Blood Moon

Maghfira Izani
Chapter #4

Daerheinlocca

Flashback

"Daerheinlocca ini akan kutanamkan dihatinya. Hanya ada beberapa lycan dan vampir yang mengetahui keberadaan benda ini di tanganku. Tetapi... kematianku memalsukan jejak Daerheinlocca. Aku sudah membuat yang palsu. Bakar yang palsu bersama mayatku nanti, pastikan bahwa mereka melihatnya."

Pria tua dengan rambut putih panjang, wajah yang sudah sangat keriput, dipenuhi kumis dan jenggot yang juga putih, terbaring lemas di atas sebuah tempat tidur. Di sisi tempat tidur, seorang pria paruh baya dan seorang wanita hamil memandanginya dengan wajah sedih.

"Ayah... apa kau yakin akan menanamkan pusaka yang begitu berharga bagi dunia kita itu ke dalam tubuh cucumu? Tidakkah bahaya baginya kelak?" tanya si pria berambut cokelat gelap itu. Ptia yang terbaring itu tersenyum.

"Resiko selalu ada. Tetapi sebuah benda berharga selalu memiliki pelindungnya. Dan Daerheinlocca memiliki pelindungnya. Saat benda ini ditanamkan, maka lima tahun setelah itu sang pelindung akan terpilih. Pemimpin terbesar akan menggigit dalam bulan darah yang akan datang. Kau tahu... sang pelindung akan selalu memiliki aroma manis."

Pria itu –Rheindare Braune– memegang tangan pria tua yang terbaring itu. "Kalau memang itu yang terbaik bagi klan Braune, aku serahkan semua padamu, yah," ujarnya pelan. Ia lalu menarik tangan istrinya yang melangkah pelan sambil memegangi pinggangnya untuk menahan beban perutnya yang sudah sangat besar.

Pria tua itu meminta dibantu untuk duduk. Lalu ia meletakkan tangannya di dada kirinya. Dipejamkan matanya yang sudah sangat letih itu,lalu bibirnya bergerak-gerak pelan di balik jenggot putihnya. Rheindare menunggu dengan wajah tegang, begitu juga istrinya. Tak lama, keluarlah seberkas cahaya biru keemasan yang sangat berkilau dari balik telapak tangan pria tua itu. Dan...

"In... indah sekali..." gumam sang istri. Matanya berbinar melihat sebuah permata berwarna bening dengan nyala api berwarna biru menari-nari dalam kungkungannya.

Daerheinlocca.

Sebuah permata yang di ciptakan oleh leluhur para Lycan yaitu suku Neuri yang tinggal di Yunani, tepatnya di bawah gunung Olympus. Permata itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Siapa pun pemiliknya, akan menjadikannya seorang mahadiraja. Raja yang menguasai segalanya. Mampu menguasai semua iblis yang ada di dunia. Permata ini diturunkan secara turun-temurun, meski beberapa kali nyaris jatuh ke tangan yang salah. Sekali permata jatuh ke tangan para vampir, dan nyaris memusnahkan peradaban manusia serigala. Tapi akhirnya bisa direbut kembali. Dan sekarang... permata itu adalah milik dari Cezaire Braune –pria tua berambut putih it – yang sebentar lagi diberikan pada cucunya.

"Kemarilah, nak." Pria tua itu melambaikan tangan kanannya yang sangat lemah pada sang menantu, menyuruhnya mendekat."

"Dia akan terlahir berbeda. Dia akan menjadi lycan salju. Perubannya putih dan akan lahir di awal musim dingin seminggu lagi. Dia akan tumbuh menjadi lycan yang sangat cantik... cucuku... Veynicca Elixie Braune. Maafkan aku... hidupmu akan menjadi sulit karena ini. Tapi... jika kau telah menemukan pelindungmu, hidupmu akan bahagia selamanya."

Pria tua itu berkata pelan,tangannya yang tadi memegang permata itu langsung ditempelkannya di perut sang menantu. Sinar biru keemasannya langsung merasuk dan tertanam tepat di hati sang janin.

"Kakek mencintaimu. Kalian berdua... tutup mulut dan jaga dia dengan baik."

************

Valleldafa, The Dark Blackwood

Malam beringsut pelan menuju pagi seiring turunnya embun membasahi dedaunan danmatahari mulai memancarkan cahaya yang keemasan dibalik kemegahan pegunungan Himalaya. Beberapa makhluk pagi mulai menggeliat dan menunjukkan jati dirinya.

Namun, halseperti itu tak mampu mengusik keremangan Valleldafa. Rapatnya pepohonan yang tumbuh menjulang mengakibatkan rimbun dedaunannya menutup sempurna tak mengijinkan seberkas cahaya pun menembusnya. Aktivitas 'pagi' pun mulai berlaku. Layaknya sebuah kehidupan manusia normal, penduduk Valleldafa pun mulai terlihat.

"Kakak, kau mau kemana?" Ye Sung menyapaNathan yang sudah berdiap pergidengan beberapa anak buahnya. Yang disapa hanya tersenyum sambil mencuci tangannya di sebuah mata air yang jernih.

"Bersenang-senang ke atas. Aku ada kelas hari ini," ujar Nathan singkat. Ye Sung menaikkan sebelah alisnya, tapi kemudian maklum. Jika siang, beberapa penduduk The Dark Blackwood suka naik ke atas, ke dunia manusia untuk mencari kesenangan.

"Oh... baiklah kak. Berhati-hatilah." Ye Sung berujar singkat lalu hendak melangkah pergi tetapi dengan sigap Nathan menariknya.

"Bisakah kau tidak mencoba mencari masalah dengan Dave? Kudengar, beberapa hari yang lalu kau menantangnya. Benarkah? Kau... kau ingin menghancurkan klan manusia serigala?" desis Nathan dengan nada mengancam. Ye Sung tersentak kaget. Tapi tak lama ia memasang wajah tenang lagi.

"Kak, apa kau takut? Aku tak segegabah itu," balas Ye Sung tenang. Tapi Nathan malah kelihatan marah.

"Kau werewolf! Kami adalah lycan! Werewolf tidak mempunyai self control saat menjadi manusia serigala, apalagi jika kau berubah saat blood moon. Jika menjadi serigala biasa, kau memang bisa mengontrol dirimu. Apalagi jika kau berubah bersama Ryeon Woo. Tapi apa kau pernah ingat? Berapa lycan dan manusia yang sudah pernah kau habisi saat kehilangaan kontrol?" desis Nathan lagi.

"Kak... aku..." Ye Sung mencoba membalas ucapan kakaknya itu tepat saat pintu istana menjeblak terbuka dan Dave menatap mereka berdua dengan nada lembut tapi mengancam khas dirinya. Nathan langsung melepas cekalan tangannya di pergeangan tangan Ye Sung. Menatap sang adik dengan kesal lalu melangkah pergi. Ye Sung tetap diam. Ia hanya melirik sekilas pada Dave yang masih menatapnya tajam, lalu melangkah pergi.

"Mencari Ryeon Woo lagi ya?" gumam Dave pelan. Sekelebat, ialangsung berjalan mengiringilangkah Ye Sug. Ye Sung tak bisa mengelak meski suasana diantara dirinya dan sang kakak sedang 'memanas' dan berkibar tinggi-tinggi sebuah bendera perang. Tapi ia dan Dave tak ingin memperlihatkan itu pada seluruh rakyat. Mereka adalah kakak adik yang berada dalam suasana baik-baik saja, setidaknya itulah yang ingin mereka tunjukkan pada rakyat Valleldafa.

"Kenapa kau tak pernah mengajakku jika ingin mengunjungi Ryeon Woo? Apa kau ingin mencuri start? Ingat dia mi-lik-ku!" ujar Dave dengan nada tenang namun menekan. Ye Sung tetap melangkah pelan, tak menggubiris sama sekali ocehan sang kakak. Ia berusaha mengendus keberadaan Ryeon Woo lewat udara segar agar mudah menemukannya.

"Ye Sung..."

"Kak! Bisakah kau tak berisik? Kalau kaumau ikut, ikut saja. Aku tak pernah berniat mencuri start... aku 'kan memang sudah terbiasa bersamanya.kau tahu itu." Ye Sung berhenti, menolehkan wajahnya ke arah Dave yang masih dengan santai tersenyum tenang. Dave tertawa melihat kekesalanYe Sung.

"Begitu saja marah," goda Dave sambil tersenyum. Meskipun ia hanya menggoda, Ye Sung selalu menganggapnya serius dan hal itu membuat Dave sedikit senang.

Ia tak melarang Ye Sung bergaul dengan para lycan atau gadis werelwolf, termasuk reigga-nya. Tapi tetap saja, Dave tak pernah rela jika sampai sang reigga direbut oleh adiknya, meskipun sudah menyatakan perang. Sejujurnya, Dave takut jika sampai Ye Sung benar-benar memanfaatkan blood moon untuk merebut Ryeon Woo nanti.

Sebagai werewolf bulan darah, Ye Sung selalu kehilangan self control saat menjadi manusia serigala. Bulan darah pertamanya dilalui dengan menghabisi nyaris seluruh klan Jardiniere, manusia serigala yang disebut dengan sihir agar bisa menjadimanusia serigala yang disebut shapesifter. Dan kini, para shapesifter sudah mengecapYe Sung sebagai werelwolf paling berbahaya.

"Tak usah mengkhawatirkanku kak. Aku akan belajar mengendalikan diriku saat bulan darah nanti." Ye Sung bergumam pean lalu mulai melangkah lagi. Dave tersenyum seketika, kakinya tak berusaha mengikuti langkah sang adik. Ia tak mau membuang-buang waktu untuk mengikuti kesenangan reigga-nya dan Ye Sung yang kebetulan sama: bertualang.

Sehari-harinya Ye Sung dan Ryeon Woo memang selalu bersama, kemanapun. Terkadang mereka bermain ke dunia manusia, atau kadang menjalankan tugas mengamankan salah satu sisi hutan bersama. Berburu bersama. Menikmati hari-hari berdua. Dave iri dengan semua itu. Dave merasa, dengan kebersamaan itu,Ryeon Woo jauh lebih dekat pada Ye Sung dan MELUPAKAN bahwa kenyataannya Davelah pria yang harus dinikahinya nanti.

"Dave–"

Lamunan Dave buyar mendengar suara lembut memanggilnya. Ia membalikkan badan dan menemukan seorang wanita paruh baya dengan senyum dikulum berdiri di belakangnya.

"Ibu, ada apa?" tanya Dave sambil menghampiri ibunya.

Ibu Dave adalah lycan asli dari klan Wolfbared. Ia wanita yang sangat cantikdan dikenal dengan nama Erika Wolfbared. Sosok wanita lembut dan penuh kasih. Wanita yang paling disayangi Dave selain Ryeon Woo.

"Lagi-lagi kau mengancam Ye Sung, hmm? Jangan lakukan itu... meski Ye Sung tidak memiliki darahku, aku juga menyayanginya. Tolong berlakulah sebagai kakak yang baik, Dave," ujar Erika. Dave menggaruk bagian belakang kepalanya yang mendadak gatal. Lagi-lagi sang ibu membelaYe Sung.

"Aku tidak mengancamnya ibu. Aku hanya menegaskjankan bahwa Ryeon Woo adalah mi-lik-ku. Hanya itu," ujar Dave. Ibunya tersenyum pelan.

Lihat selengkapnya