BLUE

Sapta Hermawati
Chapter #2

Leo Ardhian

Jika ingin narsis, akulah representasi dari laki-laki yang penuh dengan kelebihan. Tuhan menciptakan semua hal yang baik padaku. Aku pintar, aku tampan, dan aku juga kaya. Jika aku sedikit sombong rasanya bukan hal yang berlebihan. Nyatanya aku memang memiliki segalanya.

Lempari saja jika kalian ingin protes!

Jika kalian memang melakukannya, bisakah aku mengartikannya jika kalian merasa iri padaku?

Haha. Bercanda.

Aku adalah seorang anak tunggal di keluargaku. Ayah dan ibuku sangat menyayangiku. Mereka kadang masih memperlakukanku sebagai anak kecil meski usiaku kini menginjak 27 tahun!

27 tahun ya? Usia yang pas untuk memulai hidup baru dengan pasangannya. Rata-rata teman-temanku sudah mulai membina rumah tangga. Bahkan sebagian dari mereka ada yang sudah memiliki anak. Sementara aku sendiri, aku hanya sedang sibuk dengan kisah asmara yang aku rasa semakin ke sini, semakin rumit saja.

Kenapa aku mengatakan rumit?

Bagaimana tidak. Sepertinya aku mulai menyadari jika aku memiliki perasaan yang bercabang. Cinta yang awalnya hanya satu untuknya, kini aku membaginya. Membaginya hingga membuatnya sulit untuk melepas satu sama lain.

Cinta untuk dia dan cinta untuknya sama besar. Ya, aku sudah mendua.

Kisah asmaraku terbagi antara Rie Amane dan selingkuhanku, Amanda Pelangi.

Sepertinya yang ada padaku hanyalah sebuah kebohongan. Aku membohongi Rie tentang Pelangi. Aku melakukan hubungan rahasia di belakang Rie. Padahal aku sudah tahu pasti bagaimana perasaan Rie terhadapku. Gadis itu begitu tulus mencintaiku. Ada rasa bersalah ketika aku harus menatap wajah senyumnya ketika melihatku. Aku tak sanggup melihatnya yang begitu percaya padaku.

Aku merasa jika aku tak pantas mendapatkan kepercayaan darinya. Namun aku juga tak bisa menampik perasaanku pada Pelangi. Sahabat yang aku temui di Rumah Sakit dulu itu selalu ada untukku. Selalu menemaniku di saat aku terjatuh. Dia selalu menjadi orang pertama yang bisa menyadari bagaimana perasaanku. Dia tahu cepat jika ada yang berubah dariku. Meski itu hanya perubahan kecil. Dia bahkan dengan ikhlas membantuku mendekati Rie jaman dulu. Dia menjadi jembatan anatar aku dan Rie. Dia gadis yang sangat baik. Sahabat terbaik yang pernah aku miliki di dunia ini.

Semua kebaikkan Pelangi membuatku terlena, aku terbuai semua curahan kasih sayang darinya. Membuatku kesulitan mengartikan jika itu adalah perasaan yang biasa saja. Aku tak bisa melupakan segala kasih sayangnya. Aku terjatuh dalam belai kasih sayangnya. Aku memiliki perasaan khusus padanya.

Lihat selengkapnya