Tiga bulan berlalu, syarat pernikahan sudah rampung sepenuhnya. Finn memilih konsep konstruksi rumah terapung. Bangunan yang berada di tepi danau itu bergaya modern minimalis.
Rumah tersebut memiliki tiga lantai dengan satu lift berada di dalam. Di bagian bawah terdapat ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tamu, dan dapur. Hampir semua ruangan memiliki kaca jendela besar yang menghadap perairan. Sebuah perahu dayung pun sudah parkir dengan cantik di danau.
Di lantai dua memiliki tiga kamar. Satu kamar utama dan dua kamar lain rencananya untuk anak-anak mereka kelak. Dibangun dengan 70% berdinding kaca besar.
Naik ke lantai tiga, berisikan rooftop dengan satu kolam renang dan ruang olahraga. Finn sengaja membangun tempat berenang di lantai paling atas. Agar keluarganya bisa berenang tanpa ada mata asing yang memandang.
Meskipun pembangunan sudah selesai. Namun, masih melompong. Belum ada perabot apa pun.
Oleh karena itu, di hari Sabtu ini, Finn mengajak Sandra mengunjungi rumah danau. Selain ingin memberi tahu perihal selesainya tempat tersebut. Ia ingin melibatkan sang calon nyonya rumah dalam pengisian barang-barang.
Begitu turun dari mobil, Sandra memandang ke depan dengan tatapan takjub. Binar bahagia memancar. Kemudian, melangkah perlahan.
“Finn, rumah itu seperti mengapung di atas danau?”
“Suka?”
“Tentu saja. Sangat indah, juga terlihat nyaman dan sejuk. Berada dekat danau buatan, udara yang masuk pasti segar. Ah, aku sangat menyukainya. Kamu memang arsitek hebat.” Sandra tersenyum semringah.
Finn tersenyum bangga. “Arsitek hebat itu calon suamimu, Baby.”
Sandra mengangguk. “Aku pasti betah berada di sini.”
“Itu yang aku harapkan.” Finn mengecup puncak kepala Sandra. Kemudian, menarik tangannya masuk ke rumah.
Sama ketika berada di luar. Melihat kondisi dalam rumah, Sandra pun menampilkan wajah kagum.
“Finn, boleh aku menata seluruh ruangan sesuka hati?” Sandra memberi tatapan memohon.
“Of course you are, Baby. Buatlah rumah ini menjadi semakin cantik lewat kelihaianmu itu.”
"Thanks, Finn. Aku ingin rumah ini tetap terlihat luas. Jadi, tidak perlu membeli banyak barang.”
“Aku menurut.”