Blue Skye

Dinda Destiani
Chapter #9

Chapter 9

Jakarta, 2014.


Setelah beberapa saat dari dari berita-berita yang sudah mereda, Kini muncul kembali berita vanessa tengah dekat dengan seorang pria.


Berita tentang Vanessa yang tengah dekat dengan pria duda yang merupakan seorang cucu presiden pertama Republik Indonesia kembali menghebohkan publik. Artikel dan foto-foto kemesraan mereka berdua tersebar luas di jejaring sosial dan menjadi perbincangan hangat di berbagai media


Dalam momen yang sama, Vanessa duduk santai di ruang tamu sambil menonton berita gosip yang sedang mengulas tentang dirinya sendiri. Meskipun terkadang berita-berita semacam ini bisa menjadi mengganggu atau membuatnya risau, namun Vanessa tampak tenang dan santai menghadapinya.


Bersama secangkir kopi, ia menikmati perbincangan di televisi tentang dirinya dan sang pria. Ia terlihat tidak terlalu terpengaruh oleh apa yang disampaikan oleh media. Mungkin, Vanessa sudah belajar untuk menerima dan menghadapi berbagai spekulasi dan gossip yang kerap mengelilingi kehidupan seorang selebriti.


Di balik tampilan santainya, mungkin Vanessa juga merenungkan betapa rumitnya kehidupan seorang selebriti. Setiap gerak-geriknya akan selalu diawasi dan diperbincangkan oleh publik. Sebagai selebriti, ia harus belajar untuk menjaga batas antara kehidupan pribadi dan publik. Namun, di tengah gosip-gosip dan sorotan media, ia tetap memilih untuk menunjukkan wajah tenang dan percaya diri.


Vanessa mematikan televisi dengan mantap dan segera mengambil kunci mobilnya. Ada seseorang yang ingin dia temui saat ini, dan dia merasa antusias untuk bertemu dengan orang tersebut. Dengan langkah cepat, Vanessa berjalan menuju mobilnya dan membuka pintunya.


Dalam perjalanan menuju tempat yang dituju, Vanessa memutar beberapa lagu favoritnya. Bunyi musik mengisi ruang mobil, dan Vanessa dengan semangat ikut bernyanyi mengiringi alunan lagu yang ia kenal begitu baik. Ia menikmati momen ini, merasa bahagia karena ia merasa musik dapat membawa kedamaian di tengah keriuhan dunia selebriti yang penuh sorotan.


Mengemudi dengan penuh semangat, Vanessa melihat jalan raya yang ramai. Lampu-lampu kota menyala, menciptakan suasana yang begitu hidup. Di dalam mobilnya, suasana begitu nyaman dengan udara dingin dari pendingin udara mobil. Beberapa lalu lintas tak menghalangi langkahnya, karena ia sudah terbiasa menghadapinya.


Terkadang, mobilnya harus berhenti sejenak akibat macet di jalan. Tapi Vanessa tak keberatan, ia tetap tenang dan sabar menunggu hingga jalan kembali lancar. Sembari menunggu, ia terus menikmati musik yang mengalun di dalam mobilnya.


Setelah melewati perjalanan yang tidak begitu jauh, Vanessa akhirnya tiba di tujuan. Ia turun dari mobil dengan penuh semangat dan senyuman di wajahnya. Ingin memberikan kesan terbaik, ia merapikan penampilannya sejenak sebelum memasuki tempat tersebut.


Saat ini, ada seseorang yang sangat istimewa yang menunggu kedatangannya, dan Vanessa tak sabar untuk bertemu dengannya. Ia berharap momen ini akan menjadi kenangan yang indah dan berarti baginya.


Dengan langkah mantap, Vanessa berjalan menuju pintu tempat tujuannya. Hati dan pikirannya penuh harapan, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Ia ingin menjalani setiap momen dengan penuh sukacita dan kebahagiaan. Karena pada akhirnya, hidup adalah tentang bagaimana kita menghargai setiap momen yang kita miliki.


Saat masuk ke dalam club, ia langsung melihat seorang Disk Jockey (DJ) profesional yang tengah berada di panggung menghibur para penonton dengan musiknya. Wajahnya berbinar-binar ketika melihat Vanessa datang.


"Hey, akhirnya lo datang juga!" sapa Didi dengan tawa gembira.


"Sorry, Di, tadi macet di jalan." jawab Vanessa dengan senyuman.


"Its okay. Gak masalah" jawab pria itu dengan senyuman hangat.


Ternyata Vanessa menemui pria yang menjadi perbincangan hangat di antara publik dan media belakangan ini.


Didi Mahardika, begitulah nama pria itu, seringkali disebut sebagai cucu dari mantan presiden pertama Indonesia.


Didi adalah seorang pria yang berprofesi Disk Jockey (DJ) profesional. Kehadirannya di dunia musik dan hiburan membuatnya dikenal di kalangan selebriti dan media. Tak jarang namanya disorot oleh berbagai acara televisi dan media sosial.


Akhirnya, Mereka berdua pun menghabiskan waktu bersama di club itu, menari dan menikmati musik bersama-sama. Keduanya serasa tengah berada dalam dunia yang berbeda, di mana kebahagiaan dan kebebasan menyatu dalam setiap langkah mereka.


Di tengah sorotan lampu-lampu yang berwarna-warni dan dentuman musik yang menggetarkan, Vanessa dan Didi seperti tenggelam dalam momen kebersamaan yang tak terlupakan.


Tak peduli dengan perhatian orang-orang di sekitar, mereka menikmati kebersamaan mereka dengan bebas. Mereka tertawa, berbicara, dan menari bersama seolah tak ada masalah atau perhatian dari luar.


Didi kemudian mendekati Vanessa sedikit lebih dekat dan bertanya lagi, "Ness, besok ada waktu gak?"


Vanessa akhirnya menghentikan gerakan tubuhnya untuk menari dan menganggukkan kepalanya, "Oh, ada, besok gue free."


Didi tersenyum, "Bagus! Besok gue mau ajak lo makan siang.."


Vanessa mengangguk dengan senyum bahagia, "Serius? Ayo, besok gue ada waktu"


Malam itu di klub, mereka berdua terus menikmati suasana, menari, dan tertawa bersama. Rasa bahagia mengisi hati Vanessa karena tahu ia akan memiliki momen indah dengan Didi besok.


Dalam momen itu, Vanessa merasa seperti menemukan dirinya yang sebenarnya. Ia merasa terhubung dengan Didi, seorang pria yang mampu membawa kebahagiaan dalam hidupnya.


Vanessa dan Didi memang telah sering bertemu sebelumnya, terutama di klub tempat Didi bekerja sebagai seorang DJ profesional. Vanessa dan teman-temannya sering mengunjungi klub tersebut untuk bersenang-senang dan menikmati musik yang dimainkan oleh Didi.


Pertemuan-pertemuan tersebut awalnya hanya sebatas di klub karena memang itulah tempat kerja Didi. Namun, dari pertemuan demi pertemuan, Vanessa dan Didi semakin merasa tertarik satu sama lain. Mereka saling berbincang, tertawa, dan merasa nyaman dalam kebersamaan tersebut.


Sejak pertemuan itu, Vanessa dan Didi semakin sering berkomunikasi dan bertemu. Mereka berdua menemukan banyak kesamaan dalam minat dan hobi mereka. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama, berbicara tentang musik, film, dan berbagai hal menarik lainnya.


Vanessa merasa nyaman dengan kehadiran Didi dalam hidupnya. Kehangatan dan dukungan dari Didi membantu Vanessa untuk merasa lebih bahagia dan bersemangat dalam menjalani setiap hari.


Tidak peduli dengan sorotan media atau perhatian dari publik, Vanessa dan Didi lebih memilih untuk menikmati setiap momen indah yang mereka alami bersama. Mereka saling mendukung dalam karir dan aspirasi masing-masing, tanpa terpengaruh oleh gosip-gosip yang beredar di luar sana.


Waktu semakin larut, Vanessa tengah berada di klub bersama teman-temannya. Ia telah minum terlalu banyak hingga membuatnya sedikit sempoyongan. Salah satu temannya prihatin melihat kondisi Vanessa dan menegurnya, "Woy Ness, lo udah banyak minum, udah cukup, bahaya."


Namun, Vanessa yang tengah asyik menikmati suasana klub dengan iringan musik yang menggema, tak terlalu peduli dengan ucapan temannya. Ia tersenyum dan menjawab dengan riang, "Bentar lagi lah, seru nih!"


Teman-teman lainnya pun berusaha untuk mengajak Vanessa keluar dari lantai dansa dan memberinya minuman bersoda untuk mengurangi efek alkohol. Namun, Vanessa masih terlalu bersemangat dan terus menari tanpa peduli dengan nasihat mereka.


Beberapa saat kemudian, Vanessa akhirnya merasa kantuk yang sangat mendalam dan merasa seakan-akan dunia berputar. Ia menaruh dagunya di bahu seorang teman yang membantunya berjalan keluar dari keramaian.


"Vanessa, gue antar lo pulang ya. Udah cukup serunya malam ini," ucap temannya dengan penuh perhatian.


Vanessa hanya menganggukkan kepalanya, masih dalam keadaan yang mabuk. Ia merasa bersyukur memiliki teman yang peduli dengannya dan menjaga keselamatannya.


"Mana kunci mobil lo?" tanya salah satu temannya sambil mengulurkan tangannya untuk menerima kunci mobil Vanessa.


Vanessa mencoba mencari kunci mobil di dalam tasnya, tapi karena efek mabuk membuatnya kesulitan. Temannya akhirnya membantu mencarinya dan berhasil menemukan kunci mobil di dalam saku jaket Vanessa.


Setelah meyakinkan bahwa Vanessa benar-benar aman dan siap pulang, temannya membantunya masuk ke dalam mobil. Dia sengaja menempatkan Vanessa di kursi penumpang belakang, agar lebih nyaman dan aman dalam perjalanan pulang.


Mereka berjalan keluar dari klub dengan hati-hati, teman-teman Vanessa membawanya ke mobil dan dengan penuh perhatian mengantarnya pulang ke rumah.


Selama perjalanan pulang, Vanessa mencoba untuk kembali sadar dan merasa bersalah atas insiden malam itu. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih bijak dalam mengonsumsi minuman dan tidak mengabaikan keselamatan diri.


temannya mengantarnya sampai di depan rumahnya dengan selamat. Dia membantu Vanessa keluar dari mobil dan memastikan ia sudah berada di dalam rumah dengan aman.


Saat tiba di rumah, Vanessa dengan kesulitan membuka pintu dan akhirnya duduk di sofa dengan wajah yang masih memucat. Ia merenung sejenak dan merasa bersalah karena sudah meminum terlalu banyak.


"Gue balik dulu ya Ness, ni kunci mobil lo. Gue bisa balik pake taxi," ucap temannya sambil memberikan kunci mobil kepada Vanessa.


Vanessa merasa sedikit terkejut namun bersyukur karena temannya mau membantunya. Meskipun masih merasa mabuk, dia mengerti bahwa memang lebih baik tidak mengemudi dalam keadaan seperti ini.


"Makasih, lo beneran gak apa-apa balik sendiri?" tanya Vanessa, ingin memastikan bahwa temannya akan baik-baik saja.

Lihat selengkapnya