Jam lima pagi Syafa sudah bangun seperti biasanya, hal biasa yang dia lakukan setiap pagi meski hari libur sekolah, setelah menunaikan sholat subuh berjamaah Syafa membantu ibunya menyiapkan sarapan pagi.
Pagi ini hari pertama Syafa menjadi siswa kelas tiga disalah satu SMA unggulan, Syafa dikenal dengan kepribadian ramah dan sederhana, meski hidupnya serba berkecukupan dia tetap tampil apa adanya, kecerdasannya menjadi nilai plus kecantikannya.
Jarak sekolah yang cukup jauh membuat syafa harus terbiasa berangkat pukul enam dengan menggunakan angkutan umum, sedikitpun dia tak memperlihatkan kemewahannya, namun semua orang sudah mengetahui keluarganya dari kalangan serba mewah.
Suasana angkot yang pengap, sempit dan bau sudah dia rasakan sejak menduduki bangku SMA, terkadang dia harus berdesakan desakan dengan penumpang lain, belum lagi jika sang supir angkot terlalu banyak berhenti untuk mencari penumpang, tiba tiba pengamen datang diantara desakan penumpang.
"Pagi sya..."
Sapa seseorang saat Syafa baru saja keluar dari angkot, Syafa mencari sumber suara yang tak lain Adnan pemilik suara tengah berdiri disampingnya tersenyum manis.
"ADNAN??"
"Alhamdulillah masih inget nama gue, Adnan tersenyum bangga."
"Ya masih lah."
"Lah tapi kenapa tadi diangkot lue nggak sapa gue?tanya Adnan membuat syafa kebingungan terlihat dari wajahnya."
"Iya tadi gue satu angkot sama lue, tegas Adnan mengingatkan."
"Sorry sorry aku nggak tahu ada kamu, Syafa memperlihatkan senyum manisnya."
"Ya elah mikirin apa sih sampe cowok secakep gini dicuekin."
"Sorry, beneran aku nggak tahu,terdengar tawa geli Syafa melihat tingkah Adnan yang kepedean, senyum yang mampu mencuri hati Adnan."
"Ya udah kita masuk yuk?ajak Syafa menarik lengan Adnan tak canggung."
Sepanjang koridor Adnan tak melepas kesempatan begitu saja, ini pertama kalinya bagi Adnan bisa leluasa berbicara dengan Syafa yang telah lama dia kagumi.
Sifat yang ramah selalu membuat orang disampingnya merasa nyaman, siapa sih yang tidak kagum dengan gadis secantik dan sepintar Syafa, pinter pula.
Beberapah siswa tengah berkerumunan didepan mading, pengumuman pembagian kelas tahun ajaran baru sudah dipasang, Adnan ikut berada diantara kerumunan siswa, keingintahuannya sama seperti mereka.
"Alangkah senang dan bahagianya Adnan saat mengetahui dirinya satu kelas dengan gadis pujaannya, bisa ditebak dari wajah yang berseri bahagia Adnan yang tak terkontrol."
"Seriusan kita satu kelas?adnan berbunga bunga menatap Syafa yang belum sempat membaca pengumuman pembagian kelas dipapan mading."
"Coba aku baca, Syafa penasaran membaca sendiri dengan teliti, karena dia tahu betul jika Adnan dikenal jahil dan usil."
"Beneran kita satu kelas?Adnan meyakinkan."
"Syafa balik badan, menatap Adnan dari atas sampai bawah."
"Kenapa??"
"Seriusan aku sekelas sama cowok tengil kaya kamu, ledek Syafa tersenyum jahil."
"Terima nasib saja, bisik Adnan merasa menang."