BLOODY HEART

Faulia
Chapter #14

Ngapel

Cinta datang tanpa permisi. Merasuk begitu saja ke sanubari. Mengoyak jiwa ketika rindu. Membuat pandangan menjadi sendu.

Degup jantung bagai irama cinta mendayu. Menyuarakan untaian kalimat terindah dengan suara parau. Suasana hati pun seketika syahdu. Sang pujaan masih tak terjangkau.

“Sandra, kenapa sulit meraihmu? Aku harus berbuat apa agar engkau takluk? Aku hanya mau kamu, Baby.”

Kekosongan hati telah terisi. Gairah hidup bersemangat kembali. Berharap bisa merengkuh ke dalam dekapan untuk sekadar melepas kerinduan. Ternyata hanya angan.

Mata berwarna pekat diam menatap langit-langit kamar. Otak terus bekerja mencari cara.

“Tunggu!” Finn menjetikkan jari seraya tersenyum.

Ia memiliki ide bagus untuk proyek meraih cinta sang terkasih. Finn beranjak bangun, lalu bergegas berganti pakaian dan mengambil kunci mobil.

Finn melaju cepat di jalanan ibu kota. Ia berhenti sesaat di sebuah kios bunga. Senyum tak lepas dari bibir seksi sang ceo.

I am coming, Baby.”

***

Tiada hari tanpa keributan. Helena dan Theo memilih tak peduli pada polah tingkah putra-putrinya. Angan rumah ramai akan suara cucu, justru selalu saja Tristan dan Sandra yang mendominasi.

Melihat sang putri pun, Helena pasrah. Perempuan, tetapi tidak bisa diam. Hobinya beradu mulut dengan Tristan.

Suara bel berbunyi, Helena langsung beranjak bangun untuk melihat siapa tamu di malam Minggu.

“Cari siapa?” tanya Helena ketika pintu terbuka dan melihat punggung tegap seorang pria.

Finn membalikkan badan, lalu tersenyum manis. Ia segera mencium tangan Helena.

“Malam, Tante. Saya Finn Elard. Saya ingin bertemu Sandra sekaligus berkenalan dengan Om dan Tante.”

Ucapan Finn bagi Helena bagai melihat pelangi setelah hujan. Ia pun menampilkan senyum merekah. Di tambah pria yang mencari sang putri berparas tampan bak pangeran dalam Negeri Dongeng.

Namun, sepersekian detik kemudian, Helena mengubah mimik wajah bahagia tadi menjadi biasa kembali. Pasalnya, ia takut salah dengar.

“Kamu tadi bilang mau bertemu siapa?” Helena bertanya untuk meyakinkan diri kalau tidak salah dengar.

“Sandra, Tante.”

Helena menajamkan pendengaran. Ia pun memandangi pemuda di depannya dari atas sampai bawah. Kemudian, bertanya kembali. Karena, rasa tak percaya masih menghinggapi.

“Apa yang kamu maksud itu Sandra Rein?”

“Betul, Tante. Sandra Rein. Putri Tante Helena dan Om Theo. Juga adik dari Tristan.” Finn menyebut lengkap dengan senyum semringah.

Helena spontan masuk ke rumah, lalu menutup pintu dengan keras. Namun, begitu tersadar, ia membuka pintu kembali seraya tersenyum malu.

“Maaf. Tante terbawa euforia. Lupa kamu masih di luar. Silakan masuk, Finn.”

Jujur, Finn memang kaget saat pintu itu tertutup dengan kencang tepat di depan wajahnya. Pikirnya, ditolak mentah-mentah. Namun, begitu terbuka kembali, ia tersenyum.

“Iya, Tante. Tidak apa. Terima kasih.” Kemudian, Finn memberikan satu buket mawar merah kepada Helena. “Ini untuk Tante.”

“Lo, bukan buat Sandra?”

“Untuk Sandra ada lagi, Tante.”

“Kamu itu, sudah ganteng, romantis pula.” Helena menepuk bahu Finn kencang. Lalu, mencubit gemas pipi sang ceo seraya tersenyum bahagia. “Ayo, masuk, Finn.”

Finn terkejut kembali. Ia tak menyangka polah sang calon mertua begitu bersemangat.

“Iya, Tante.” Finn mengekor di belakang Helena.

Helena dan Finn memasuki ruangan di mana Theo berada. Maksud hati ingin memperkenalkan kepada sang suami. Akan tetapi, tiba-tiba Sandra berlari ke arah sang ayah.

Lihat selengkapnya