‘Kamu selalu seperti ini, tidak pernah melihat perasaan orang lain jika sedang emosi.’ Aku menekan tombol send pada layar chat yang kini penuh dengan berbagaimacam kalimat-kalimat emosi yang kusampaikan. Kupandangi sejenak layar ponsel tersebut sebelum ku lempar benda persegi panjang itu ke arah belakang. Aku menarik nafas, lalu membuangnya dengan sekali hembus. Tanpa di komando lagi, airmata kembali mengalir di kedua pasang pipi ku. Aku menangis, untuk yang kesekian kali.
Dalam tangis ku, aku mengutuk seorang pria di seberang sana yang entah sedang apa berkali-kali. Bahkan dalam segukan yang mulai terdengar aku masih tetap mengutuk laki-laki itu.
Namun kembali lagi menengok pada keadaan hati ku yang benar-benar lembek. Mata ku melirik pada sebuah ponsel yang letaknya agak jauh di belakang sana. Dengan hitungan beberapa detik, aku merainya lagi, membukan halaman chat lalu mengentik kembali beberapa pesan untuknya.
‘Aku minta maaf, tadinya aku ingin chat dengan baik-baik, tapi ternyata respon kamu dingin.’
Setelah mengirimkan beberapa pesan kembali aku memutuskan untuk menutup aplikasi chat ku dan membuka beberapa aplikasi games. Diselingi dengan helaan nafas yang beberapa kali terdengar aku mulai terhanyut oleh game yang ku mainkan.
Setelah sekian lama, kami kembali bertengkar, kali ini lagi-lagi dimulai dengan hal yang menurut ku sungguh sangat spele. Dalam kegiatan ku sepagian ini, aku selalu berfikir apakah bercanda ku keterlaluan? Kenapa dia bisa tiba-tiba marah dan membuat ku kalang kabut? Memang untuk beberapa hari terakhir aku selalu punya firasat bahwa aku akan mengalami hal buruk. Dan benar saja sekarang.
Aku benar-benar bingung, aku tidak punya seseorang yang dapat ku ajak cerita untuk saat ini. Menangis, hanya bisa menangis sendirian. sebagai pelampiasan ku, aku memakai sebuah aplikasi game yang entahlah walaupun sedikit ku fikir hal itu dapat membuat fikiran ku teralihkan dari pertengkaran kami.
Dalam sebuah hubungan wajar memang jika ada pertengkaran-pertengkaran kecil. Tapi jika pertengkaran itu berujung pada hati ku yang sakit dan air mata ku yang terus keluar bikin tubuh dan batin ku yang sudah lelah ini bertambah lelah.