BLOODY HEART

Faulia
Chapter #1

Pertemuan

Pembukaan Apartemen Infinity by Liam Group, mahakarya arsitektur karya Ryuji Nobi berkolaborasi dengan sang pewaris tunggal, Finn Elard Liam, berjalan meriah. Acara terselenggara bukan tanpa maksud.

Chris Liam, selaku Co-Founder dan CEO Liam Group mengatakan, pembukaan bertujuan untuk memperkenalkan kepada publik agar masyarakat dapat melihat hunian paling hits di Jakarta. Desain bangunan unik tersebut memiliki rancangan setinggi 30 lantai. Mencakup 375 unit apartemen dan 150 kamar hotel.

Chris pun sekaligus memanfaatkan momen tersebut untuk memperkenalkan sang putra sebagai CEO baru menggantikan dirinya kepada khalayak ramai. Sebagai seorang Ayah, ia dengan bangga menyebutkan nama anak tunggalnya agar naik ke atas podium.

Setelah bertahun-tahun meminta sampai merayu. Chris dengan dibantu Diana, akhirnya bisa meluluhkan sang putra untuk menjadi CEO.

Finn Elard Liam bukan tanpa alasan menolak. Pasalnya, ia juga memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sama dengan Liam Group. Hanya saja skalanya masih kecil. Walaupun begitu, dengan kegigihan setidaknya bisnis tersebut berjalan lancar.

Maksud hati, hanya ingin berdiri sendiri untuk menunjukkan kemampuan. Tapi, apa daya. Menjadi anak tunggal membuat lelaki itu tak kuasa terus-menerus mengabaikan kenyataan, sekarang atau nanti, tetap harus memegang kerajaan bisnis turun-temurun dari almarhum sang kakek selaku founder.

Finn Elard Liam, pria bertubuh tegap, tinggi, tampan, murah senyum, dan berkarisma. Seperti yang sudah disebutkan, ia merupakan anak tunggal dari Chris Liam dan Diana Rosaline. Usianya sudah menginjak 33 tahun, tetapi sampai saat ini belum berkeinginan untuk melepas masa lajang.

Di kalangan para wanita, Finn Elard Liam memiliki daya tarik sangat kuat. Ia terkenal dengan julukan ‘Lady killer’. Memulai hubungan dan setelahnya akan memutuskan begitu saja adalah hal biasa untuk pria itu. Meskipun begitu, entah mengapa masih saja banyak wanita yang tak kapok menjalin kasih dengan si playboy.

Ketika acara memperkenalkan diri usai. Finn berjalan-jalan di area pesta. Sesekali tersenyum dan berhenti untuk berbasa-basi. Pria itu mulai mengalami kejenuhan karena menurutnya tidak ada yang menarik.

Namun, langkah Finn terhenti saat melihat seorang wanita dalam balutan pakaian dress berkerah sabrina setinggi lutut berwarna hitam dan berlengan panjang. Senyum pun langsung terbit dan tanpa membuang waktu mengayunkan kaki mendekati.

Wanita cantik dan Finn Elard Liam adalah dua hal yang nyaris selalu bergandengan.

Finn berhenti melangkah tepat di samping sang wanita cantik. Namun, perempuan itu tidak bereaksi. Tak kehilangan akal, dia berdeham beberapa kali.

Berhasil! Target berparas cantik dan anggun itu pada akhirnya, menoleh.

“Aku senang, ternyata di acara membosankan ini ada bidadari. Kamu cantik, Nona,” puji Finn.

Wanita itu menatap datar Finn dan segera memalingkan wajah lagi, lalu fokus pada piring yang tengah dipegang. Ia kembali sibuk menaruh satu per satu aneka kue ke dalam wadah. Mengabaikan pria tampan yang tengah menelan pil pahit karena sikap tersebut, tetapi masih setia berdiri di samping.

“Ternyata begini rasanya terabai. Cukup menusuk hati. Sakit sekali,” lanjut Finn dengan nada pura-pura sedih.

Wanita itu menoleh kembali. “Maaf, saya sedang fokus dengan kue-kue lezat ini.” Ia kembali mengambil beberapa makanan.

“Begitu. Ternyata keberadaan mereka lebih menyenangkan daripada aku yang menghampiri. Seharusnya, ada sambutan untukku, minimal senyum manis.”

Lihat selengkapnya