Aktivitas sekolah mulai berjalan seperti biasanya, tugas sekolah ikut bermunculan, exstra kulikulerpun mulai diberlakukan, hari hari baru diakhir tahun ajaran siap mengukir kenangan.
Hubungan pertemanan antara Adnan dan Syafa semakin menjuru, Adnan semakin gencar menggoda dan mendekati Syafa, sementara Syafa hanya bersikap biasa tak lebih.
Syafa mencari cari sosok Adnan yang belum juga terlihat batang hidungnya, biasanya Adnan sudah datang sebelum bel sekolah berbunyi.
Hingga pelajaran pertama usai Adnan belum juga muncul, tak ada kabar sama sekali, hatinya mulai bertanya tanya, perlahan tapi pasti Adnan mampu mencuri hatinya.
Tak ada yang bisa ditanya selain Irham, karena Irham satu satunya teman dekat Adnan yang Syafa tahu, tapi Irham pun tak ikut masuk kelas sejak pagi, menghilang bersama partnernya.
"Ki, Irham kemana? tanya Syafa memberanikan diri bertanya pada Rifki sang ketua kelas."
"Irham apa Adnan?"
"Dua duanya, jawab Syafa tenang agar tka dicurigai."
"Ada tuh dibelakang sekolah?"
"Ngapain?"
"Tuh anaknya, Rifki mengisyaratkan matanya kearah dua orang yang baru masuk kelas berlarian seperti sedang dikejar kejar sesuatu."
"Bidadari lue nyariin tuh?ceplos Rifki bikin Syafa tengsin, Adnan justru sumringah mendengarnya."
"Kenapa sayang, nyariin aku ya? genit Adnan mendapat cibiran Irham dan Rifki.'
"Sayang sayang pala lue peang, Irham tertawa meledek."
"Cie udah resmi pacaran ya, panggilannya sayang, Rifki ikut menggoda.'
"Mulai hari ini kamu resmi jadi sayangnya aku, disaksikan Irham dan Rifki serta penghuni kelas ini, ucap Adnan pede mendekati Syafa yang syok dan geli dengan ucapan konyol Adnan."