Blue Skye

Dinda Destiani
Chapter #8

Chapter 8

Setelah proyek film selesai, Vanessa dan pria itu justru jarang bertemu. Keduanya memiliki kesibukan masing-masing dalam dunia hiburan yang semakin padat. Aktivitas promosi, syuting, dan jadwal pekerjaan yang berbeda membuat mereka sulit untuk saling bertemu dan berkomunikasi seperti sebelumnya.


Kehidupan mereka yang begitu sibuk membuat hubungan mereka berdua terasa agak tertekan. Hal itu membuat mereka mengabaikan satu sama lain.


Saat itu, Vanessa sedang sarapan di rumahnya yang terasa sepi karena ia hanya tinggal sendirian dan hanya ada satu pembantu yang membantunya. Bersamaan dengan sarapan, ia memegang ponselnya yang terus bergetar, menandakan adanya beberapa notifikasi dari media sosial.


Tangannya menggeser jari-jarinya membuka beberapa aplikasi, melihat beberapa postingan dan komentar dari pengikutnya. Namun, ada satu notifikasi yang menarik perhatiannya, yaitu pesan dari kekasihnya.


"Nes, gue mau ngomong sama lo. Angkat telepon gue ya."


Vanessa merasa hatinya berdegup kencang saat membaca pesan tersebut. Ia segera mengambil teleponnya dan menekan tombol untuk menghubungi kekasihnya.


Namun, apa yang didengar Vanessa dari pria itu membuatnya terkejut dan tak percaya. Pria itu memberitahu bahwa ia memutuskan hubungan mereka yang terbilang baru sebentar. Alasannya adalah karena kesibukan masing-masing yang membuat mereka tidak bisa memberikan perhatian yang cukup satu sama lain.


Telinga Vanessa terasa panas dan perasaan campur aduk meliputi hatinya. Ia merasa kecewa dan sedih, namun juga mengerti bahwa situasi ini memang sulit bagi keduanya. Hubungan mereka yang terjalani hanya sebentar membuatnya merasa ada sesuatu yang belum selesai.


Mereka berdua berbicara dengan hati terbuka, mencoba untuk memahami perasaan masing-masing. Vanessa mencoba untuk menahan tangisnya, tapi air mata tak terbendung mengalir begitu saja.


"Maaf, Nes. Gue tahu ini sulit, tapi gue ngerasa kita memang harus memberi ruang satu sama lain sekarang. Siapa tahu di masa depan, kita bisa kembali bersatu," ucap pria itu dengan suara lembut.


Meskipun Vanessa merasa berat hati, ia mengerti keputusan pria itu dan berusaha untuk menerima kenyataan. Mereka berdua memutuskan untuk berpisah dengan rasa saling menghargai dan mengingat kenangan indah yang pernah mereka jalani bersama.


Kini, Vanessa harus menghadapi kenyataan bahwa hubungan mereka berdua telah berakhir. Ia merasa sedih dan kesepian, tapi juga percaya bahwa ada rencana yang lebih baik di masa depan. Ia berusaha untuk tetap kuat dan fokus pada karirnya, berharap suatu hari nanti takdir akan membawa mereka bersatu kembali jika memang itu yang terbaik.


Dalam keheningan ruangan yang sepi, Vanessa merenungkan segala kenangan dan momen yang pernah mereka jalani bersama. Ia berjanji untuk terus mengenang hubungan mereka yang singkat, namun berarti. Sembari menghadapi masa depan dengan kepala tegak dan hati terbuka, ia menantikan apa yang akan datang.


Setelah putusnya hubungan mereka, Vanessa merasa lega karena hubungan mereka sebelumnya hanya diketahui oleh orang-orang terdekat mereka. Tidak ada pemberitaan dari awak media mengenai hubungan mereka yang lebih dari sekadar rekan kerja di lokasi syuting.


Sejak awal mereka menjalin hubungan, Vanessa dan pria itu memang telah bersepakat untuk menjaga privasi mereka. Mereka menyadari betapa sulitnya hidup dalam sorotan media dan ingin menjalani hubungan mereka dengan tenang dan tanpa gangguan.


Putusnya hubungan mereka terjadi dengan cukup baik, mereka berdua mengambil keputusan tersebut dengan bijak dan berbicara dengan dewasa. Meskipun ada perasaan kecewa dan sedih, mereka menyadari bahwa mungkin inilah yang terbaik bagi keduanya saat ini.


Vanessa merasa sedikit lebih tenang karena tidak ada berita atau gosip yang bermunculan setelah putus. Hal ini membuatnya bisa lebih fokus dan tenang dalam menjalani hari-harinya. Ia pun lebih mudah untuk melupakan pria itu dan mengalihkan perhatiannya kembali pada karir dan kesibukannya.


Tak ada lagi paparazzi yang mengintai atau rumor yang menyebar, sehingga Vanessa bisa lebih bebas dan lebih rileks. Ia bisa meluapkan perasaannya dengan tenang dan mendapatkan dukungan dari teman-teman terdekatnya.


Meskipun hubungan mereka berakhir, Vanessa merasa bersyukur atas semua kenangan indah yang pernah mereka jalani bersama. Ia berusaha untuk melihat sisi positif dari segala hal dan percaya bahwa masa depannya masih cerah.


Ia memutuskan untuk fokus pada dirinya sendiri, mengembangkan bakat dan kemampuannya di dunia hiburan. Ia tahu bahwa ada banyak hal menarik yang menanti di depan, dan ia siap menghadapinya dengan kepala tegak dan hati terbuka.

Lihat selengkapnya