Bloody Embrace

kecoa writer
Chapter #2

Prince of Luminera#2

~~~


Eren tidak pernah melihat binatang semengerikan ini sebelumnya. Namun, dia pernah mendengar dari para penduduk kerajaan ini bahwa salah satu hutan di Negeri ini dihuni oleh kumpulan binatang sihir mematikan.


Pangeran yang dikenal sangat tangguh dan tak pernah terkalahkan, kini memiliki luka gores di alisnya. Ini pertama kalinya ada yang bisa melukai Eren. Oleh karena itu, Eren semakin menjadi bersemangat karena kini ada musuh yang setara dengan diri nya.

"Jadi ini monster Mariaban," Eren mencabut kedua pedangnya dan dengan santai melompat keatas salah satu dahan pohon, "Semoga kau bisa menghibur ku." Detik berikutnya, Eren melemparkan kedua pedangnya dan Langsung mengenai kedua mata monster Mariaban tersebut.

Beberapa detik setelah pedang Eren mengenai matanya, monster tersebut tumbang dan perlahan menghilang bagaikan debu.

Eren kembali melompat kebawah untuk mengambil pedangnya, "Ku pikir kau bisa menghibur ku, ternyata tidak," Eren lalu mendecih," Cih, mengecewakan."

Eren melanjutkan perjalanannya menyusuri hutan keinti yang lebih dalam. Sembari berharap menemukan musuh yang bisa menghibur dirinya.


...


Betapa mengerikannya makhluk yang Eren temui kali ini. Namun, Eren bukannya takut malah merasa semakin tertantang. Monster yang Eren yang temui kali ini adalah Tambun. Eren sering mendengar cerita Monster ini dari guru sihirnya dan sekarang dia melihatnya dengan mata kepala sendiri.

“Ini persis seperti yang diceritakan oleh guru,” gumam Eren. lalu Eren kembali mengeluarkan kedua pedangnya dan mengalirinya dengan sihir api, ”Kepala seperti Ikan, badan sampai ekor mu seperti Naga, dan kaki seperti Kudanil. Tapi aku tidak mengira ukurannya akan sebesar ini.” Eren mulai memasang kuda-kudanya dan mengamati musuh di depannya.


“Baiklah, aku akan mulai menyerang kaki mu dulu teman. Jangan salahkan aku jika keempat kaki mu hilang dalam sekejap.” Eren meluncur kedepan dengan kecepatan cahaya, menebas kaki Monster Tambun tersebut. Tapi tunggu, pedang Eren malah memantul saat mengenai permukaan kulitnya. Secepat kilat Eren langsung mundur sambil merasa kebingungan.

“Wow,kaki mu keras juga teman,” ucap Eren. Detik berikutnya kedua pedang Eren berubah menjadi sepasang tombak.”Kakinyamungkin terlalu tebal untuk di hancurkan. Kalau aku tidak salah kira mungkin diameter kakinya sekitar 1 meter. “ kali ini Eren kembali melapisi senjatanya dengan sihir api. Tetapi,dengan energi sihir yang lebih besar dari pada tadi.

“Jika aku tidak bisa menghancurkan kaki mu, maka aku akan menghancurkan mata mu!” Eren mulai meloncat-loncat dari dahan pohon ke dahan pohon lainnya untuk mengacaukan konsentrasi musuhnya sembari menyelinap kedalam kegelapan dan menghilangkan aura keberadaannya.

Lihat selengkapnya