Dua minggu menjelajah Eropa, tak terasa lusa sudah harus kembali ke Tanah Air. Finn dan Sandra memulainya dari Kota Paris, lalu mengakhiri di kota yang sama juga. Sandra yang menginginkan hal tersebut.
Berhubung ini hari terakhir, Finn dan Sandra memanfaatkan waktu untuk pergi ke Disneyland Paris. Mereka ingin menikmati hari sampai malam.
Berjalan selalu bersisian dan bergandengan tangan. Wajah ceria tercetak jelas dengan senyum tiada henti mengembang.
“ELARD!”
Sandra dan Finn berhenti berjalan kemudian menoleh. Seorang wanita cantik berlari kecil ke arah sang ceo seraya merentangkan tangan ke kiri dan kanan.
Melihat hal tersebut, Sandra dengan cekatan memasang badan di depan Finn. Kemudian, mendorong tubuh wanita bertubuh tinggi dan langsing itu agar menjauh. “Hei!”
“Baby.” Finn memeluk Sandra dari belakang dengan melingkarkan kedua tangan di perutnya. Lalu, melangkah mundur.
Finn takut terjadi baku hantam mengingat Sandra adalah tipikal wanita berani dan bisa sedikit ilmu bela diri.
“El, kamu masih ingat aku, ‘kan? Angel. Pacar kesayanganmu dulu sewaktu kita di Bandung. Aku sudah satu tahun tinggal di Paris. Lusa aku fashion show.” Wanita itu mengabaikan Sandra. Ia memilih fokus kepada Finn dan terus berceloteh.
Finn mengernyit. Demi apa pun, ia tak mengingat wanita di depannya itu. Terlalu banyak perempuan di masa lalu membuat sang ceo lupa.
Lagi pula, Finn pun enggan untuk menghafal wajah mereka. Kalau sudah putus, ya, sudah. Selamat tinggal. Menurut sang ceo, buat apa mengingat mantan, membuang-buang waktu.
“Maaf, aku tidak ingat.”
“Kau sombong sekali. Takut pacar barumu marah?”
“Wanita ini bukan pacarku.”
“Ah, hanya one night stand.”
Ingin rasanya Sandra mencakar wajah mulus Angel. Namun, ia tahan. Sengaja. Mau tahu apa reaksi dan jawaban sang suami.
Finn tersenyum. Kemudian, di depan Angel mencium bibir Sandra beberapa saat. Lalu, menatap wanita yang merupakan seorang model itu.
“Wanita cantik ini istriku. Kita berdua sedang honeymoon. Dan ... siapa tadi namamu?”
“Angel,” sahut sang mantan menahan kesal.
“Ya, itu. Aku memang benar-benar tidak mengingatmu sama sekali. Maaf. Lagi pula, jika pun benar. Masa lalu sudah terlewat. Lupakanlah. Permisi.” Sebagai bentuk sopan santun, Finn tersenyum.
Kemudian, meraih tangan Sandra seraya berucap lembut, “Ayo, Baby. Kita kembali ke hotel.”
Angel menatap kepergian sejoli tersebut dengan tatapan heran sekaligus jengkel.
Tiba di hotel, wajah Sandra terlihat tidak bersahabat. Finn menyentuh pun langsung wanita itu tepis.
“Cemburu? Kamu masih jauh lebih cantik dan menarik. Punya istri nyaris sempurna begini, masa aku mendua. Tidak akan pernah.”
“Jangan sentuh!” ketus Sandra seraya menepis lagi tangan Finn yang sudah parkir di pinggang.
Finn mengembuskan napas lelah. Kenapa, ya? Dua wanita yang aku cinta punya hobi sama, merajuk. Sandra dan Mami tiada bedanya, batin sang ceo merasa heran sekaligus lucu.
“Baby, mau apa? Kita belanja lagi, mau?”
“Tidak mau.”