Beberapa minggu berlalu, Vanessa dan Didi kini telah menjalani kehidupan masing-masing. Meskipun perpisahan mereka terasa sulit, keduanya berusaha untuk tumbuh dan belajar dari pengalaman tersebut.
Vanessa merasa frustasi karena rencananya untuk menikah gagal. Ia tidak menyangka bahwa orang yang tampaknya baik untuk dinikahinya ternyata sama seperti pria-pria sebelumnya yang mengecewakannya. Kekecewaan dan rasa tidak percaya diri begitu menghantuinya.
Dalam upaya untuk menyembuhkan hatinya dan mencari kedamaian batin, Vanessa memutuskan untuk pergi ke Bali. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menghabiskan waktu berlibur dan menenangkan pikirannya di pulau yang indah itu.
Pagi itu, dengan hati yang masih penuh keraguan, Vanessa bergegas menuju bandara. Tasnya sudah dipersiapkan sejak beberapa hari sebelumnya. Ia berharap bahwa perjalanan ini akan memberinya kesempatan untuk merenung, menghadapi dirinya sendiri, dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantuinya.
Vanessa tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, dengan perasaan campur aduk. Meskipun masih merasa terbebani dengan perasaan kekecewaan setelah perpisahan dengan Didi, dia berharap liburan di pulau eksotis ini dapat memberikan ketenangan dan kesegaran pikiran.
Setibanya di Bali, suasana tropis yang hangat menyambutnya. Vanessa merasa sedikit lebih ringan saat menghirup udara segar dan melihat pemandangan alam yang indah. Ia tahu bahwa dia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri, jauh dari kehidupan sehari-harinya yang penuh dengan tekanan dan perasaan tidak nyaman.
Dengan langkah mantap, Vanessa langsung saja menuju vila yang sudah ia siapkan. Vila itu terletak di tengah-tengah kebun tropis yang rimbun, tempat yang sempurna untuk menenangkan pikirannya dan mencari ketenangan.
Sesampainya di vila, Vanessa merasa seperti dunia di sekitarnya melambat. Suara angin berdesir lembut di antara pepohonan, dan gemericik air dari kolam renang vila itu menambah kesan damai di hatinya. Ia merasa beruntung memiliki kesempatan untuk berada di tempat yang begitu indah dan menenangkan.
"Udaranya sejuk, setidaknya otak gue lebih fresh di sini," ucapnya sambil meletakkan kopernya.
Dengan perasaan lega, Vanessa membiarkan dirinya menikmati setiap momen kedamaian di vila tersebut. Ia merasa terbebas dari segala beban dan kekhawatiran yang ia rasakan sebelumnya. Suasana alam yang indah dan harmoni memberinya ketenangan batin yang begitu ia butuhkan.
Tak disadarinya, teman-temannya datang ke vila itu. Sebelumnya, Vanessa sudah memberitahu teman-temannya bahwa ia sudah tiba di Bali. Mereka datang dengan senyuman dan kegembiraan, senang bisa menghabiskan waktu bersama di tempat yang begitu eksotis.
"Woi Ness, ngelamun aja lo," suara salah seorang temannya memecahkan keheningan suasana.
Vanessa langsung membalikan badannya, tersenyum melihat kehadiran teman-temannya. "Eh, kalian, udah daritadi ya," tanya Vanessa kepada teman-temannya.
"Udah dari kemarin," ucap salah satu temannya sambil tertawa.
"Eh, lo tumben banget nih datang ke Bali, emangnya lo ga syuting?" tanya teman-temannya penasaran.
"Lusa gue balik, gue cuma 2 hari di sini. Gue cuma mau menenangkan pikiran gue," ucap Vanessa dengan senyum.
"Eh, buset, cepet amat anjing," ucap temannya bercanda.
"Udah lama nih ga liburan bareng, gimana kalo nanti malam kita party," usul temannya dengan semangat.
Vanessa merasa senang mendengar usulan itu. "Seru tuh, kita party bareng! Kita bikin kenangan yang seru di sini," jawab Vanessa penuh antusias.
Vanessa merasa senang mendengar usulan itu. "Seru juga tuh, nanti malam kita ke klub, biasanya boleh juga," jawab Vanessa penuh antusias.
"Nah, ini baru Vanessa yang gue kenal," ucap temannya sambil mengangguk setuju.
Malamnya, Vanessa dan teman-temannya bersiap-siap untuk pergi ke klub. Mereka bersemangat menghabiskan malam bersama dengan musik, tarian, dan riang gembira. Vanessa merasa senang bisa melepaskan diri sejenak dari segala beban dan menikmati malam dengan penuh kegembiraan.
Setibanya di klub, suasana yang berenergi tinggi menyambut mereka. Musik berdentum keras, lampu-lampu berwarna-warni menyala, dan suasana penuh semangat membuat mereka merasa terhanyut dalam euforia malam itu. Vanessa dan teman-temannya berdansa dengan riang, melepaskan semangat dan kebahagiaan yang ada dalam diri mereka.