Blood of Sin

samSara
Chapter #2

一 (ichi) - 1


763823142548-20251013064342.jpeg**

⚠️ Perhatian, Ada Lompatan Waktu

— Alur Maju —

⛩️🏮⛩️

泥土に埋められた血

-Dorobou ni Umerareta Chi-

'Darah yang Tertanam di Lumpur'

⛩️🏮⛩️

❗️❗️❗️❗️❗️❗️❗️❗️❗️❗️❗️

– DELAPAN BELAS TAHUN KEMUDIAN –

Shugitani, Prefektur Kanagawa.

Desa yang tak berubah, bahkan ketika dunia di luar tumbuh dengan kegilaan. Rumah-rumah kayu di lereng bukit masih berdiri dengan jendela kusam dan genteng tua yang digerogoti lumut. Jalannya sempit, berkelok, dan belum sepenuhnya beraspal, diapit sawah serta hutan bambu yang tampak seperti dunia lain saat kabut turun.

Di sinilah gadis yang bernama Noa tumbuh dalam keheningan yang tidak pernah memberinya pilihan.

Dimata warga, Noa hidup bersama seorang wanita bernama Misao yang mengaku sebagai bibinya. Wanita itu nyaris tidak pernah keluar rumah, tidak pernah bergosip, tidak pernah ikut kegiatan desa. Ia menjaga jarak, bahkan dari para tetua. Itu semua bukan karena sifat pendiam... tapi karena rasa takut. Misao tidak ingin siapa pun tahu hubungan sebenarnya dengan gadis itu. Bahkan Noa sekalipun.

Namun Noa, gadis kecil yang dibesarkannya dengan pelan dan sabar, terlalu polos untuk mengerti dalam batasan itu. Sejak usia dini hingga sekarang, Noa lebih suka memanggil wanita itu dengan sebutan "ibu". Dan Misao, meski sempat terkejut saat pertama kali mendengarnya, ia tidak pernah menegur.

Warga tidak merasa aneh. Mereka menganggap panggilan itu sebagai bentuk kasih sayang anak kecil yang dibesarkan hanya oleh satu sosok wanita. Mereka memahami: tidak ada orang tua, tidak ada keluarga lain, hanya dua orang perempuan yang saling bertahan dalam rumah tua yang jauh dari jalan utama. Maka panggilan "ibu" terdengar wajar. Bahkan menyentuh hati.

Yang tidak mereka tahu, panggilan itu sebenarnya menyayat lebih dalam bagi Misao daripada yang bisa diungkapkan. Karena jauh di lubuk hatinya, ia bahagia. Noa memang anaknya. Darah dagingnya. Tapi keadaan memaksanya untuk menutupi, menyembunyikannya dari dunia, seolah keberadaan gadis itu sendiri adalah dosa yang harus ditebus dalam diam.

⛩️🏮⛩️

Hujan turun sejak pagi, membasahi atap rumah-rumah tua di desa sunyi itu. Air merembes dari celah-celah kayu lapuk rumahnya, menetes ke ember-ember yang sudah disiapkan Noa sejak malam. Ia tidak terbangun karena suara hujan, melainkan oleh batuk ibunya.

Batuk yang sama. Dengan nada yang makin dalam dan sulit dihentikan.

"Noa..." suara lirih itu memanggil, nyaris tak terdengar dari balik kamar sebelah.

Lihat selengkapnya