Kembali ke Tanah Air dengan wajah berseri. Honeymoon telah usai. Hidup berumah tangga segera di mulai.
Rumah danau adalah tujuan pertama Sandra dan Finn pulang. Tempat yang dibangun penuh cinta kasih oleh sang ceo untuk istri tersayang.
“SURPRISE!”
Begitu membuka pintu, Finn dan Sandra terkejut oleh kehadiran dari kedua keluarga. Sungguh menambah kebahagiaan.
Semua saling berpelukan melepas kerinduan. Tiga minggu tak bersua putra-putri mereka menambah haru suasana. Hingga tak terasa tangis pun pecah dari Helena dan Diana.
“Bunda, Mami. Jangan menangis.” Sandra berkata lembut.
“Bunda kangen kalian,” sahut Helena.
“Mami pun sangat merindukan kalian.” Diana turut menimpali.
Ketiganya saling berpelukan dan saling menanyakan kabar.
Theo, Chris, dan Finn memilih diam. Mereka menatap lekat ketiga wanita kesayangan dengan senyum terpatri.
“Vi, kamu gak ikutan peluk Sandra terus nangis bareng?” tanya Tristan berdiri bersisian dengan Vivian di depan pintu.
“Aku gak mau merusak momen para ibu. Ya, walaupun tingkah mereka lebih mirip acara tali kasih. Seperti tak pernah bertemu keluarganya bertahun-tahun.”
“Nikah makanya, terus punya anak. Biar tahu rasanya ditinggal biar pun sebentar.” Tristan mencubit gemas pipi vivian.
“Ish, ngeselin. Untung aku sayang.”
“Kalo sayang, nikah, yuk.”
“Makanya putusin si Sundel. Jadi, kamu bisa nikah sama aku, si cewek limited, cantik, humoris, peka, terhormat, dan smart.”
“Mulai.”
“Bomat.”
“Untung aku sayang juga. Kalo enggak, kamu udah aku tenggelamkan di danau.” Semakin gemas dengan Vivian, Tristan melingkarkan tangan di leher wanita itu dan menariknya seperti mau mencekik.