Blood of Sin

samSara
Chapter #4

三 (san) - 3


**

夕暮れの最後の光 

-Yūgure no saigo no hikari-

'Cahaya Terakhir Di Senja'

⛩️🏮⛩️

Pagi itu tak membawa kejutan—setidaknya, begitu yang Noa pikirkan. Ia bangun seperti biasa, dengan suara hujan yang membasuh genting rumah kecilnya. Ibunya masih tidur, napasnya berat, kulitnya pucat seperti kertas yang terlalu lama disimpan di laci. Noa menyalakan kompor kecil di dapur, membuat sup sederhana sebelum berangkat bekerja di Nishikawa Grocery. 

Toko Nishikawa adalah satu-satunya toko kelontong di desa Sugitani—deretan rak kayu dan aroma sayur segar yang jadi denyut kecil di tengah pedesaan yang tenang. Letaknya di antara kios kecil lainnya, tak pernah benar-benar sepi, tapi hanya ramai di jam-jam tertentu ketika warga desa datang untuk belanja harian. Di sini, semua orang saling mengenal wajah, dan sebagian besar sudah hafal nama Noa—meski ia tak pernah berharap diingat lebih dari itu.

Pekerjaan serabutan ini tak membuatnya merasa istimewa, tapi setidaknya memberinya alasan untuk bangun setiap pagi. Hari ini, ada pengiriman barang. Noa bukan hanya berdiri di belakang meja kasir; ia ikut mengangkat peti-peti berat berisi produk baru, pundaknya sedikit nyeri tapi tangannya tetap cekatan. Di toko Nishikawa, hari berjalan lambat. Pintu kaca membuka dan menutup, pelanggan datang dan pergi, bunyi mesin kasir jadi musik latar. Ia bahkan sempat melamun di balik meja kasir, menatap gerimis di luar.

Ia menatap kotak kayu berlabel beras, sayur segar dalam keranjang plastik, botol-botol kecap yang berderak di dalam kardus. Tangannya memerah karena dingin, punggungnya terasa pegal, tapi ia tetap tersenyum saat pelanggan bertanya di mana letak miso yang paling murah.

⛩️🏮⛩️

Selesai shift, Noa menutup buku catatan stok, melepas ikatan celemek, lalu berpamitan pada manajer. 

"Sumimasen... saki ni shitsurei shimasu." (Maaf... saya pamit dulu) Ucap Noa sambil membungkukkan badan.

"Otsukaresama desu, Noa-chan," (Terima kasih sudah bekerja keras, Noa) ucap manajer sambil balas mengangguk. 

Noa melangkah keluar dengan kantong belanja berisi beberapa sisa bahan diskon yang diizinkan untuk dibawa pulang—sisa sayur yang sudah hampir layu tapi masih bisa dimasak.

Ia tidak memperhatikan banyak hal di jalan. Gerimis membuat semua terasa kabur, dan langkahnya terburu-buru karena ingin cepat sampai rumah.

Lihat selengkapnya