintai Ryeon Woo. Ada perasaan bersalah menyelinap di hati pemuda tampan itu. Merasa salah karena telah merebut gadis yang telah menjadi bagian hidup adiknya. Egoiskah ia?

Andai saja Ryeon Woo mengizinkan ia membaca pikirannya, mengetahui perasaannya, mungkin Dave bisa sedikit tenang. Selama ini Ryeon Woo terlihat senang-senang saja bersama Dave. Gadis itu memperlakukan Dave seperti kekasih pada umumnya. Memberi perhatian, menyatakan kata cinta... namun entahlah.

Dave tahu... dengan melihat wajah reigga-nya sajay, ia tahu bahwa gadis itu hanya menerimanya setengah hati. Ada yang tak terbaca dari pikiran gadis itu. Disembunyikan dengan sengaja oleh Ryeon Woo. Ya... Lycan dan werewolf memiliki kemampuan membaca pikiran satu sama lain. Tapi beberapa dari mereka juga memiliki kemampuan menyembunyikan perasaan hati mereka agar tak dibaca oleh yang lainnya. Dan klan Braune adalah salah satu klan yang memiliki kemampuan menyembunyikan perasaan hati itu. Ryeon Woo, seperti yang Dave tahu, telah menyembunyikan perasaan hatinya agar tak terbaca olehnya.

"Dave?"

Lamunan Dave buyar oleh suara dari Nathan. Pria itu mendongak dan mendapati seekor serigala abu-abu pekat bertranformer menjadi manusia tinggi besar dengan jubah sewarna dengan wujud serigalanya. Nathan tersenyum lalu mengambil tempat di sebelah Dave.

"Kau kenapa?" tanyanya. Dave bungkam. Tanpa menjawab pun, Nathan pasti sudah membaca pikirannya. Itu bisa didengar dari cara bertanyanya yang lebih bermakna memastikan daripada ingin tahu.

"Aku harus mempertahankannya, Nath. Bagaimana pun caranya. Aku mencintainya sejak pertama kali aku melihatnya lahir. Dia putih, halus... begitu cantik. Tapi dia juga disukai oleh Yesung."

Lihat selengkapnya