BLOODY HEART

Faulia
Chapter #19

Rindu

Finn, eksekutif muda dengan wajah tampan nan penyayang. Dulu, selain sang mami tersayang. Semua wanita akan disayang. Sekarang, hanya ada Sandra seorang.

Lady killer itu kapok dalam mempermainkan wanita.

Sang mantan playboy pun berbulan-bulan menjalani kesibukan yang tiada habis. Finn bertekad menyelesaikan rumah danau secepatnya. Siang-malam berkutat pada seputar tumpukan pekerjaan mengorbankan banyak waktu demi pernikahan lekas terwujud. Mereka pun tak lagi pernah bertemu sejak terakhir acara makan malam.

Untuk melepas rasa rindu, Finn akan video call. Pesan kerinduan pun tak pernah absen pada pagi, siang, dan malam hari. Bahkan, satu kuntum mawar merah akan selalu mampir ke rumah Sandra setiap harinya.

Finn rela berjauhan sesaat demi bisa bersama Sandra selamanya. Bahkan, menahan kesakitan akibat merindu.

Suara ketukan pintu terdengar. Finn mempersilakan masuk.

“Bos ....”

“Roy, apa jadwalku hari ini?”

Roy membuka tablet berukuran 7 inci dan membacakannya untuk sang bos. “Satu jam lagi kita ada meeting dengan PT. Angkasa Raya. Pukul 12, makan siang bersama dengan para komisaris perusahaan sekaligus membahas perihal rencana pembangunan yayasan. Jam dua, meninjau lokasi pembangunan gedung untuk restoran fastfood, sekaligus meeting.”

“Lain kali, cek siapa owner dari proyek dengan detail. Jangan terima jika pemiliknya seorang wanita yang kesepian. Memuakkan!”

“Baik, Bos.”

Roy menahan tawa. Biasanya sang bos akan senang bekerja sama dengan wanita cantik nan menggoda. Sekarang, seperti alergi.

Proyek tersebut pun diterima oleh perusahaan milik Finn pribadi. Jadi, otomatis ia harus turun tangan sendiri. Karena, sang ceo bertanggung jawab juga menjadi arsitek pembangunan.

“Periksa berkas itu.” Finn memberikan beberapa dokumen.

“Kita juga harus membawa gambar bangunannya, Bos. Apa sudah siap?”

“Ambil di sana.” Tunjuk Finn lewat ekor matanya ke arah meja dekat sofa.

“Bos, jam tujuh malam jadwal terakhir. Kita langsung berangkat ke kantor Pak Ryuji Nobi untuk berdiskusi mengenai proyek kolaborasi.”

“Jangan lupa bawakan sesuatu untuk Pak Ryuji.”

“Baik, Bos.”

“Roy, selesai jam berapa kira-kira malam ini?”

“Jika sudah bertemu Pak Ryuji waktu seharian pun tak cukup, Bos. Tapi, beliau pukul sepuluh malam sudah harus berangkat ke Bandara. Jadi, kemungkinan sekitar jam sembilan pekerjaan hari ini selesai.”

Finn mengangguk. “Keluarlah.”

“Permisi, Bos.”

***

Mengikuti jadwal satu per satu dengan urut. Saat ini, tiba waktu Finn dan Roy menyambangi lokasi pembangunan gedung fastfood, sekaligus meeting dengan sang owner. Pemiliknya seorang pengusaha wanita bernama Vanessa.

“Selamat siang, Pak Finn. Apa saya terlambat?”

“Lima menit.”

“Maaf?”

Finn tersenyum. ”Tidak apa. Kita langsung mulai saja.”

“Baiklah. Silakan duduk.”

Sepuluh menit baru berlalu, tetapi sangat terasa lama bagi Finn. Pasalnya, ia harus menahan jengkel oleh kelakuan Vanessa yang terus memberi gestur menggoda.

Lihat selengkapnya